Jepang & Indonesia

12 0 0
                                    

Menjelang pagi, itulah kondisi Jakarta saat ini, matahari belum terbit tapi orang-orang gesit mulai bangun dari alam mimpi, bergerak gesit untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan, seperti saat ini suara deruan mobil begitu terdengar di rumahnya, membuat Sekar bangun dari tidurnya

Kayaknya itu suara mobil papahnya yang mau berangkat ke kantor

Sekar bangun dengan tidak rela, matanya masih mengantuk karena hampir semaleman Lusi dan dia bicara lewat telepon.

Seperti patung, Sekar terduduk diatas kasur dengan mata masih terpejam, dia tampaknya sedang mengumpulkan kesadarannya.

Cukup lama dia berdiam diri, tiba-tiba  dia mencium wangi harum Rendang yang langsung membuatnya lapar, padahal ini masih jam setengah enam tapi sepertinya mamahnya sudah mulai memasak untuk sarapan.

"Pagi mah"

Sekar menyapa ibunya yang kini tengah sibuk mencuci sayuran.

"Pagi, baru bangun ?"

Sekar mengangguk cuek, dia membuka kulkas dan meneguk air dingin yang ada.

"Hadehh kamu nih, masak kalah sama papah, papah aja udah sarapan, udah berangkat ke kantor, kamu kan udah jadi istri masak bangunnya masih kayak anak perawan" mamahnya mulai ngedumel.

God! Please jangan mulai, ini masih pagi loh

"Lain kali harus bangun lebih pagi, kayak mamah gini nih, papah itu kalau berangkat kerja kan jam setengah enam jadi mamah udah bangun dari jam lima buat siappin makanan dan keperluan papah"

Yaampun, bukannya dia gak mau terima tapi baru sehari dia nginep disini rasanya ini seperti bukan rumahnya lagi, mamah terus saja nasehatin dia.

Harus begini

Harus begitu

Jadi istri jangan begini

Jangan begitu

Yaampun!

Terlalu malas untuk berdebat Sekar menengok kearah panci yang berisi masakan "Masak apa mah ?" Tanyanya begitu basa-basi mengalihkan pembicaraan, padahal dirinya juga sudah tau kalau mamahnya sedang memasak.

"Masak Rendang, makanan kesukaan kamu"

Sekar tersenyum sbegitu mendengar kata Rendang, pasti enak kalo di padukan sama nasi putih hangat, wow! Gak sabar buat makan.

"Aku bantuin mah"
Mamah menyetujui tawaran anaknya, Sekar mulai mengambil bahan masakkan dan mengolahnya, menggantikan posisi Ibunya.

"Mamah mau tanya, kalau di Apartemen, Kamu sering masakkin Javas gak ? Makanan favorit Javas tuh apa sih ?" Sekar membeku dengan pertanyaan mamahnya, ini kayaknya mamahnya bukan lagi bertanya tapi lebih mirip sedang mengetes dia dan parahnya dia bingung sekarang,

mana mungkin dia tau makanan kesukaan Javas kalau dia sendiri gak pernah nanya, soal masak dia kan cuma dua kali masakkin Javas, jelas aja dia masih gak tau.

"Hmmm...kayaknya Mas Javas suka semuanya mah" biar cepet, dia menjawab dengan asal, Hanya kata itu yang muncul di otaknya.

"Wahh enak dong! terus apa tanggappan dia ketika kamu masakkin ?"

"Hmmm dia bilang enak kok mah" jawab Sekar, yang ini dia gak bohong, Javas bilang enak kok waktu dia masakin, iya kan... Iya!

Mamah mengangguk dengan penuh rasa bahagia "Syukurlah kalau gitu, berarti resep yang mamah ajarin selama ini ke kamu cocok sama Javas" Sekar  hanya tersenyum kecil lalu menganguk kaku.

Keduanya kembali sibuk mengolah bahan masakkan, Sekar kali ini sedang memotong-motong sayuran sedangkan sang mamah sibuk memasak rendang.

"Gimana kabar Javas di Jepang ?" Mamah kembali bertanya dengan masih sibuk mengaduk rendang.

Lost On YouWhere stories live. Discover now