Akhirnya ngobrol berdua

84 4 2
                                    

Hari demi hari pun terlewati di kelas 12 ini, namun perasaanku juga belum terbalaskan, sudah mulai lelah, capek, dan rasanya ingin mundur, tapi sangat sulit.

Akupun menyibukkan diriku dengan latihan menari, karena kebetulan saat itu akan ada perlombaan tari antar sekolah, dan aku membentuk 1 tim untuk mengikuti perlombaan tersebut, yah dengan harapan, waktu untuk memikirkan ifdan bisa berkurang. Namun tetap saja sulit, bagaimana mau dilupakan?, latihan nari disekolah, saat ifdan juga sedang main futsal atau basket, tentu akan kulihat terus, mata tidak bisa berbohong bukan?.

Akupun mulai putus asa, hari-hariku di sekolah mulai tak menarik. Riyan pun mulai menyadari sikapku.

Tepat di hari selasa kala itu, hujan sangat deras membasahi kota kecilku, sehingga kesekolah pun aku diantar oleh ayahku.
Saat Jam istirahat tiba, aku yang biasanya keluar kelas, kali ini tak pergi kemana-mana, hanya dikelas berdiam diri.
"rana oh rana" panggil riyan. "Sudah 2 hari lho kau tidak menanyakan tentang ifdan" lanjutnya.

"ah udahlah cape, aku sibuk nanya dia, emang dia ada sibuk nanya aku juga?" kataku cetus.

"jadi nyerah nih?" Tanya riyan, "padahal semalam ifdan ada nanya tentang kau tau" ujar riyan.

Aku yang mendengarnya langsung melotot ke arah riyan "serius?, Tanya apa?" tanyaku antusias.

"dia Tanya kenapa kau gendut? Hahahahhaha" ujar riyan sambil terbahak-bahak.

"bangke kau yan, tapi serius dia nanya gitu?" aku pun masih terus penasaran dengan kata-kata riyan, walaupun pertanyaannya semacam itu, aku tak tersinggung sama sekali, karena plis yang tanyakan itu IFDAN, tidak peduli apapun yang dia katakan, jika itu berkaitan denganku, maka secara tak langsung dia memperhatikanku juga kan (CINTA BUTA).

"hahahaha, nda lah ran, nda mungkin ifdan tanya kaya gitu, dia itu orang yang paling menghargai dan menjaga perasaan perempuan" kata riyan padaku.

"yah andaipun itu betulan, aku nda tersinggung sama sekali, aku malah senang, tapi yasudahlah, sana pergi, jangan kasih harapan lagi woi" kataku dengan nada sedikit tinggi.

Tak terasa jam telah menujukkan pukul 3 sore, hujan pun masih berlanjut walau tak sedaras pagi hari. "ran, pulang bareng aku yok, sekalian antar doi ku" ajak repi (salah satu sohib kelasku yang bucinnya supermaks). "ayolah, bareng babang sekalian yak (babang juga sahabat aku hehe)"Jawabku.

Setelah mengantar doinya pulang (aku selalu diajak biar tidak khilaf katanya) kami bertiga pun memutuskan kesalah satu tempat makan saat itu. Tak lama menunggu, pesanan kamipun datang, dan langsung kami makan,sembari aku menyuapkan makananku, tiba-tiba handphoneku berbunyi, ternyata riyan nelfon, namun saat ku angkat, malah dimatikan olehnya, entahlah riyan memang sedikit tak waras kurasa.

Tak lama kemudian masuklah 1 pesan, sebenarnya aku tak ingin membukanya karena batray hpku yang tersisa 1%, tapi tak tau kenapa hari itu hatiku tergerak langsung menbaca pesan riyan. Dan saat ku buka seperti ini isi pesannya

"Rana, sore ini sibuk kah? IFDAN ajak kau jogging sore ini".

Demi Allah lagi-lagi ku dibuatnya deg deg kan, mataku membesar, sendok ditanganku terjatuh sehingga membuat babang dan repi terkejut.

"kau kenapa sih ran ?" tanya babang, aku tak menjawab apapun aku hanya menunjuk ke arah hpku.

Repi yang begitu penasaran pun langsung mengambil hp tersebut. "ada apaan sih, hp mu aja mati" ujar repi.

Aku yang mendengar langsung bergegas meminjam hp repi untuk menelfon riyan,
"halo, halo yan, ini rana yan" kataku dengan suara sedikit gemetar

"oh iya kenapa ran" tanya riyan.

"ifdan ajak aku jogging betulan?"tanyaku untuk memastikan bahwa isi pesannya itu benar.

"oh, iya betulan itu, kau bisa kah?" Tanya riyan kembali

"bisa, bisa banget". Jawabku penuh semangat.

Aku senang namun disisi lain aku juga sangat gugup. Saking gugupnya, aku tak melanjutkan makananku, padahal awalnya aku sangat lapar, mana pernah aku tidak menghabiskan makananku.
Demi Allah rasanya bercampur aduk, aku senang tapi aku juga takut. Karena selama mengagguminya tak pernah ada momen kami ngobrol panjang lebar, apalagi hanya berdua.

Setelah menelpon riyan aku pun memaksa babang dan repi untuk segera menyelesaikan makanannya, "ya Allah ran sabar coba, baru juga makan" ujar babang kesal, "udahlah cepat aja, kasian dia, perdana nih"kata repi, sambil senyum lebar kepadaku (dia memang menjadi tim pendukungku kala itu) . Setelah menunggu mereka 10 menit lamanya menyelesaikan makan akhirnya kamipun pulang sore itu.

Sesampainya aku dirumah, aku pun bergegas keluar dari mobil repi, dan langsung masuk kerumah, sibuk mencari baju yang pas dan tidak telihat gendut didepan ifdan (walaupun tak akan mungkin). Sembari mencari pakaian hatiku terus dag dig dug, sambil berdoa "plis plis, berenti ujannya" kataku.

Setelah aku bersiap-siap dan melaksanakan sholat ashar, akhirnya hujan berhenti, walaupun masih tetap mendung.

Aku pun bergegas bermotor menuju sekolah. Sesampaiku di depan sekolah, kulihat ifdan telah menunggu di parkiran motor.

Lagi-lagi aku terpana dengannya yang hari itu menggunakan kaus hitam dengan celana futsal serta sepatu futsalnya.

"ayo ran, langsung aja kan ini" ujarnya.

"oh iya, ayo dan." Jawabku.

Akupun langsung beranjak dari motor, dan berdiri tegap dan siap untuk jogging bersamanya.

"helmnya nda dilepas dulu ran?" tanya ifdan sambil tersenyum kecil (MELTINGGGGG PARAH WOI).

"oh astaga, iya lupa" kataku sambil melepas helm dengan perasaan gugup dan campur maluuuu. Kami pun pergi keluar pagar sekolah

"mau jalan ke gunung atau tepian?" tanya ifdan lembut padaku

"emm, ke gunung aja kali ya" jawabku.

Kami pun jalan pelan hingga lari kecil.
"ran kalau cape bilang ya" kata ifdan (MELTINGGGG LAGIIIII),

"oh iya dan" jawabku.

Aku yang baru lari 5 menit langsung engap-engap, tapi saat itu aku mana mau mengatakannya(gengsi parah). Tiba-tiba ifdan berhenti lari dan melihat diriku yang kala itu benar-benar kelelahan.

"udah cape ran?" tegur ifdan

"ah, ngga ko" jawabku sambil menarik nafas panjang dan meletakkan tangan kananku di pinggang.

"eh jangan dipaksa ran, gapapa kita jalan santai aja ya" ujar ifdan.

"YA ALLAH ni orang ko bisa ada didunia nyata sih"ujarku dalam hati.

"Emang lama yah ga jogging sore gini ran?" tanya ifdan

"lama banget, aku juga ga ingat kapan terakhir lari" jawabku sambil menatap focus ke arah jalanan.

"dibiasain coba ran, ga sulit ko, lari kecil aja, terus nafasnya sambil diatur biar ga mudah cape" kata ifdan sambil sesekali wajahnya menengok ke arahku,
walaupun begitu tetap saja aku tidak berani menoleh ke arahnya.

"oh iya dan, nanti dicoba" jawabku sambil tersenyum malu (dalam hati, gabakal aku lakukan dan sorry).

Akhirnya tibalah kami disekolah kembali, ifdan lanjut untuk main futsal aku lanjut untuk latihan nari.
Sesampainya kami dilapangan ternyata teman-teman sudah banyak berkumpul,bersiap untuk kegiatan ekskulnya masing-masing, dan lagi lagi dari awal datang sudah terdengar teriakan

"CCCCCIIIIEEEEEEEE".

Jujur rasanya malu, tapi tak mengapalah, yang penting aku bisa ngobrol panjang dengan ifdan untuk pertama kalinya dan hanya berDUA.

Setelah kejadian hari itu, harapanku kepada ifdan kembali lagi. Kurasa hatinya sudah mulai terbuka untuk menerimaku. Dan semenjak hari itu pula, ifdan tak pernah mengabaikan ku lagi, tiap berpapasan aku selalu melontarkan senyum terbaikku untuknya, dan dibalas dengan senyuman mautnya yang mampu membuat dunia seperti berhenti sejenak.

"Disadari atau tidak rasa cintamu terhadap seseorang akan semakin besar ketika kau sama-sama memilih tak saling bicara dan bertemu, hanya saling menatap satu dan yang lain, seakan memberi pesan bahwa kalian sedang di momen yang sama, sama sama suka tapi tak tau cara menyatakannya".
***

Along day without youWhere stories live. Discover now