3.3 Cukup untuk semuanya (Revisi)

175 19 2
                                    

"Tanpamu aku pasti akan merasa sepi, dan akhirnya kuberanikan diri untuk melepasmu pergi. Bisa atau tidak tanpamu, itu urusan nanti. " 🌧

"Ayo pak jalan" Kata Raya.

Seketika air mata Raya sudah tidak tertahankan, dia menangis dalam diam di dalam mobil memegang dadanya yang terasa nyeri. Mondy telah mengoyak hatinya terlalu dalam, meninggalkan luka basah yang menyakitkan.

Supir tersebut nampak kasihan saat melihat dari kaca depan mobil gadis penumpang nya menangis, walaupun tanpa suara tangisnya terlihat sangat memilukan.
Tanpa diminta supir tersebut menyalakan radio yang ada di mobil, dia berharap jika raya ingin mengeluarkan isak tangisnya lagu tersebut dapat meredam kan suaranya. Mungkin itu akan sedikit melegakan hatinya.

"Bodoh." Rutuk Raya.

"Kamu baru saja berjanji untuk tidak memikirkan nya lagi. Tapi sekarang lihatlah?! kamu kembali menangisi nya ray. Kamu memang bodoh, cewe lemah" Raya tersenyum remeh dengan air mata dipipinya, matanya melihat bayangan dirinya dari jendela.

Gadis itu terus berbicara dengan lirih. Menatap kasihan pada dirinya sendiri. Kadang dia akan menangis pilu dan kadang dia akan tertawa, memikirkan kebodohan nya.

Tepat saat Raya menangis radio dari dalam mobil tersebut memutar kan sebuah lagu. Mata Raya terpejam saat lagu tersebut diputar, dengan lirik yang seakan menggambarkan perasaan Raya saat ini.
|
|
|

Reff

Ku galau karena ku masih mencintaimu
Ku galau karena ku masih merindukanmu
Kau yang terindah
Untuk hatiku..
Kasih sungguh ku galau
Karena mu

(Citra Scholastika; galau galau galau)

Mobil hitam yang membawa Raya telah berhenti, tepat di tujuan yang telah Raya tentukan. Tapi gadis itu belum menyadari, dirinya masih sibuk dalam pikiran dan kesedihan nya.

"Mba. Kita sudah sampai" Kata supir tersebut.

Raya seakan tersadar, matanya melihat sekeliling menyadari dirinya telah sampai dirumah Reva. "Astaga. Maaf Pak, ini uangnya kembaliannya untuk bapak semua. Sekali lagi maaf saya melamun, hingga tidak tau jika sudah sampai"

"Gapapa mba. Itu bukan masalah, saya harap mba sudah jauh lebih baik. Terimakasih juga untuk Tip nya" Ucap supir tersebut.

Raya sedikit tersenyum, merasa tersentuh dengan kepedulian orang lain terhadapnya. "Saya sudah lebih baik, terimakasih."

Raya sedikit menarik nafas panjang dan menghembuskan nya kasar, mengusap wajahnya yang masih basah oleh air mata. Sebelum akhirnya melangkah keluar dari mobil tersebut.

***
Mondy sedang memarkirkan motor miliknya di halaman rumah. Saat ini, dan setiap hari pikirannya kacau sejak dirinya bertemu kembali dengan Raya. Dia tau seharusnya dia tidak boleh memikirkan wanita lain, karena sekarang dia memiliki Tari. Raga nya memang berada disini bersama Tari, tapi hati dan pikiran nya hanya untuk Raya. Sulit rasanya menerima keadaan yang terjadi saat ini, semuanya terlalu rumit. Semakin dia ingin lepas dari masalah ini, dia pasti akan berpikir tentang perasaan orang lain.

Wajah mondy terlihat murung, dengan langkah gontai dia masuk ke dalam rumah.

"Mondy. Kamu udah pulang? Biasanya masih dirumah Tari." Tanya Fera yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

The Power of Love (Hiatus)Where stories live. Discover now