0.8 Alasan lain (Revisi)

1.7K 124 3
                                    

   

   Mondy berjalan meninggalkan ruang kelas, dan Raya hanya mengikuti Mondy dibelakang seperti anak ayam

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


   Mondy berjalan meninggalkan ruang kelas, dan Raya hanya mengikuti Mondy dibelakang seperti anak ayam.

Tiba-tiba Mondy menghentikan langkahnya membuat Raya ikut berhenti. "Jalan disamping aku Ray"

"Hah?" Raya merasa bingung dengan perkataan Mondy.

Tidak menjawab Mondy malah menggandeng tangan Raya dan, kemudian melanjutkan langkah mereka beriringan.

Awalnya Raya terkejut dengan tindakan Mondy, apalagi melihat situasi mereka yang masih berada dikawasan sekolah. Tapi Mondy tetap menggandeng Raya hingga parkiran sekolah.

Setelah berada tepat di samping motornya Mondy membuka jaket miliknya, ia melilitkan jaket itu secara terbalik pada pinggang Raya karena sekarang Raya memakai rok sekolah.

Kembali Raya merasa dibuat terkejut dengan segala tingkah Mondy. Tapi dia hanya diam, bingung bersikap seperti apa dan lagi ini juga pertama kalinya dia pulang bersama naik motor dengan laki-laki.

"Naik?!" Perintah Mondy.

Raya pun segera naik ke motor Mondy tanpa membantah.
"Pegangan"

"I- iyaa" Raya memegang bahu Mondy

"Udah" Karena ini kali pertamanya Raya tidak banyak tau bagaimana cara berpegangan yang seharusnya jika berboncengan seperti ini.

Merasa Raya hanya memegang bahunya, Mondy memasang wajah datar dibalik helmnya
"Aku bukan tukang ojek. Kamu itu pacar aku jadi pegangan dipinggang" kata Mondy sambil menarik tangan Raya agar memeluk pinggangnya.

Merasa puas mondy pun langsung melajukan motornya, selama perjalanan tidak ada yang membuka suara hanya terdengar suara deru mesin kendaraan dijalan.

"Dimana?" Suara Mondy memecah keheningan.

Raya mengerutkan dahi tidak mengerti
"Dimana apanya?"

"Rumah kamu" Mendengar itu Raya baru mengerti.

"Komplek permata hijau, blok B nomor 4" Jelas Raya lengkap.

Mondy mengangguk menanggapi.
"Bagus. Gak susah buat aku antar jemput"

"Kenapa gitu?" Tanya Raya heran

"Karena aku juga tinggal disana" Raya mengedipkan matanya tidak percaya, dunia sesempit ini sampai dia juga ternyata satu komplek dengan Mondy.

"Dasar pria aneh, lagian sebenarnya siapa juga sih yang minta diantar jemput sama dia. Kalo aja bukan karena tampangnya yang galak dan insiden kecelakaan itu, aku mana mau lakuin ini" batin Raya.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Sampai akhirnya motor Mondy sampai dirumah Raya yang memang hanya berjarak beberapa blok dari rumah Mondy.

Raya turun dari motor mondy, dia juga memberikan kembali jaket milik Mondy. "Makasih"

"Ya. jangan lupa dengan apa yang aku bilang disekolah. Besok jam 6 tunggu disini aku tidak suka menunggu, mengerti kan sayang." Setelah melihat Raya mengangguk Mondy kembali melajukan motornya tanpa memperdulikan ekspresi raya yang menahan kesal terhadapnya.

"Assalammualaikum" Setelah memberi salam Raya langsung masuk ke kamarnya, karena jika jam segini Riko masih berada dikantor.

Sampai dikamar Raya menjatuhkan tas nya dan langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur. Sungguh hari yang melelahkan.
"Dasar Mondy nyebelin.. kenapa aku bisa ke jebak sama permainan Mondy gini sih" Gerutu raya pada dirinya sendiri, karena kesal raya juga sampai memukul boneka nya membayangkan itu adalah Mondy.

Mondy juga sudah sampai dirumahnya. Ia pun langsung memasukkan motornya ke dalam garasi rumah.

"Assalammualaikum" Ucap Mondy saat masuk kedalam rumah.

Mondy menyalimi tangan mama nya "Waalaikumsalam sayang, kamu udah pulang" Jawab Fera mamah Mondy.

"Iya mah. Mondy langsung ke kamar yah" Baru hendak pergi masuk ke kamarnya.

"Sebentar sayang, besok mamah pengen kamu ketemu sama anak teman mama.  Dia itu gadis yang cantik loh, baik juga namanya Alena" Ucap mama Mondy sambil tersenyum, berharap kali ini mondy tidak menolak keinginannya.

"Sampai kapan mama mau jodohin aku begini? Padahal aku juga udah pernah bilang kalo aku ga suka ma. Mulai sekarang Mondy harap mama jangan berusaha menjodohkan Mondy dengan siapa pun, aku udah punya pacar pilihanku sendiri." Jawab Mondy.

Tampak terkejut Fera pun mendekati anaknya itu.
"Kamu serius, kenapa kamu ga pernah bilang sama mama kalo kamu udah punya pacar?" tanya mamah Mondy, tidak bisa dipungkiri Fera senang karena akhirnya mondy bisa memiliki pacar. Selama ini dia takut Mondy tidak punya ketertarikan dengan perempuan.

Sifat Mondy yang terkesan dingin dan datar juga menutup diri  terhadap perempuan membuat dia tidak pernah memiliki pacar. Sebagai orang tua Fera khawatir anaknya susah bertemu dengan jodohnya jika terus seperti itu.

"Kalo gitu besok kamu harus kenalin pacar kamu ke mamah, langsung bawa dia ke rumah mama bakal bikinin masakan yang enak buat calon menantu mama itu"

"Iya, besok Mondy ajak dia kesini. Dia juga tinggal dikomplek ini" Fera memekik senang, sambil memeluk Mondy.

"Wah beneran dia tinggal disini, bagus dong jadi bisa sering-sering main."

"Iya mama. Sekarang  boleh Mondy pergi ke kamar, aku mau istirahat" Kata Mondy, dia sebenarnya tidak ingin mamahnya  lebih banyak bertanya tentang pacarnya itu. Akan sulit menjawab mamahnya, apalagi dia tidak benar-benar berpacaran.

Mondy mendudukkan diri diatas kasurnya.
"Lelah. Kenapa akhirnya gue milih si gadis aneh ceroboh itu untuk jadi pacar disaat gue mampu untuk punya pacar dengan sukarela tanpa  perjanjian." Mondy sendiri juga bingung.

Maaf yah klo ceritanya gaje tolong komen dong tentang cerita ku😊😊













~~~'
CERITA DIREVISI ULANG ⛔

The Power of Love (Hiatus)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum