Pagi hari tiba. Suasana di sekolah tampak ramai seperti biasanya. Para murid berdatangan, saling mengejar waktu sebab takut terlambat mengikuti jam pelajaran yang sudah ditentukan.
Begitu pula dengan Elang dan teman-temannya yang baru datang sambil memarkirkan motor yang mereka bawa di pelataran parkir sekolah.
Elang melihat motor yang sangat familiar terparkir di area parkir biasa tempat motor Elang bersama dengan teman-temannya.
"Woy ngapa lo!" Devan menepuk bahu Elang sambil melihat ke arah pandangan Elang.
"Gue familiar banget anjir sama nih motor gue kayak pernah liat. Minggir deh gue mau periksa plat nomornya," kata Elang sambil turun dari motor lalu berjalan melangkah ke arah bagian depan motor yang menjadi pusat perhatiannya.
"Paling juga motor calon gebetan si Elang." Galen tiba-tiba asal nyeletuk hingga membuat Elang menoleh ke arahnya.
"Bacot lo!" seru Elang yang akhirnya kembali fokus pada motor tersebut.
"Gue juga kayak gak asing njeng sama nih motor," saut Dafa ikut menimpali.
"Anjir ni motor si kunyuk, kapan dia balik," ucap Elang terkejut.
"Woy mas bro!" Suara seseorang membuat atensi ke empat pemuda itu mengubah atensinya.
Elang dan yang lainnya menoleh, mereka semua terkejut dengan kemunculan sosok remaja laki-laki tersebut.
"Aldo...." ujar mereka bersamaan.
"Apa kabar bro!"
Elang dan yang lainnya sama sekali tidak menyangka pemuda itu akan kembali mereka saling bertos ria.
"Anjing lo gue pikir lo gak akan balik lagi betah bener balik kampung," seru Devan.
"Hahaha balik lah coy yang bener aja gue kangen sama nih sekolah!"
Gallen dan Dafa juga saling berpelukan dengan Aldo.
Atensi Aldo berpindah pada Elang, "Wegilaseh pak ketu lama gak ketemu makin cakep aja, udah berapa banyak cewe yang lo tempelin!"
Elang menoyor kepala Aldo, "Lo pikir gue setan, lagian gue udah cakep dari sononya!"
Mereka semua tertawa bersama begitu juga Elang, Aldo sangat merindukan teman-temannya maka dari itu dia kembali.
"Gue pikir lo gak bakalan balik lagi soalnya lo balik lama banget, gue mikirnya lo bakalan pindah ke Jogja, nomor lo gak bisa dihubungin!" kata Dafa.
Aldo terkekeh, "Hp gue ilang, gue baru beli eh Kakek gue meninggal yaudah gue sibuk parah. Bokap juga banyak kerjaan, nyokap yang minta balik ke sini lagian sekolah gue belum pindah juga gue cuman izin." Aldo menjelaskan dengan raut wajahnya yang tampak sedih.
"Pantes gak ada tanda-tanda kehidupan, gue sama yang lain turut berduka deh buat kakek lo, semoga tenang di sana!"
Meski Elang dan teman-temannya termasuk tipe cowok berandalan, namun mereka tetap memperlihatkan sikap empati mereka terhadap Aldo yang baru ditinggal meninggal oleh kakeknya.
"Thanks yah buat doanya!" Terlihat Aldo menghela nafasnya.
"Udah lah njer kenapa jadi melow gini, bolos apa ke kelas nih," saut Devan memecahlan suasana.
"Gila lo semua gue baru balik masa bolos, gue mau nongolin kepala dulu besok baru gas!"
"Pencitraan lo!" maki Elang.
Mereka semua akhirnya tertawa lagi, Elang dan teman-temannya melangkah bersamaan menuju kelas mereka.
Elang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, atensi elang tertuju pada sosok gadis cantik yang selama beberapa waktu terakhir ini sedang gencar-gencarnya dia dekati. Ya, Siapa lagi kalau bukan Clarisa. Gadis cantik itu tampak sedang tertawa bersama teman-teman dekatnya.
ESTÁS LEYENDO
ELANG (ON GOING)
Novela Juvenil⛔ MENGANDUNG KATA UMPATAN!! FOLLOW SEBELUM MEMBACA📌 Dilarang keras Copy Right!!! Tolong Hargai Pemikiran aku :) Membaca ini dapat menyebabkan ketagihan, serangan ingin mengumpat, menghilangkan kantuk, kepekaan yang minim seperti doi, gangguan menta...
