42 : Organisasi Peti Hitam

Magsimula sa umpisa
                                    

"Kerajaan Arab Saudi  mengucurkan dana sebanyak dua juta Real untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan untuk membentuk pasukan khusus guna memerangi para pelaku ilmu sihir. Satuan tugas ini dipimpin oleh Syekh Adel al Muqbil. Pasukan khusus itu telah diberi perintah untuk segera menangkap orang yang terbukti melakukan praktek sihir kemudian menyerahkan mereka kepada otoritas khusus untuk diadili," jelas Tirta sambil membaca ponsel genggamnya.

"Dan sekarang di Indonesia juga, secara rahasia udah dibentuk satuan khusus untuk meringkus para penyihir atau dukun yang melakukan praktek seperti santet dan pesugihan, ya bagaimanapun yang namanya bersekutu dengan iblis itu pasti akan merugikan orang lain, mereka penuh tipu muslihat,"

"Dan elu adalah salah satu anggota dari pasukan itu?" tanya Andis.

Tirta hanya mengangguk.

"secara kebetulan, ada organisasi gelap yang beroperasi di Jogja, mereka menyebut diri mereka sebagai pasukan peti hitam,"

Tama mengingat bahwa orang yang melukainya memang memiliki tatto peti mati berwarna hitam di lengannya.

"Peti hitam?" tanya Dirga.

Tirta mengambil buku yang ada di mejanya, ia membuka buku itu.

"Di duga mereka memiliki 7 anggota yang disebut sebagai seven deadly sins, dan hanya 3 orang yang telah diketahui,"

"Yang pertama itu adalah orang yang diduga udah nyerang Tama, ia menyebut dirinya Wengi, diduga memiliki kemampuan untuk memberikan mimpi buruk kepada korbannya sehingga menimbulkan efek trauma, dia beraksi hanya pada malam hari," ucap Tirta sambil menyeruput teh nya.

"Yang kedua itu tidak begitu jelas asal-usulnya, tapi dilihat dari korbannya, orang ini seperti bisa berubah menjadi binatang buas, karena luka cakaran yang cukup dalam, ia juga selalu meletakan bunga wijaya kusuma berwarna merah kepada korbannya,"

"Wijaya kusuma merah?" gumam Dirga.

"Yang terakhir ini bernama Bapang Jayasentika--" Tirta menghentikan kalimatnya sambil melihat ke arah Dirga yang terlihat jelas dari raut wajahnya seperti shock.

"Sejauh ini, korbannya hanya keluarga Martawangsa," lanjut Tirta.

"Peti hitam? Wijaya kusuma merah? Bapang?" ucap Dirga.

"Siapapun dalang di balik ini semua, orang ini jelas membaca kitab kuno keluarga Martawangsa," ucap Tirta.

Dalam kitab kuno tercatat bahwa dahulu kala terdapat sebuah kerajaan bernama Kartanesia yang dipimpin oleh Yudistira-3. Kerajaan ini memiliki pelindung berupa 10 keluarga agung, yang diceritakan dalam kitab Martawangsa memiliki kesaktian yang hebat. Salah satu keluarga itu adalah Martawangsa yang memiliki kekuatan bersumber dari topeng terkutuk, namun diantara 9 lainnya ada keluarga pembunuh bernama Wijayakusuma yang berlambangkan bunga wijaya kusuma berwarna merah. Dan dalam kitab itu tertulis bahwa perang besar terjadi antara kerajaan dan sebuah komplotan bernama peti hitam. Pasukan kerajaan menang dan peti hitam dibubarkan, namun entah apa motifnya di zaman ini komplotan itu mencoba bangkit kembali dan ditambah dengan salah seorang keluarga Wijayakusuma.

"Dan lagi Bapang?" ucap Dirga yang agak gemetar.

"Dan lagi Bapang?" ucap Dirga yang agak gemetar

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Mantra Coffee ClassicTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon