Bab 8. His Lovely Rose

Mulai dari awal
                                    

Mereka berjalan menaiki tangga yang dijaga ketat oleh dua penjaga bertubuh besar dan menyeramkan. Kemudian Cain menggiringnya ke salah satu ruangan VIP yang tersedia. Rosemary tersenyum dalam hati, jadi tebakannya adalah benar dan Cain sudah berada di dalam club, namun pria itu memilih untuk bersenang-senang di ruangan VIP. Cain mengarahkan Rosemary ke salah satu sofa kulit yang panjang dan memesan minuman alkohol pada pelayan yang berdiri siaga di dekat bar yang merupakan bar pribadi di ruangan ini.

Rosemary menggigit bibir bawahnya dan mulai duduk dengan tidak nyaman. Bagaimana tidak? Karena sepertinya Cain juga sedang bersenang-senang dengan teman-temannya. Rosemary hanya mengenal wajah Russel, karena pria itu yang menjemputnya ketika Cain mengajak dirinya makan malam, namun sisa dari pria yang hadir, sama sekali tidak Rosemary kenal, dan yang lebih parahnya lagi tiap pria di ruangan ini memiliki wanita cantik dan sexy dipangkuan mereka, terkecuali Cain. Rosemary mengerutkan kening. Apa pria itu juga memangku wanita sebelum kedatangan dirinya?

Rosemary mengerjapkan mata. Ia tersadar dari pikirannya sendiri ketika sebuah gelas kristal berisi whiskey disodorkan kepadanya, tepat di depan wajahnya. Ia memberikan tatapan tajam pada Cain sebelum menerima gelas yang diberikan pria itu dan mengucapkan terima kasih. "Jadi Rose, kau datang kesini bersama siapa?"

Rosemary meminum alkohol yang diberikan oleh Cain, melupakan prinsipnya yang tidak boleh menerima minuman dari pria yang belum lama dikenal. "Bersama Sophie dan temannya Gabriel," jawab Rosemary tanpa pikir panjang. Rosemary kembali meminum minuman yang ada di dalam gelasnya sebelum terkikik geli. "Darimana kau tahu aku suka minuman ini?"

Cain terkekeh pelan. Tangannya terulur dan mengusap kepala Rosemary. "Kau baru saja memesannya di bawah, jadi aku menebak kalau itu adalah minuman favoritmu." Rosemary menganggukkan kepala dan kembali menikmati minumannya, sedangkan Cain membuat kontak mata dengan Russel. Ia memberikan anggukan singkat pada tangan kanannya dan tidak lama kemudian Cain melihat beberapa anak buahnya---yang merupakan incubus berjalan menuruni tangga menuju lantai dansa. Cain baru tahu Sophie merupakan seorang Angel, namun Cain sudah tahu siapa Gabriel ketika mendengar nama pria itu. Nama Gabriel memang banyak, tapi hanya ada satu yang berteman dengan Sophie. Tidak butuh orang cerdas untuk tahu identitas asli pria itu.

Cain mengepalkan tangan kuat, karena para Angel sialan yang ikut campur dalam urusannya, Cain jadi harus melakukan rencana lain untuk mendapatkan Rosemary. Cain sudah tidak sabar ingin memiliki Rosemary seutuhnya, namun karena para Angel itu, semua rencananya berantakan dan sekarang Ia berharap rencananya kali ini tidak gagal.

Cain mendekatkan dirinya kepada Rosemary. Ia melirik sekilas ke arah incubus lain yang ada di dalam ruangan ini. Tentu saja mereka takut dengan pemimpin mereka, tapi mereka juga penasaran dengan wanita manusia yang sudah diklaim oleh Raja mereka. Cain memberikan tatapan penuh peringatan sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada Rosemary. "Hentikan. Aku tidak mau kau merasakan hangover di pagi hari." Ia menarik gelas yang ada di tangan Rosemary. Seketika wanita itu mencebikkan bibir dan menggembungkan pipinya kesal. Melihat itu mau tidak mau Cain terkejut, karena wajah Rosemary terlihat semakin cantik dengan ekspresi merajuknya.

Cain mengerang dan berusaha mengatur posisi duduknya. Ia dipenuhi oleh gairah dan kesabarannya sudah sangat menipis. Ia ingin segera memiliki dan mengklaim Rosemary menjadi wanitanya, membuat wanita itu menjadi Ratu sekaligus budaknya. Cain kembali menatap Russel sekali lagi, dan Ia tersenyum puas melihat pria itu menganggukkan kepala sekali, menandakan bahwa kedua Angel yang ada bersama wanitanya sudah dialihkan perhatiannya.

Cain merasakan tubuhnya menjadi rileks. Ia meletakkan tangannya di atas sandaran sofa dan tubuhnya sedikit dicondongkan ke arah Rosemary. Ia memperhatikan wanita itu yang sedang sibuk memperhatikan botol alkohol yang ada di atas meja. Ia semakin mendekatkan diri dan menghirup aroma Rosemary yang begitu memikatnya. Aroma yang membuat Cain menjadi begitu candu. "Rose," panggilnya dengan bisikan sensual.

The Dark DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang