15. Good Night,....

584 60 3
                                    

Terjemahan ff karya jungjoonyoung5555

3rd person POV

Marla mengirim pesan ke David, suaminya. "Baby, kita punya tiga anak laki-laki, tidak apa-apa jika salah satu dari mereka tidak bisa memberimu bayi?"

David menjawab tak lama kemudian, "Sejujurnya, aku tidak berpikir salah satu dari mereka akan memberi kita bayi. Kenapa...?"

"Forth gay."

Dan jawaban David mengejutkan Marla, "Owh? Kamu baru tahu sekarang? Dia biseksual sejak SMA, honey. Dia juga berpacaran dengan wanita."

Marla menghela napas. "Kamu sudah tahu?"

"Aku malah heran kamu tidak tahu."

"Aku pikir cuma Earth yang Bi"

"Ya, dia juga." David menjawab. Dan kemudian dia menambahkan. "Kamu buta jika menyangkut putra kesayanganmu. Dia tidak sesempurna itu."

Marla terkekeh. "Ya, aku baru sadar kalau ternyata dia bodoh."

"Kenapa tiba-tiba kamu memberitahuku?"

Marla mengetuk ponselnya sebelum dia menjawab lagi, "Dia melepaskan cinta dalam hidupnya karena dia pikir dia akan mengecewakanku dan mungkin akan menghancurkan masa depan seseorang."

David hanya berkedip. Dia tidak tahu bagaimana harus menanggapi.

"Anak itu malaikat, kau tahu. Dia manis. Aku bahkan tidak tahu bagaimana Forth bisa mendapatkannya."

David belum menjawab.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Marla. "Dia bilang dia baik-baik saja dan mereka berteman sekarang, tapi aku khawatir dia akan menyesal nanti."

"Katakan saja begitu padanya, sayang." David menjawab.

"Katakan padanya untuk menjalani hidupnya dan lagipula dia sudah mengecewakanku sejak dia membuat tattoo sayap raksasa bodoh itu di punggungnya, jadi tidak ada yang membuatku lebih kecewa dari itu." Dia menambahkan.

Marla tersenyum. "Kamu yakin?"

"Ini hidupnya, bukan milikku."

Marla berkedip. "Babe, aku sangat mencintaimu."

"Tentu saja. Aku juga mencintaimu, honey."

**

Beam membawa Lien ke taman kota. Dia mengajaknya untuk menonton film, duduk di taman dan menikmati makanan dan minuman, dan bahkan kembang api.

Lien menatap Beam. Dia terlihat bahagia. Itu membuat Lien tersenyum.

Ketika Beam mengantarnya ke bandara pada minggu sore, dia berkata dengan lembut kepada Beam, "Baby, dengar...."

"Hm...?"

"Cinta bukanlah omong kosong." Lien berkata dengan hati-hati. "Aku hanya kehilangan itu." Ekspresi Lien tampak terluka. Mungkin pertama kali sejak perceraiannya dia terlihat serapuh ini.

Beam berkedip.

Lien menatap Beam dan menatap matanya. "Sekali. Dan itu menyakitkan." Dia berkata. "Aku berpura-pura tidak terluka, tapi baby, itu menyakitkan. Jadi aku menutup diri untuk merasakan apa pun dan menjadi sedingin es." Dia berhenti. "Jangan kamu membuat kesalahan seperti yang aku lakukan. Kamu tidak bisa menyerah dan memutuskannya sendiri."

Beam hampir mengatakan sesuatu.

"Bahkan tidak atas nama kebahagiaan orang yang kamu cintai." Lien memotong apa pun yang ingin dikatakan Beam.

[FF] Two WeeksWhere stories live. Discover now