17 : Incipient

16.7K 1.7K 304
                                    

Hallo...gimana kabarnya?

Yang udah nonton semalam cung! hehe

Sweet tapi entah kenapa berasa kurang greget ya menurutku, berasa di phpin mulu. Ini opini pribadi ya, mudah-mudahan membaik di 3 episode terakhir.

Lupakan sejenak drama percintaan SarawatTine, ayo kita lanjutkan cerita si queen dulu ya...

Enjoy...

.

.

.

When the rest of the world didn't want you, i did. I gives endless chances, always has your back and trully accepts you for who you are...

.

.

.

"Kamu ga mau bangun? hmm?"

"...",

Bright mengusap rambut Win dengan jemarinya lembut, sejak bangun tidur pacarnya yang ganteng dan manis itu tak mau melepaskan pelukannya. Pagi-pagi sudah bersikap manja seperti ini duh siapa yang tak gemas?

"Hei...lihat Phi sebentar"

Bright mengangkat wajah kesayangannya paksa.

"Kamu habis nangis? Mata kamu kok sembab gini?"

Bright mengusap kelopak matanya khawatir, semalam setelah bicara dengan Kim, Bright kembali ke kamar dan mendapati Win bergulung dengan selimut. Ia mengira pacarnya sudah tidur makanya ia cuma memeluknya lalu ikut tidur.

Win menggeleng kecil.

"Aku sakit. Phi ga usah ke kantor ya?"

Win kembali memeluknya, menyurukkan kepalanya ke dadanya. Bright yang masih khawatir refleks memegang dahinya mengecek suhu tubuh Win lalu beralih ke lehernya.

"Tidak panas, kepalamu pusing ga sayang? Mana yang sakit?"

Win menggeleng lagi, ia sedang tak ingin banyak bicara. Hanya ingin bermanja seperti ini dengan Bright. Entahlah ia juga tak mengerti keinginannya sendiri, tiba-tiba saja merasa insecure tak ingin berpisah dengan Bright.

"Ayo menikah Phi!"

Bright mengerjap memastikan pendengarannya, diserang secara tiba-tiba seperti ini tentu membuatnya kaget.

"Hah?"

"Iya. Ayo kita menikah"

Win mendongak lagi menatap mata Bright penuh keyakinan, sementara orang di hadapannya masih tak percaya dengan apa yang dikatakan pacarnya.

"Pfft kamu kenapa sih? 2 minggu yang lalu kamu ngotot bilangnya ga mau menikah, ingin pacaran dulu. Kemarin-kemarin keluarga kita sudah akan menyiapkan pernikahan, kamu bilangnya cancel dulu masih lama"

"Iya sekarang aku mau"

"Jangan bercanda sayang, Phi bahkan melamarmu tiap hari kamu selalu ga mau"

"..."

Bright melirik jam dinding di kamarnya sebentar, ia tersentak karena ingat ada rapat penting dengan clientnya pagi ini.

"Bangun dulu sayang, Phi harus ke kantor. Ada client penting hari ini dari Jepang"

Win seketika bangun, terduduk menunduk menatap selimut yang masih menutupi sebagian tubuhnya. Matanya terasa panas membentuk pola aliran air mata yang ingin segera tumpah. Bright yang tak menyadarinya hanya mengusap kepalanya sekilas berlalu ke kamar mandi.

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang