Hapus Aku

21 0 0
                                    

Waktu bersama ifdan tidak cukup lama, benar-benar hanya  beberapa bulan, hingga tiba dimana ujian nasional  SMA selesai.

  Hal itu menandakan bahwa waktu ldr telah tiba. Karena aku yang benar-benar h+1 UN selesai langsung diberangkatkan ayahku untuk pergi bimbel diluar kota.

Dan disinilah awal mula aku dan dia yang semakin jauh, bukan hanya jarak, tapi juga jauh akan waktu, jauh akan rasa,dan  jauh akan ingatan.

Belum lagi tempat bimbelku yang sangat ketat, seluruh waktuku diatur oleh para tutor, mulai dari jam makan, tidur, main, belajar, hingga memegang  handphone juga diatur. Dan hal ini mungkin menjadi salah satu pemicu, aku dan ifdan menjadi tak baik-baik saja.

Seiring berjalannya waktu, hubungan kami semakin tak nyaman, karena ifdan yang semakin hari semakin posesif, selalu negative thinking dengan semua yang kulakukan. Aku paham karena ini baru bagi ifdan yang pertama kali menjalin hubungan dengan wanita. Namun bagiku, itu benar-benar mengganggu.

Beberapa kali aku mencoba memberi pengertian padanya, tapi ifdan sangat-sangat emosional. Bahkan, ifdan sering melontarkan permintaan untuk meng akhiri hubungan kami, sekali dua kali aku masih memohon, dan menjelaskan kondisiku, iapun mencoba memahaminya. Hingga 3 dan 4 kali, aku kehilangan kesabaran dan hanya meng iyakan setiap kemauannya jika ingin menyudahi semuanya. Tapi setiap kali itu terjadi, keesokannya ifdan selalu meminta maaf dan kami kembali seperti biasanya. (dasar bocil)

Masa-masa bimbel pun berlalu, aku yang akhirnya ditolak dari berbagai macam jenis tes untuk kuliah, akhirnya kembali ke kaltim, untuk tes mandiri, dan tentunya ada ifdan.

Hubungan kami pun membaik lagi, benar-benar baik, seperti awal bersama. Dan Alhamdulillah, setelah pengumuman hasil tes, aku dan ifdan 1 kampus namun beda jurusan. Senang, tentu saja, bersama pujaan hatiku, mungkin ini takdir.

Sebelum pergi ke perantauan dan memulai kehidupan sebagai mahasiswa, kami mengikuti kegiatan sekolah dulu, yang selalu diadakan setiap tahunnya yaitu bukber alumni, dan futsal antar angkatan. Tentu saja aku selalu bersama ifdan saat itu.

Namun kejadian tak ku harapkan dan tak pernah kubayangkan sedikitpun harus terjadi. Mungkin kalian berfikir  sama seperti ceritaku di part sebelumnya, yaitu tindakan memalukan atau semacamnya, tapi sayang kali ini amat berbeda.

Malam itu adalah malam puncak acara futsal, dan malam itu pula aku terakhir di kampungku sebelum pergi ke perantauan.  Ifdan  mengajakku untuk bertemu setelah acara selesai, tentu saja aku iyakan.

Acarapun berakhir, akupun  bergegas untuk mengantarkan kaka ku (kebetulan kakaku juga alumni sekolahku, beda angkatan) terlebih dulu.

Dan sesampaiku dirumah, aku mencoba menghubungi ifdan untuk mengajaknya segera bertemu, karena aku khawatir malam semakin larut dan aku dilarang untuk pergi. Berulang kali aku menelfonnya, tapi tak kunjung diangkat, Setelah mencoba terus menerus, Akhirnya ifdanpun mengangkatnya, entah panggilan keberapa kala itu.

"Assalamualaikum ifdan, ayo ketemu, besok rana pergi soalnya" ujarku yang bersemangat untuk bertemu. (padahal tempat perantauannya sama)

"Ran maaf, (ini serius dia ga jawab salam sama sekali), ran kayanya kita sudah aja ya, hubungan kita tu nda sehat, jadi kita sudah aja" ungkap ifdan tegas padaku.

Demi Allah, aku hanya bisa terduduk mendengar kalimat tak terduga dari mulut ifdan. Aku bingung, kenapa begitu tiba-tiba, Padahal hubungan kami benar-benar dalam keadaan baik, sama sekali tak ada pertengkaran (menurutku). Dan lebih sakitnya lagi, malam itu pula semua jenis social media bahkan kontakku di block dengan ifdan. Aku benar-benar tak habis fikir apa yang sebenarnya terjadi dengan ifdan.

Aku hanya bisa diam dan terus menangis sampai pagi. Hingga waktu aku berangkatpun masih saja menangis, sama sekali tak bersemangat untuk pergi.
orang tuaku menganggap aku menangis karena tak ingin meninggalkan rumah, tapi mungkin anggapan itu jauh lebih baik, dibandingkan harus tau yang sebenarnya.

Entahlah, fikiranku kosong, aku hanya terus menahan rasa sakit atas perilaku ifdan padaku. Dan jika boleh meminta untuk mengulangnya, aku benar-benar hanya ingin berkata "hey, kau meninggalkan luka namun berbalut cinta, yang membuatku lupa cara membencimu"

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Along day without youWhere stories live. Discover now