MOODMAKER #01: Kejar

Start from the beginning
                                    

"KOK BUNDA MALAH NGEBELAIN RENA, SIH?!" protesnya.

"Itu tuh namanya karma, Echan." Rena menyahut santai sembari memakan cemilan di atas karpet berbulu kesayangan Haechan.

"Diem lo!!! Gue ngambek sama lo!!"

"Idih, kok gitu?!"

Setelah kejadian sore itu, Rena malah harus menuruti semua perintah Haechan sebagai permintaan maaf karena merasa bersalah membuat anak cowok tersebut tercebur ke comberan sampai membuat keningnya benjol selama tiga hari penuh. Kenapa keningnya benjol? Menurut kalian aja kenapa bisa begitu.

"Rena, beliin plester dong, jidat aing sakit." Haechan merengek pada Rena yang kini tengah fokus menatap layar handphone.

"RENA, IH!!!"

"Naon sih, Echan?! Berisik!" Rena mengalihkan atensinya dari handphone untuk menatap Haechan yang mengusap keningnya memerah akibat menabrak tiang ring basket.

"Beliin plester~"  Haechan merengek sembari mengeluarkan jurus andalan yang biasanya selalu berhasil membuat Rena luluh. Tapi bukan karena merasa kasihan atau gemas, melainkan karena Rena mual melihat kelakuan temannya.

"YA UDAH! Gue ambilin bentar! Tapi tolong ya, komuk lo dikondisikan deh! Jangan sok imut, eneg aing liatnya!" Rena berseru kesal sembari berlalu ke arah UKS.

Sepeninggal Rena yang tengah pergi ke UKS, Haechan masih meringis mengusap keningnya karena terasa sedikit perih sembari bernyanyi keras menyita perhatian seisi kantin yang menatapnya dengan tatapan heran.

"WASSUP, MAS BRO." Haechan terlonjak kaget begitu Jeno menepuk pundaknya dari arah belakang.

"Setan lo ya, Jen!! Bikin gue kaget aja!!" bentak Haechan.

"Gue manusia sih, bukan setan." Jeno berujar santai sembari beranjak memesan makanan dan minuman ke ibu kantin.

"Udah kelar acara geludnya sama Rena?" tanya Jaemin.

"Menurut lo?! ANJIR LAH, SAKIT!!!" Haechan menjawab sewot sekaligus merasa perih saat Renjun tanpa sengaja menyenggol keningnya yang memerah.

"DIH, JIDAT LO KENAPA, CHAN?! HAHAHAHHAA." Renjun panik hanya sedetik, kemudian tertawa puas menyadari kening temannya terlihat merah.

"Punya temen kok modelan jurig semua kek lo pada, heran aing." Haechan berucap dengan nada miris.

"NGACA!"

"Lo kan jurig utamanya, Chan." Rena menyambar ucapan Haechan sembari meletakkan dua buah plester yang barusan ia ambil dari UKS di atas meja.

"Ngapain dikasih plester segala, Na? Padahal mah biarin aja, kan lucu noh merah gitu jidatnya kek abis dicium tawon."

"DIEM LO!!" Haechan mendorong pelan bahu kecil Renjun.

"Udah ya, gue balik dulu ke kelas." kata Rena.

"Bentar weh!" Rena kembali terduduk di samping Haechan setelah lengan kirinya ditarik oleh cowok itu.

"Apa lagi sih, Chan?!"

"Pasangin sekalian dong plesternya." pinta Haechan.

"Dih?! Ogah! Pasang aja sendiri! Yakali begitu doang kagak bisa?!"

"Nggak bisa, Rena. Jidat aing sakit pisan ini."

"Suruh Renjun atau Jaemin atau Jeno aja sih yang masangin. Gue ada perlu nih di kelas."

"Nggak mau. Maunya sama lo."

"Ya udah sini! Dasar manja!" Rena menyambar plester yang berada di tangan Haechan sebelum cowok itu mengeluarkan aegyo yang selalu berhasil membuat tekanan darahnya meningkat.

Moodmaker ; LEE HAECHANWhere stories live. Discover now