16 : If Only

16.8K 1.6K 191
                                    

Warning!! Lemon dikit, dikit, dikit hehe

Enjoy...

.

.

.

You haven't even seen my bad side yet

.

.

.

Bruugghhh!!!

"Ya ampun! Ini rumah sakit ya tuan harap jangan berisik"

Nine ngomel melihat pintu ruangannya di banting dengan kasar, ia kemudian maklum setelah melihat siapa pelakunya.

"..."

"Why?"

Nine terheran melihat Gulf ngos-ngosan tapi tak kunjung membuka suaranya ketika tadi dengan tiba-tiba datang ke ruangannya dengan membanting pintu malah dilihat kini dirinya memandang Nine dengan pandangan menuduh dan marah.

Hah?

"KAU!! Apa yang kau katakan pada menantuku?"

Nine melongo.

"Aku?"

Nine menunjuk dirinya sendiri.

"Jangan pura-pura bodoh! Pasti kau yang melakukannya kan?"

Gulf menunjuk-nunjuk hidung mancung Nine dengan emosi.

"Melakukan apa? Aku tak bertemu kelinci itu hari ini, telpon juga tidak. Aku sibuk"

Ck

"Hanya kau yang berani melakukannya. Kau pasti menghasut menantuku agar membenciku!"

Nine berdiri menghadap Gulf, ia masih belum mengerti apa maksud Gulf.

"Menghasut?"

"..."

1, 2, 3...

"Oh HAHAHA..."

Nine memegang perutnya geli, akhirnya hari ini tiba.

"DIAM!!!"

Suara Gulf menggelegar memenuhi ruangan, alisnya menukik tajam dan tak ada sedikitpun senyum yang ia tampakkan. Kedua tangannya mengepal menahan keinginan untuk mencekik orang dihadapannya.

"Rumah sakit woiii!! Berisik!"

"..."

"Bunny boy mengabaikanmu? Hahaha rasakan!"

"KAU!!!"

Nine melangkah meninggalkan Gulf yang masih kelihatan jengkel. Ia tak berhenti tertawa membayangkan kekesalan yang dialami Gulf. Kakinya berjalan keluar padahal Gulf masih bersumpah serapah di sana.

Well, Nine harus melaksanakan nazarnya sekarang.




***

From : Phi Bright

Baby masih lama?

Hehehe Phi Bright tak bisa jauh dariku.

To : Phi Bright

Sebentar lagi sampai, tunggu na

Win baru saja keluar dari pekarangan mansion keluarga Vihokratana, sudah beberapa hari ini ia tidak pulang karena menginap secara berturut-turut di rumah barunya bersama Bright. Sampai akhirnya Phaonya menelpon menyuruhnya pulang karena sudah rindu. Ia lalu pulang sebentar ke rumahnya, tapi baru sebentar saja ditinggal pacarnya menerornya dengan berbagai pesan seperti tadi.

The Queen BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang