Chapter 4 : Adu Mulut

9 6 1
                                    

"Ngapain lo?" tanya Laila pada Joe yang tengah melakukan push up didalam dapur.

"Nggak liat? Gue lagi latihan otot perut," jawab Joe dengan mata fokus ke handphone-nya.

"Ngakak! Diruang tamu kan bisa, ngapain didapur sih?"

"Bacot! Urus diri sendiri gak usah ngurus orang lain!"

"Idih! Serah deh!"

Laila pun berjinjit hanya untuk mengambil camilan dirak paling atas. Tinggal beberapa senti lagi.

"Dasar pendek!" ledek Joe setelah membantu Laila mengambil apa yang diinginkannya.

"Gue nggak minta bantuan elo ya!"

"Gue baik. Makanya mo nolong orang yang lagi kesusahan kayak lo!"

"Serah!"

Kaki Laila terpeleset menginjak cairan yang licin. Dan...

Bruk!

Dengan tidak elegannya, Laila jatuh dengan terlentang. Joe terperangah dan menutup mulutnya, kaget.

"IH! KERINGAT BUSUK LO! SIALAN!" maki Laila seraya mendudukan dirinya di lantai dengan meringis kesakitan.

Joe menawarkan bantuan namun Laila malah mendorongnya bahkan mencekik lehernya. "Kalau gue lumpuh lo bakal tanggung jawab, hah!"

"Cuma gini doang elah!"

"Gak berperasaan!" Laila mencoba berdiri walau badannya terasa remuk. Laki-laki itu pun turut memegangi badan gadis itu menjaga agar tak jatuh kembali. Tangan Laila masih setia meramas atau mencekik Joe.

"Kalian berdua! Orang biasanya dari bertengkar bisa saling menyukai lho!" kepala Samuel menyembul dipintu mengintip mereka berdua.

"Walaupun kami berdua terpencil dipulau kecil, gue gak akan mau sama dia! Mending sama mimi peri yang lebih wow darinya." ucap Joe terselip nada mengejek lalu menepis tangan Laila dari lehernya sehingga gadis itu terpaksa harus mencium lantai, lagi. Rasa kecewa timbul dihati Laila kala laki-laki itu berkata seperti itu. Apa dirinya seburuk itu dimata Joe?

"Hiks! Pergi lo semua!" tangisan tak bisa ia bendung. Hatinya sakit ditambah keadaan badannya yang memar.

Elino dan Vania mendengar keributan pun bergegas ketempat kejadian. Kemudian menolong teman yang sedang kesakitan itu.

*******

Suasana canggung melanda mereka yang tengah bermain dikolom renang tepat disamping rumah itu. Ngomong-ngomong hari ini juga mereka bolos. Sesekali Samuel bertanya hal konyol tapi dijawab olehnya sendiri membuat Vania dan Elino tertawa renyah, bermaksud agar sedikit lebih meriah dari sebelumnya.

Joe yang humornya absurb itu ingin berenang bersama yang lain tapi ditahannya karena dipaksa Vania meminta maaf ke Laila setelah menyinggung perasaannya.

Menetralkan detak jantungnya yang tidak tenang itu lalu melirik Laila di sudut matanya. Gugup. Mulutnya terbuka namun ditutup lagi.

"Gue udah maafin! Lagian lo ada benarnya juga. Gue emang gak secantik Song Hye Kyo, imut maupun tinggi. Setelah merenung sedikit, gue gak mau ganggu lo lagi. Lo pasti risih kan. Tapi tenang kita masih berteman kok." jelas Laila panjang×lebar.

Rahang Joe mengeras. "Gue gak suka elo ngehina diri sendiri!" Laila menoleh. "Gue gak ada maksud buat lo tersinggung. Lo tau kalau mulut gue gak bisa dikontrol dikit." sambung Joe.

"Terserah! Tapi setelah ini hidup lo gak bakal ngebosanin hanya karena gue bareng trus sama lo hingga cewek yang lo tembak merasa cemburu!"

"Lah? Lo bikin gue nambah pusing tau gak! Ngejauhin gue? Bilang. Bukan kayak gini juga kali, dasar bego!" bentak Joe.

Tanpa basa-basi lagi Joe ikut bergabung dengan Samuel dengan perasaan kesal dan marah. Sementara Laila masih menatap Joe dari jarak jauh.

*******

"JOE! Lo liat Laila gak?" teriak gadis bersuara cempreng itu, siapa lagi kalau bukan Vania?

"Mana gue tau bego!" teriak Joe dari balik jendela kelas.

"Belum baikkan ya? Kirain udah," ucap Elino menyilangkan tangan kedepan dada.

"Udah kok! Tadi dia kekantin bareng teman cowoknya dari kelas sebelah,"

"Katanya gak tau!" semprot Vania kesal. Laki-laki itu menutup wajahnya dengan buku.

"Gak kekantin apa? Nyusul Laila yuk, gue mau liat cowok itu katanya ganteng banget lho. Jangan-jangan Laila naksir ya sama dia!"

Barulah Joe bereaksi dengan menyeret lengan Vania.

"Eh sakit b*ngs*t! Lepasin Jo! Elino tolongin kek!"

Mata elang Joe fokus mencari seseorang diluasnya kantin sekolah. Kok nggak ada?

"Lai, makannya pelan-pelan dong!" terdengar suara laki-laki dan suara Laila tepat disampingnya. Menoleh keasal suara. Pantesan, ternyata disebelah gue.

Pemandangan yang tak mengenakan ditontonnya. Tanpa sadar ia malah meremas tangan Vania hingga membuat sang gadis itu meronta-ronta minta dilepaskan.

"Laila, disini lo ternyata, dicariin Vania dari tadi nih!" Joe menepis tangan laki-laki itu yang tengah membersihkan wajah Laila yang ada sisa nasi.

"Jo, tangan gue njing!" Vania menabok kepala Joe kuat dengan tangan yang lainnya.

"Aw! Iya maaf, lupa!" ringisnya.

"Ngapain kesini?" tanya Laila merasa terganggu, bukan pada Vania melainkan Joe. Ia memang sudah memaafkannya tapi hatinya telah lebih dulu sakit, entah kenapa.

"Makanlah! Emang mo ngapain lagi kalau ke kantin selain makan!" sahut Joe yang memandangi cowok didepan Laila dari kaki hingga ramputnya, meneliti sesuatu. Masih gue tampannya!

"Laila, kami cari meja dulu ya, silahkan lanjutkan!" tangan Vania menarik kedua lengan temannya.

"Apaan! Mager gue cari meja, mending disini dong. Ya 'kan? Lo pada gak mungkin berduaan, nanti orang ketiga datang baru tau rasa!"

"Idih! Maybe lo yang orang ketiganya! Yuk Elino! Awas lo ngerusak hubungan Lai!"

Setelah kepergian kedua temannya, Joe memilih kursi disamping Laila untuk didudukinya. Dengan mata masih setia memerhatikan dua sejoil itu yang seperti sedang pacaran. Ia marah saat Laila mendiaminya.

15 menit serasa seperti 1 tahun bagi Joe. Bosan menguping pembicaraan yang gak ada faedahnya sama sekali.

Tiba-tiba sebuah lampu muncul diatas kepala Joe. Ada ide, gila. Ia pun menyeringai. "Laila, mau gue anter kedokter gak, sekarang?"

"For?"

"Kan lo akhir-akhir ini sering banget minum prenagen. Jangan-jangan lo udah isi ya? Tenang, gue bakal tanggung jawab kok!" ucap Joe asal.

Kedua mata Laila refleks membulat sempurna, kaget. Sementara laki-laki dengan name tag, Aril. Ia mengerutkan kening. "Ada hubungan apa lo sama Laila?" tanya Aril.

"Gue gak ada hubungan sama orang kek dia!" jawab Laila enteng.

"Ada! Gue calon tunangannya! Mendingan lo jaga jarak sama Laila!" sahut Joe tanpa melihat raut wajah Laila yang memerah. Marah.

"Lo! Ikut gue!"
Laila menyiksa Joe dengan menjambak rambut Joe hingga beberapa helai rontok, menarik rambutnya sembari meninggalkan kantin.

______________________________
Selasa, 18 Agustus 2020

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

S A M U E L✔Where stories live. Discover now