Si Lee itu untuk sesaat kemudian menebak skenario yang terjadi di sini. Kemungkinan besarnya adalah tentang Seokjin yang tak tahu—atau bahkan terlalu tak waspada kalau umpamanya bangunan ini adalah jebakan untuk mereka. Kendati yang sebenarnya terjadi hanyalah Seokjin, yang hampir saja merasa ingin meledak, lantaran mendadak menemukan presensi adiknya dan melupakan semua tentang di mana ia berada saat itu, saat seluruh isi kepalanya hanya terpusat pada satu titik.

Isi kepalanya mendadak diinvasi oleh Taehyung, adiknya.

Lalu seperti seseorang yang benar-benar cacat mentalnya, Arou hanya bisa melihat kini si Hwang itu yang hanya bisa mengulang terus menerus satu nama yang keluar dari ceruk bibirnya. Taengie. Taengie. Taengie. Dengan kedua netra yang mati tepat pada seseorang di sana.

Arou kembali membawa handy talkie miliknya yang terselip pada saku seragam di dadanya. Tangannya sedikit bergetar dengan napas yang tersenggal, lalu mencoba menghubungi siapa pun tetapi—sial. Benda hitam tersebut hanya mengirim desis memuakkan yang artinya sama sekali tak berfungsi. Sinyal di dalam gedung tua ini sengaja tak bisa tembus.

"Sial!" Arou mendengkus, kesal.

Lantas tak mau buang waktu di sana dengan keadaan Seokjin yang begitu hancur, si Lee tersebut kemudian mulai meminta kembali atensi milik Seokjin. "Kita harus keluar, Seokjin. Tempat ini jebakan," jelasnya, berusaha untuk didengar. "Seseorang mengontrol kita di suatu tempat. Namjoon-nim dan tim SAT sedang berusaha mencari ruang kontrol, tetapi mereka malah menemukan bom waktu yang terpasang di balik lukisan dalam ruangan. Jika dalam tiga menit dua puluh empat detik mereka tak berhasil menjinakkannya, maka kita semua akan tamat."

Seokjin mengabaikannya, pendengarannya terasa kebas. Semuanya hanya diisi dengan dengung juga isi kepala yang ribut.

"Kami semua dijebak, tak ada yang menebak bahwa ini akan terjadi," lanjutnya, sambil kembali berusaha mengangkat tubuh Seokjin untuk kembali berdiri. "Selamatkan dirimu saat ini, Seokjin. Karena kami juga menemukan satu mayat di sana yang akan dibawa dan itu bagian milikmu untuk mengungkap apa yang terjadi di sini."

"Taengie—"

Arou jelas membuang napasnya keras. "Astaga, aku tahu kau tidak akan mendengarkanku."

Lalu menyisakan tubuh Seokjin yang menahan bebannya pada dinding kayu di sana, Arou lantas kembali memacu langkahnya untuk menggapai seseorang yang tergelatak tepat beberapa kaki di depannya.

Ia melihat keadaannya dengan ringisan, lalu berusaha mengecek tanda vitalnya dan menemukan bahwa denyut nadinya masih ada—begitu lemah. "Dia masih hidup, Seokjin," lirihnya, berusaha menenangkan. Sebab ia tak tahu pasti lelaki ini siapa, sampai bisa membuat Seokjin menjadi seseorang yang telak dirundung keidiotan. Wajahnya tertutup darah yang mengalir dari sisi kepalanya yang terlihat terdapat luka tembak. Kemudian Arou meringis lagi, "Lebih tepatnya sekarat."

Lalu melihat bagaimana kini Seokjin bergerak terburu, sedikit tergopoh dengan napas yang sepertinya tertahan di kerongkongannya—Arou mendadak menemukan satu puzzle kecil dalam labirin kepalanya: Taengie—Taehyung—Hwang Taehyung.

Pria itu lantas melihat bergantian sosok Seokjin dan 'Taehyung'—yang masih ia ragu presensinya. Sebab jika benar, bukankan lelaki ini adalah seseorang yang paling dicari divisinya? Saksi terkuat, yang bisa saja mendadak menjadi tersangka. Lelaki yang paling banyak ditemukan menebar sidik jarinya dalam kasus ini. Lalu jika begitu, Arou jelas harus membawanya dalam keadaan hidup. Membuat si Lee itu lantas membantu Seokjin yang seperti tak peduli sekitar untuk menahan darah yang ada di paha Taehyung.

Seokjin baru saja melepas kemeja birunya yang tipis. Ia merobeknya menjadi dua bagian lalu mengikatnya pada paha Taehyung yang masih mengeluarkan darah. Sedang satu robekannya ia gunakan pada bahu adik lelakinya itu.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 19, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

[M] OUT OF BREATH | ON HOLD Donde viven las historias. Descúbrelo ahora