Takdir

11 1 0
                                    

Aku menjauh agar tidak akan bertemu lagi
Berharap Tuhan mengabulkannya
Aku berdoa agar aku mendapat yang terbaik
Tapi Tuhan malah mengirimkan yang aku hindari
Aku bingung dan Tuhan menjawab
Inilah takdirmu


***

Suara dentuman membuat jantung berdebar kencang, nafasku seakan tertahan, wajahku mulai panik, hatiku cemas seketika.

Aku tersadar, baru saja aku mengatakan mobilku.

Astagfirullah!

Aku segera keluar dari mobilku, satu tiang penyangga berhasil menahan mobil yang akan jatuh kedalam kali deras Jakarta.

Demi menghindari motor aku banting setir seenaknya tanpa berpikir panjang, tak terbayang semisal tak ada penyangga itu, mungkin aku dan mobilku akan masuk kedalam air kali yang kotor.

Kaki gemetar, rasanya tak bisa berdiri dengan benar, aku kaget bukan main, ini pertama kalinya.

"Mba, gapapa mba?!" Seorang pria bersepeda motor bertanya padaku dengan tampang khawatir.

Beberapa orang mulai berdatangan dan melihatku seperti tontonan.

"Minum dulu mba" seorang ibu baik hati yang mempunyai warung pinggir jalan itu membawakan ku air putih.

Aku meminumnya, berharap agar aku bisa tenang "terimakasi, Bu" balasku.

Aku gak paham harus bersikap gimana, rasanya belum jauh aku keluar dari gerbang kampus ku tapi sekarang aku sudah dalam keadaan begini.

"Sekar!"

Aku memandang seseorang yang baru beberapa menit lalu aku temu dan berharap tidak akan bertemu lagi, tapi bagaimana bisa aku bertemu dengan mas Javas lagi, mana dalam keadaan yang seperti ini.

"Kamu kenapa ?!"

Dia berjongkok dihadapanku yang terduduk di trotoar, menatapku dalam tapi sungguh aku bahkan tak sanggup menjawab.

Dia memeriksa keadaan mobilku, lalu beralih kearahku.

"Sekar ayo bangun"

Javas mencoba membantuku berdiri, entah apa yang mau dilakukan, aku hanya bisa menurutinya tanpa debat.

"Masnya kenal sama mba ini ?" Tanya ibu warung yang menolongku sebelumnya.

"Kenal Bu, biar saya aja yang bantu dia" jawab Javas.

"Sekar!"

Aku menatap kearah salah seorang yang datang lagi kearahku, ternyata itu Rio, ketua kelas di kelasku.

"Lu kenapa ?!" Tanya Rio.

"Mobil gua tabrakan, Ri" Jawab Sekar pelan.

"Yaallah, kok bisa ?!"

Sekar hanya menggeleng kaku, dia bahkan seperti nya masih shock dan gak paham dengan apa yang barusan terjadi padanya.

"Yaudah ayok gua bantu"

Rio menarik Sekar dari genggaman Javas.

"Biar saya aja Pak, dia temen kampus saya" ucap Rio pada Javas.

Pak?!

Javas enggan melepaskan tangan Sekar, entah kenapa ada rasa gak terima ketika pria ini memanggil nya 'Pak' didepan Sekar, apa dia setua itu?

"Saya juga bisa bantu dia!" jawab Javas merasa tersaingi.

"Gapapa biar saya aja yang bantu Pak, saya tau kok rumah Sekar dimana" jawab Rio terkesan sangat paham dengan Sekar.

Lost On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang