1 - Kekesalan

14 2 2
                                    

~ bukankah kita dipertemukan untuk terus membuat peperangan. ~

                                                                        ****

"Mampus! Telat lagi, kan, gue!"

Daneen menepuk jidatnya pelan ketika melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat. Ia harus menyiapkan nyali yang besar untuk melewati dua satpam galak serta para anggota Osis yang sedang berjaga di depan sana ketika upaca tengah berlangsung.

Belum sempat menyusun rencana untuk membuat alasan, sebuah suara yang lantang memanggilnya dengan panggilan yang paling dibenci. Seperti sengaja orang itu menyebutnya dengan nama menyebalkan beberapa hari lalu saat ia membuat kesalahan.

"WOY KUDIS!!"

Daneen berdecak kesal kepada orang yang seenaknya memanggilnya dengan panggilan menjijikkan. Akibat dari ulah orang itu, kini sebagian siswa yang mengenalnya ikut memanggilnya dengan sebutan menjijikkan.

Mengingat kembali cerita beberapa hari lalu ketika Daneen tak sengaja berteriak di dalam perpustakaan sehingga membuatnya menerima surat panggilan menuju ruang OSIS.

***

Dua manusia tampak serius membaca buku yang berada dihadapannya. Mereka duduk saling berhadapan. Daneen sibuk membaca dengan wajah tertutup oleh buku yang dipegang, sedangkan Rosa tampak serius dengan buku di atas meja. beberapa detik selanjutnya, wajah Rosa tampak berseri ketika tak sengaja matanya melihat gambar yang menurutnya menggemaskan.

"Nin, lo liat deh!" bisik Rosa yang merupakan sahabatnya.

Mereka sedang berada di perpustakaan untuk menghabiskan waktu freeclass dengan membaca buku. Daneen yang notabennya tak suka dengan kebisingan memilih menghabiskan waktu dengan membaca novel di perpustakaan.

Dia tampak serius dengan buku khayalannya, berbanding terbalik dengan Rosa yang tak suka buku dengan tulisan tanpa gambar seperti Daneen. Ia lebih memilih membaca buku biologi yang mempelajari tentang hewan. Rosa sangat semangat mempelajarinya sesuai dengan cita-citanya yang ingin menjadi dokter hewan.

"Daneen, Liat sini bentar deh! ini lucu banget tau, nanti nyesel kalo gak liat." Bisik Rosa lagi sembari menggoyangkan lengan kanan Daneen yang akhirnya menghela napas pasrah.

"Ap- AAAAAAAA" belum selesai dengan kalimat malasnya, Daneen berteriak heboh ketika melihat gambar dibuku yang disodorkan Rosa. Semua mata yang berada di perpustakaan tertuju padanya. Bukan tatapan bernilai positif yang diterima, melainkan tatapan kesal karena mengganggu ketenangan perpustakaan.

Refleks Daneen menutup mulutnya dengan kedua tangannya sembari mengatur nafasnya yang memburu.

Rosa menatapnya bingung. "Lo kenapa?" tanyanya polos.

Entah waktu yang sangat tepat, kedua bola mata Daneen bertabrakan dengan mata tajam yang akan menghabiskannya saat itu juga. Dengan langkah anggun dan penuh aura menyeramkan, seseorang yang sangat ditakuti diperpustakaan datang menghampiri mereka dengan wajah sangarnya.

Siap-siap menerima hukuman kembali. Batin Daneen pasrah.

"Mata kamu gak pernah dipake buat ngeliat peraturan, hah?" ucapnya pedas. Dia berkacak pinggang, matanya hendak menatap Daneen seperti ingin memakannya hidup-hidup.

Bu Siti selaku penjaga perpustakaan datang menghampiri mereka yang telah merusak ketengan perpustakaan. Jangan salah mengenai bu Siti, meskipun namanya jauh dari kata nama gaul, namun penampilannya tak perlu diragukan lagi. bodi yang masih berbentuk walaupun sudah memiliki tiga anak serta wajah galaknya sangat cocok menjadi penjaga perpustakaan.

KURAP & KUDIS (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang