Chapter 11

5.1K 811 131
                                    

Hari ini, pendidikan di sekolah berjalan seperti sekolah pada umumnya. Mempelajari seluruh mata pelajaran dari pagi hingga siang dan siangnya pergi ke kantin untuk menyantap makanan kelas satu dengan harga murah. Ya, kehidupan sekolah yang normal. Namun, semua itu berubah ketika petang datang...

"Ini Akuuu!" Teriak seseorang saat masuk ke dalam kelas melewati pintu.

Meskipun pahlawan itu—All Might masuk secara normal, seluruh murid masih saja melontarkan banyak sekali pujian kepadanya.

"Pelajaran dasar kepahlawanan! Untuk kelas ini, kami akan membangun dasar-dasar sifat kepahlawanan kalian melalui berbagai macam ujian! Kalian akan dapat banyak, loh!" Jelasnya dengan sangat bersemangat. "Ayo langsung lakukan yang ini! Ujian pertempuran!" Lanjut All Might sambil memegangi sebuah papan kecil bertuliskan 'Battle'.

"Dan untuk pertempuran pertama kalian, kami sudah menyiapkan gear yang kalian minta agar cocok dengan Quirk kalian!"

Semua orang bersemangat mendengar penjelasan All Might, kecuali (Nama). Tubuh (Nama) kini masih terasa sedikit tidak enak, apakah dia juga akan ikut bertanding?

"Cepat ganti baju dan kita berangkat! Semuanya, berkumpul di halaman B!" Ucapnya lagi. "Kecuali (Nama), kau masih sakit, kan?"

"Oh... Etto..." (Nama) ingin menjawab 'ya', tapi takut teman-teman barunya akan khawatir tentang keadaannya. Padahal sebelumnya dia telah menjawab 'Aku baik-baik saja' kepada mereka semua.

"Kalau memang tubuhmu masih terasa sedikit sakit, tidak perlu memaksakan diri! Bisa-bisa keadaanmu akan bertambah buruk nanti."

(Nama) terkekeh pelan sembari menggaruk tengkuk kepalanya. Ia mengangguk-angguk sebagai tanda bahwa dia menerima saran dari All Might.

******

(Nama) dan teman-teman kelasnya pergi ke tempat yang sudah diberitahukan oleh All Might. Di sana (Nama) memandangi seluruh teman-teman kelasnya dengan tatapan berbinar sebab mereka semua memakai kostum pahlawan yang mereka rancang seorang diri. (Nama) mengatakan kostum-kostum yang mereka pakai keren, tentunya hal itu membuat mereka sedikit bangga.

Di sisi lain, (Nama) tidak menggunakan kostum superhero miliknya. Ia tidak ingin mengganti seragam sekolahnya karena menurutnya hal itu sangat merepotkan, toh dia tidak akan mengikuti latihan kali ini dan hanya mengamati teman-temannya dari kejauhan.

"Ini adalah ujian dalam ruangan!" Ucap All Might kepada seluruh siswa.
"Dalam ujian ini kalian akan dibagi menjadi kelompok penjahat dan kelompok pahlawan dalam pertempuran dua lawan dua!"

(Nama) bertepuk tangan, terlihat begitu excited dengan latihan kali ini. Dengan begini (Nama) berpikir bahwa ia akan bisa melihat kemampuan teman-temannya dalam menyelesaikan suatu masalah yang biasanya hanya diselesaikan oleh aparat berwenang.

All Might menjelaskan bahwa dalam latihan kali ini para penjahat bertugas menjaga senjata nuklir ataupun menangkap para pahlawan, sedangkan para pahlawan harus bisa menangkap para penjahat ataupun berhasil mencapai tempat nuklir berada. Latihan yang sangat menarik menurut (Nama).

Latihan dilaksanakan di dalam ruangan, lebih tepatnya di sebuah gedung. Para murid yang belum mendapat giliran akan menonton latihan murid lainnya dari dalam basemen. Di sana sudah terdapat layar-layar transparan yang memperlihatkan bagian dalam gedung tempat latihan dilaksanakan.

Latihan pertama dilakukan oleh tim D yang berisi Bakugou dan Iida, serta tim A yang berisi Uraraka dan Midoriya. Tim A langsung bertemu dengan Bakugou meskipun mereka belum sampai di ruangan tempat nuklir berada.

Bakugou menyerang Midoriya menggunakan Quirk ledak miliknya. Dalam hati (Nama) berpikir apakah Bakugou tidak takut Midoriya terluka? Meskipun luka-luka itu bisa menjadi pelajaran yang baik, tapi tetap saja itu mengkhawatirkan.

Bakugou terus menyerang Midoriya, tidak memperdulikan bahwa Uraraka telah berlari pergi menjauhi area pertarungan menuju ke tempat Iida sekaligus nuklir yang dijaga timnya berada.

Pertarungan antara Midoriya dan Bakugou terus berlanjut, lalu tiba-tiba saja Bakugou menggunakan Quirk ledaknya dengan daya ledak yang begitu dahsyat hingga beberapa bagian gedung tempat mereka bertarung hancur.

"Gila! Dia seram banget!" Batin (Nama) speechless.

Bakugou terlihat begitu menyeramkan di mata (Nama). Mirip Endeavor, mungkin? Ketika melihat teknik-teknik bertarung Bakugou pun (Nama) tak bisa memungkiri bahwa anak itu memiliki bakat dalam bertarung. Dia pasti akan menjadi pahlawan yang hebat.

Midoriya sendiri, sejak tadi gerak-gerik yang dia lakukan aneh. Dirinya seperti tengah merencanakan sesuatu, tetapi (Nama) tidak yakin apa yang tengah dia pikirkan saat ini.

Midoriya terlihat seperti hanya mencoba menghindari dan menahan semua serangan Bakugou. Bakugou sendiri tak main-main dalam memberikan serangan kepada Midoriya, membuat pakaian Midoriya sobek di sana-sini.

"Ugh... Apakah dia akan baik-baik saja?" Batin (Nama) prihatin.

(Nama) mengalihkan pandangannya dari layar. Ia menoleh ke arah Shouto yang mana tanpa disadari juga tengah menatap ke arahnya. Pandangan mereka saling bertemu.

Mengetahui hal itu, (Nama) segera membuang muka. Ia menunduk menatap lantai lamat-lamat. Wajahnya memanas. Ia malu karena ketahuan sedang menatap ke arah Shouto.

"Bagaimana ini?!" Batin (Nama) berteriak.

(Nama) kembali mendongakkan kepala dan sedikit melirik ke arah Shouto, ia berharap Shouto sudah tidak memperhatikannya lagi. Namun, nyatanya sampai saat ini Shouto masih menatap ke arahnya.

(Nama) melambaikan tangannya pelan sambil tersenyum tipis, ia berusaha bersikap senormal mungkin. Beruntung tindakannya itu membuat Shouto berhenti menatap ke arahnya. Sekarang (Nama) bisa kembali bernapas dengan lega.

*******

Pada akhirnya latihan dimenangkan oleh tim A. Rencana Midoriya ternyata berhasil dengan memukul langit-langit ruangan sehingga Uraraka yang berada di lantai atas bisa menggunakan serpihan bangunan untuk menyerang Iida.

(Nama) begitu terkejut. Bagaimana bisa orang semuda Midoriya membuat rencana sehebat itu?! Padahal saat bersekolah di dunianya yang dulu, hal paling membanggakan yang pernah ia capai hanyalah mendapat skor 95 pada ulangan mata pelajaran Matematika.

Kali ini latihan kedua dilakukan oleh tim B dan tim I. Tim B berisikan Mezo Shouji yang memiliki Quirk replicant arms (lengan replika) serta Todoroki Shouto yang memiliki Quirk api dan es. Lalu, tim I berisikan Mashirao Ojiri yang mana memiliki Quirk berupa ekor dan Hagakure Tooru yang memiliki Quirk tembus pandang. Tubuhnya sama sekali tak dapat terlihat. Tentunya hal itu membuat (Nama) sedikit penasaran akan rupa gadis itu.

"Todoroki-san, ganbatte!" Ucap (Nama) sambil tersenyum lebar.

Todoroki melirik (Nama) beberapa detik sebelum kemudian dengan cepat membuang muka. (Nama) tentunya dibuat bingung hingga menaikkan sebelah alisnya.

"Apakah Aku salah bicara?"

*****

Latihan kedua dimulai. Dengan waktu yang relatif singkat pertarungan itu berakhir dan dimenangkan oleh tim B. Bagaimana mereka bisa menang dengan cepat? Shouto langsung menggunakan Quirk es miliknya dan mebekukan seluruh isi gedung. Sungguh, (Nama) sangat terkejut sekaligus terpukau ketika melihat kemampuan Shouto.

Karena es milik Shouto, tim I tidak bisa bergerak dan menghalanginya untuk mencapai nuklir.

"Shouto, kau sangat hebat!" Teriak (Nama) ketika melihat Shouto kembali.

Shouto lagi-lagi membuang wajahnya. Sekali lagi hal itu membuat (Nama) bingung. "Sungguh, apakah perkataanku tadi salah?"

******

Shouto P.O.V

"Shouto, kau sangat hebat!"

Sontak Aku menoleh saat mendengar teriakannya. (Nama) sedang melambaikan tangan sembari tersenyum lebar. Melihat hal itu, entah mengapa Aku merasa agak... malu?

Aku membuang muka, hal itu refleks terjadi. Entah sudah berapa kali Aku membuang muka hanya karena dirinya.

"Todoroki-san, wajahmu memerah. Daijobu?"

"Nani?!"








[Bersambung]

I am Sorry [Todoroki X Reader] (End)Where stories live. Discover now