Chapter 9.5

5.5K 857 62
                                    

Kenzo hanya bisa melihat punggung (Nama) yang menjauh, lalu menghilang setelah memasuki pintu utama kediaman Akira.

Kenzo menghela napas pelan, lalu keluar dari mobil dan menyuruh pelayan-pelayan yang lain untuk mengemudikan mobil itu ke garasi.

Kenzo lalu berjalan ke taman belakang, di mana ia berpikir jika ia bisa sedikit tenang setelah menjernihkan pikiran di sana.

Suara air mancur terdengar di saat langkah Kenzo mulai memasuki taman kediaman keluarga Akira. Kediaman Akira memiliki 2 taman, yaitu taman bunga mawar yang dihadiahkan Akira Mai untuk (Nama) dan taman air mancur yang disediakan bagi tamu yang berkunjung dan juga para staf di kediaman Akira.

Kenzo terdiam duduk di kursi panjang yang berada di bawah pohon rindang. Angin berhembus, membuat anak rambutnya yang berwarna biru langit sedikit berantakan.

Ia sesekali memainkan jari-jarinya, tetapi pikiran-pikiran di dalam kepalanya masih belum mereda.

Sekali lagi, Kenzo menghela napas. Ia memandangi langit biru di mana awan-awan mengambang dengan indahnya.

Kenzo tiba-tiba saja memegangi penutup mata yang menutupi mata bagian kanannya. Penutup mata itu.... Merupakan benda yang membuatnya terkenang akan hal buruk yang pernah menimpa dirinya.

Sekali lagi angin berhembus kencang. Bersamaan dengan itu, Kenzo mengenang masa-masa di saat ia pertama kali bertemu dengan (Nama).

Waktu itu, awalnya Kenzo tidak setuju jika Mai mengangkat (Nama) sebagai anaknya sekaligus pewaris keluarga Akira. Menurut dirinya orang yang baru dikenal tak pantas diberikan hak istimewa tersebut. Namun, semua itu berubah hanya karena 1 hal kecil.

Waktu itu Kenzo masih mengingatnya dengan jelas. Saat dirinya termenung sendirian di dalam kamar dan tiba-tiba saja (Nama) menggedor pintunya dengan sangat kencang.

Saat itu ia marah karena menurutnya (Nama) sama sekali tidak memiliki tatakrama. Alhasil Kenzo membiarkan (Nama) dan sama sekali tidak menggubris (Nama) yang terus menerus memanggilnya sambil berteriak.

[Flashback on]

.
.
.
.
.

(Nama) terus menggedor pintu meskipun Kenzo sama sekali tidak menjawab. Tidak ada suara apapun yang terdengar dari balik kamarnya dan itu sungguh membuat (Nama) kesal.

"Hei! Buka pintunya!" Teriak (Nama) yang saat itu benar-benar sudah kesal.

Wajahnya merah padam dan ia mengepalkan kedua tangan erat.

"Kenzo-san! Kenzo-san, buka pintunya!!!"

Selama beberapa menit lamanya barulah Kenzo keluar dari kamarnya. Ekspresinya tak kalah kesalnya dengan (Nama).

"Ada apa, Nona Muda?" Tanya Kenzo sembari menekankan kata 'Nona Muda'.

(Nama) terdiam sejenak, mendongak untuk menatap wajah Kenzo karena Kenzo jauh lebih tinggi daripada dirinya.

"Ada apa, Nona Muda?" Tanya Kenzo untuk yang kedua kalinya sambil tersenyum masam.

(Nama) kemudian menyodorkan sebuah kotak. Kenzo yang mengetahui isi kotak itu hanya bisa mengernyitkan dahinya sambil menatap (Nama) penuh selidik.

"Apa ini?" Tanya Kenzo datar.

"Kau tidak bisa lihat? Itu kue." Jawab (Nama) ketus.

"Aku tahu ini kue, lalu kenapa?"

"Makan itu."

"Eh? Kenapa Aku harus memakannya?"

"Karena... Kata Ibu kau menyukai cheese cake, kan? Jadi Aku memesan itu khusus untukmu."

Kenzo tersenyum tipis sambil menatap (Nama) sinis. Namun, (Nama) sama sekali tidak tersinggung dengan sikap Kenzo. Lagipula di kehidupan kedua dia sudah sering mendapatkan tatapan seperti itu.

"Jadi, kau sedang menyogok diriku?"

(Nama) terdiam setelah mendengar pertanyaan dari Kenzo. Kenzo awalnya berpikir bahwa Opininya itu benar dan (Nama) akan menyangkalnya, tetapi jawaban (Nama) tak seperti yang ia harapkan.

"Iya. Anggap saja ini sebuah sogokan supaya kau tidak terus menggangguku."

"Memangnya kenapa jika Aku mengganggumu?"

"Terus apa alasanmu menggangguku, Kenzo-san?" Balas (Nama) bertanya.

Kenzo menggertakkan gigi kesal. Ia sangat ingin berteriak dan mengungkapkan semua kekesalannya kepada (Nama), tapi tak bisa. Tentu karena status mereka berbeda, membuat Kenzo tidak bisa berbuat sesuka hatinya.

"Apa karena Aku menjadi salah satu anggota keluarga Akira? Apakah Aku benar?" Tanya (Nama) sambil menatap Kenzo tajam.

Saat itu untuk pertama kalinya Kenzo melihat sifat (Nama) yang bisa dibilang cukup menyeramkan. Kenzo kira (Nama) tidak akan bisa membuat ekspresi seperti itu, tapi lagi-lagi ia salah.

(Nama) benar-benar orang yang tidak bisa ditebak. Pemikiran Kenzo mengenai (Nama) berubah sejak saat itu.

"Makanlah kuemu hingga habis. Sampai jumpa, Kenzo-san..." Ucap (Nama) lirih, kemudian berbalik dan pergi menjauh meninggalkan Kenzo.

Kenzo terdiam sejenak dan beberapa saat kemudian barulah ia kembali memasuki kamarnya. Ia mengunci pintu, lalu meletakkan kue pemberian (Nama) di atas meja.

Di atas kemasan kue tersebut, tertempel secarik kertas. Kenzo segera melepas kertas itu, lalu membukanya dan melihat isi kertas tersebut.

Semoga kau suka dengan kuenya. Setelah ini jangan pernah lagi menggangguku! Apakah kau tidak tahu bahwa Aku kesal dengan sikapmu itu?

Tanpa sadar tiba-tiba saja Kenzo tertawa. Untuk pertama kalinya, akhirnya Kenzo dapat tertawa kembali setelah kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian di mana nyawa kedua orangtuanya direnggut oleh sekelompok perampok.

Orangtuanya meninggal bersama dengan suami Akira Mai dan Kenzo.... Dia kehilangan mata kanannya akibat penyerangan itu.

Melihat kedua orangtuanya mati dihadapannya sendiri selalu membuat Kenzo bermimpi buruk setiap malamnya. Setelah kejadian itupun Kenzo sama sekali tidak pernah tertawa. Ia hanya tersenyum, tetapi sayangnya bukanlah sebuah senyuman yang tulus.

Namun kini, akhirnya ia bisa tersenyum hanya dengan membaca beberapa kalimat yang ditulis oleh (Nama). Tulisan yang seharusnya membuat Kenzo kesal dan bukan malah membuat ia tertawa.

"Baka." Gumam Kenzo sambil tersenyum tipis.

.
.
.
.
.
.
.
.

[Flashback off]

Kenzo terkekeh pelan saat mengingat kenangan itu. Ia juga masih mengingat kejahilannya yang malah semakin menjadi-jadi terhadap (Nama) setelah (Nama) memberikan cheese cake kesukaannya itu.

Akan tetapi, karena kejahilannya itulah kini ia dan (Nama) dapat saling mengakrabkan diri. Bukan sebagai atasan dan bawahan, tetapi sebagai teman.

Menurut Kenzo, (Nama) adalah seseorang yang menarik. Bukan hanya kepribadiannya, tetapi juga Quirk yang (Nama) miliki. Asal usul (Nama) juga tidak diketahui meskipun keluarga Akira sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan informasi tentang (Nama).

"Terima kasih, untuk semuanya... (Nama)-sama." Ucap Kenzo lirih sambil tersenyum dan memandang lurus ke arah air mancur.




Bersambung....

Ya.... Gitu...
Sebenarnya Author susah menceritakan secara rinci kenangan Kenzo yang ada di dalam otak ini. Jadi, Author tulis secara garis besarnya aja deh. Hahaha...

Kalau ada Typo, tolong dikomen agar saya bisa segera perbaiki. Hehehe...

I am Sorry [Todoroki X Reader] (End)Where stories live. Discover now