2.9 Pura-pura Lupa (Revisi)

146 20 2
                                    

Seminggu berlalu tanpa kabar dari mondy, rasanya seperti kehilangan warna. Kehilangan Mondy bukan hanya kehilangan rasa, kepergian mondy juga meninggalkan luka dan kekosongan di hati Raya. Hidupnya kembali seperti semula sebelum kehadiran mondy, tidak ada lagi senyum sipu atau rasa berdebar dengan sejuta warna indah setiap harinya. Kini hanya ada dirinya sendiri, dengan dunia kelabu yang tersisa.

Kriett.. (Suara pintu terbuka)

"Ray.. Kakak udah siapin kamu sarapan, abis itu kita pergi jalan-jalan. Karena hari ini kakak ga ada jadwal, jadi kita bakal meet time berdua" Riko berbicara semangat, dalam hidupnya apapun yang terjadi dia akan selalu berusaha membahagiakan Raya.

Raya menatap kakaknya yang berbicara di depan pintu putih kamarnya, setidaknya dia memiliki Riko yang selalu ada untuknya. Dia tidak sendiri, dan dia harus bisa menjalani semuanya walau tanpa Mondy.
"Apa kali ini sungguh-sungguh, aku gamau kalo kak Riko cuma janji palsu kaya kemarin loh. "

"Yashh.. Kali ini beneran kok, kakak udah ga ada jadwal dan ga ada yang bisa menunda meet time kita berdua. "

Raya tersenyum dan sedikit terkekeh "Oke.. "

"Yaudah Kak Riko keluar sana. Aku mau mandi dulu baru nanti aku turun sarapan"

Baru saja berbalik untuk keluar Riko kembali berbicara "Ohh iya kakak hampir aja lupa, nanti kamu harus bantuin kakak milih hadiah. Soalnya nanti malam kita berdua akan makan malam diluar, kak Riko juga bakal kenalin kamu sama seseorang"

Kening raya sedikit berkerut heran "Heh.. kok mendadak banget, emang kita mau ketemu sama siapa?"

"Itu rahasia, kamu juga bakal tau nanti. Udah sana mandi, udah bau iler tuh."

"Ihhh kak Riko nyebelin" Riko berlalu pergi dari kamar raya seraya tertawa, ketika berhasil menjahili adiknya.

Setelah sarapan raya kembali ke kamar untuk sedikit merias wajahnya agar tampak lebih segar, saat bercermin dirinya melihat lingkaran hitam dibawah matanya. Semua ini akibat Raya yang sering menangis, dan jadwal tidurnya menjadi kacau sejak kejadian tersebut. Raya buru-buru tersadar, dan menyelesaikan riasan nya dia juga memakai anting sebagai pelengkap dari tampilannya kali ini. Raya melihat pantulan dirinya sekali lagi, memastikan semuanya sudah sesuai.

"RAYA.. kalo kamu ga keluar juga kakak rasa meet time kita bakal gagal lagi"

"IYA KAK RIKO, TUNGGU" Dengan cepat raya menyambar tas nya, dan dengan langkah tergesa keluar dari kamar.

"Kamu lama banget sih Ray, Kak Riko sampe lumutan tau ga nungguin kamu."

"Ishh Kak Riko lebay banget sih, gimana kakak mau dapet pacar tau kalo nungguin cewek dandan aja Kak Riko ngeluh mulu. "

"Enak aja kamu.. Tapi, tunggu deh" Riko memperhatikan Raya dari atas sampai kebawah, dia tampak terkesiap dengan adiknya

"Kamu cantik banget hari ini, wah kayanya kakak harus kerja extra jagain kamu dari mata cowok jelalatan diluar sana"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu cantik banget hari ini, wah kayanya kakak harus kerja extra jagain kamu dari mata cowok jelalatan diluar sana"

Raya tampak salah tingkah mendengar pujian kakanya "Apa sih.. Udah ayo jalan, katanya buru-buru"

Mereka berdua telah sampai di sebuah Mall besar di daerah Jakarta.
Riko turun lebih dulu dan berlari kecil ke pintu penumpang "Silahkan turun Tuan Putri"

"Hahaha.. Terimakasih pengawal"

"Jahat banget ganteng begini cuma dianggap pengawal, padahal paling cocok kan jadi pangeran tampan yang berwibawa"

"Pede banget sih" Raya tertawa mendengar perkataan kakaknya.

"Jadi kita mau ngapain dulu nih? Makan, nonton bioskop atau belanja"

Raya berpikir sejenak"Hemm kalo makan kayanya nanti aja karena aku masih kenyang, gimana kalo kita nonton dulu. Abis itu belanja, sekalian kata kak Riko kan mau minta tolong aku pilihin hadiah"

"Bener juga, baiklah mari jalan" Riko segera menggenggam tangan Raya, dan berjalan menuju gedung bioskop.

Raya memberi tau Riko film yang dirinya inginkan, setelahnya Riko pergi untuk memebeli tiket bioskop dan camilan untuk mereka berdua.

Setelah beberapa waktu mereka keluar dari bioskop
"Ternyata filmnya bagus juga" Riko sebenarnya kurang tertarik saat melihat banner film yang dipilih Raya, tapi dia tetap mengikuti permintaan adiknya tersebut.

"Iya lah.. Kan udah aku bilang"

"Iya iya.. Yaudah jadi kita kemana lagi? "
Tanya Riko.

"Kita belanja. " Raya segera melesat masuk ke toko pakaian wanita

"Ohh iya kak. Hadiah yang kak Riko suruh aku pilih itu untuk perempuan atau laki-laki? Anak-anak atau dewasa? Hadiahnya formal atau engga?"

"Buseh banyak banget pertanyaan nya bu" Ledek Riko tertawa mendengar raya berbicara seperti ibu-ibu.

"Ishh serius tau, ngeledek aja deh" Ucap Raya kesal

"Iya baper banget deh adik ku ini. Hadiahnya untuk perempuan dewasa, dan sepertinya ga perlu yang formal" Jelas Riko pada adik nya

Dengan cepat Raya menatap Riko penuh selidik "Buat siapa nih, kok mencurigakan. Jangan-jangan ini buat pacar kak Riko ya"

"Bawel deh nanya mulu, udha pilihin aja"

"Tapi upahnya aku bebas pilih barang apapun dan sebanyak yang aku mau ya, semuanya kak Riko yang bayar"

"Bangkrut dah abis ini" Jawab Riko Pasrah

"HAHAHA" Tawa Raya

Raya sibuk memilih pakaian dihadapannya, dan menyesuaikan pakaian tersebut dengan tubuhnya. Sedangkan Riko menunggu diluar toko, dia bilang kakinya sudah hampir patah mengikuti Raya yang terus saja berjalan bolak balik.

Mata Raya melihat pakaian cantik dengan warna soft yang dia cari, dan saat dia mengambilnya..

"Ehh.. " Sebuah tangan lain memegang pakaian tersebut dari sisi lainnya. Membuat Raya tidak bisa mengambil nya

"Ahh maaf apakah kamu ingin baju ini, jika begitu ini buat kamu aja saya akan mencari yang lain" Wanita tersebut berkata lembut dia menatap raya ramah

"Tidak usah, jika kamu ingin membeli baju ini tidak apa-apa" Jawab Raya

Wanita tersebut kembali tersenyum "Aku masih ingin melihat yang lain, aku juga tidak begitu menginginkan baju itu jadi kamu boleh memilikinya. Nama aku Tari"

"Aku Raya" Balas Raya.

"Bee apa kamu sudah selesai" Suara pria terdengar

"Belum.. Tapi aku ingin mencari ke toko lain" Jawab wanita yang beberapa menit lalu berbicara dengan Raya.

"Baiklah, jangan sampai lelah. "
Wanita tersebut mengangguk tersenyum simpul kepada pria dihadapannya.

Sementara Raya, berada dibalik pakaian dirinya hanya bisa mendengar suara tersebut tapi tidak bisa melihat wajahnya. Tapi dirinya menyadari satu hal, dia merasa tidak asing dengan suara tersebut

"Ahh ya aku bertemu wanita tadi, aku akan memperkenalkan nya padamu. Kemarilah.. "

Seketika mata Raya membulat sempurna
"Raya perkenalkan ini pacar aku. MONDY. "









NAH LOH..
UDAH AH SEGITU AJA, AUTOR NIATNYA PENGEN AKHIRI CERITA INI. SOALNYA AUTOR JUGA LAGI NULIS CERITA BARU.
SAMPAI JUMPA PEMBACA SEMUA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KOMEN KALO MASIH ADA YANG BACA.






The Power of Love (Hiatus)Where stories live. Discover now