9.Best Day

5.5K 291 1
                                    

Vio terus menunduk sambil menatap sepatu converse hitam nya yang ia pakai. Disamping nya ada seorang lelaki yang tidak lain dan tidak bukan adalah Radit. Sekarang Radit akan membawa Vio ke studio musik milik Ayah nya yang sering digunakan Radit untuk latihan band bersama teman-teman nya. Radit sibuk mengemudikan mobil nya dengan tenang sementara Vio hanya diam dan memandangi sepatu nya sendiri. Jika Vio meng- Greet terlebih dahulu maka kesan nya seperti Vio so kenal, menurut nya.

"Vi.."  Vio menoleh kearah Radit. "Apa ?" Tanya Vio.

"Gapapa .. Cuma mastiin aja kalo lo masih idup," Radit terkekeh. Tak lama mobil Radit berhenti tepat di Studio Musik. Radit turun dan dengan gerakan cepat Vio juga turun.

Radit mengangguk memberi isyarat agar segera masuk kedalam Studio. Studio itu sangat rapi dan bersih. Cat berwarna Cream dengan dua sofa berwarna putih di ruang depan dan sebuah ruangan kedap suara berwarna biru langit dengan berbagai alat musik didalam nya.

"Tunggu sebentar ya. Lo duduk dulu aja gue ada urusan bentar sama yg di belakang," Vio mengangguk lalu duduk di sofa putih itu sementara Radit sudah pergi ke belakang.

Vio mengambil iphone nya yang ada didalam tas lalu mulai memainkan nya entah itu social media atau games. Setelah mulai bosan Vio memasukan ponsel nya kedalam tas dan mulai mengamati ruangan ini. Ia berdiri dan melangkah sambil melihat lihat sisi detail ruangan ini. Mata nya menangkap sebuah pintu bercat putih yang tertutup dan diatas nya ada tulisan 'Private' . apakah itu ruangan rahasia milik Radit ? Atau milik Ayah nya ?

Pintu itu terbuka dan langsung membuat Vio tekejut bukan main. "Eh? Lo disini."

"Ini..Ruangan apa ?" Tanya Vio menunjuk ruangan berpintu putih itu.

"Oh. Ini ruangan rahasia gue. Udah yuk gue mau ajak lo ke suatu tempat," Selalu. Ini lah sifat Radit. Selalu merahasiakan.

***

Radit duduk di jok mobil nya dengan tenang. Kedua tangan nya masih sibuk pada stir mobil dan sesekali memutar nya ke kanan atau ke kiri. Radit berencana membawa gadis yang ada disamping nya ini ke suatu tempat. Dan Radit yakin seyakin yakin nya gadis ini akan suka dengan tempat itu.

Dari ekor mata nya, Radit bisa melihat gadis itu yang sibuk melihat jalanan melalui kaca jendela disamping nya dan sesekali melirik Radit yang sedang menyetir. Radit tersenyum kecil ketika membayangkan wajah polos nya.

"Laper ga ? Kalo laper kita berenti dulu di tempat makan," Radit melirik Vio sebentar.

"Belum, tapi kalo Kak Radit laper sih boleh kok."

Radit menghela nafas. "Belum kok, btw gausah manggil gue pake 'Kak' ya kesan nya gue kayak udah tua."

"Emang udah tua kali," Gumam Vio pelan.

Radit melotot. "Gue denger itu!" Vio terkekeh pelan.

10 menit kemudian mobil Radit berbelok ke sebuah tempat dan berhenti tepat disamping mobil putih milik orang lain. Radit membuka pintu mobil lalu segera turun sementara Vio masih memandangi tempat didepan nya dengan bingung hingga suara pintu mobil terbuka disamping Vio. Radit tersenyum dan Vio segera keluar dari mobil.

"Kenapa harus dibukain sih ? Kan gue bisa sendiri," Vio membetulkan rok nya yang terlihat kusut.

"Kan biar lebih gentle," Radit nyengir sambil melirik Vio. Vio berdecih hingga ia merasakan tangan nya di genggam oleh seseorang. Vio melirik lengan bawah nya yang digenggam oleh .. Radit. Tatapan nya menelusur keatas hingga bertemu dengan bola mata hitam legam milik Radit. Sontak Vio langsung memalingkan wajah nya dan melihat ke sembarang arah.

My EverythingWo Geschichten leben. Entdecke jetzt