Chapter 2 : Cemburu

20 11 0
                                    

Minggu pagi taman kota telah penuh dengan para manusia ataupun hewan. Apalagi selain olahraga?

Termasuk juga geng pembuat onar itu. Mereka berlomba lari mengelilingi taman ini, tentu hanya Samuel, Elino dan Joe sedangkan Vania dan Laila sibuk membeli jajanan dijalan.

"Van, gue ke toilet bentar, lo disini aja pegang makanan gue,"

"Ok." Vania duduk dikursi yang tersedia didepan indomart sambil menunggu Laila.

"Vania?!" Seruan itu otomatis membuat kepala Vania mendongak keatas melihat yang memanggilnya.

"Eh? Junior? Lama gak ketemu ih!" Vania dan Junior saling berpelukan melepas rindu.

"Iya nih, lo masih bareng sama Laila?" Mereka duduk bersama dibangku yang diduduki Vania sebelumnya.

"Iyap! Trus lo dari mana selama ini? Diajak ketemu lo nya sibuk,"

"Hm, gak kemana-mana kok. Kenapa? Kangen ya sama man-" ucapan Junior terpotong karna Samuel meneriaki Vania dari jauh.

"Vania! Lo selingkuh dibelakang gue ya!" baru datang Samuel telah membuat keributan.

"Paan? Kalo gue selingkuh apa urusannya sama elo?" Vania tambah memanas-manasi Samuel yang terbakar api cemburu.

Samuel menatap tak percaya pada Vania. "Gue pacar lo, Vania! Dan elo minggir jangan deket-deket sama Vania,"

"Sam! Dia temen gue, Junior!"

Junior terkekeh. "Kenalin gue Junior, mantannya Vania, kami jadian selama 2 tahun terus diputusin Vania,"

Vania mengangkat jempol sembari mengedipkan sebelah mata pada Junior. Bagus, sekarang mereka akan lebih buat Samuel termakan cemburu.

"Gue Samuel pacar Vania sekarang, besok hari jadian kami yang ke satu tahun, salam kenal." Samuel meramas tangan Junior yang balik meramasnya.

Vania mendengus. "Sam lo berlebihan deh! Gue dan Junior itu udah jadi teman gak lebih dari itu. Lo gak percaya gue?"

"Iya percaya. Lo jangan deketin Vania dalam radius 3 meter, titik gak pake koma!"

"Samuel!!"

"Apa?"

"Jangan gitu!"

"Gak mau!"

"Samuel!" melototi pacarnya yang kelakuannya kayak anak-anak itu, Vania hampir mencubit seluruh badan Samuel.

"Iya! Iya!" Samuel hanya mengerucutkan bibirnya.

"Van sorry kelamaan harus ngantri soalnya," sahut Laila tanpa melihat dua pria disamping Vania.

"Laila! Sombong ya mentang-mentang udah SMA teman lama dilupain."

"Junior! Gue kangen! Gimana udah cipika cipiki sama Vania belom?"

"Belom! Nanti gue diterkam sama pacar galak nya." tunjuk Junior pada Samuel.

"Sam lo ini ya! Kalo Vania jalan bareng cowok lain gimana? Ini cuman bicara doang kok cemburu,"

"Bacot lo! Gue nyusul Joe dan Elino dulu. Silahkan reuni nya."

Berjalan tanpa arah Samuel pun terpeleset dan jatuh ke cemplung diair kotor bekas hujan tadi.

"Astga Samuel! Lo gapapa?" Vania membantu Samuel berdiri.

"Gapapa, gue bisa jalan sendiri," Samuel menyingkir kemudian pergi.

Kekanak-kanakan banget pacar lo, Van. Sabar, orang sabar disayang Tuhan. Batin Vania mengerutu.

"Jun! Laila! Gue pamit ya nyusul Sam, bye!"

Vania celingak-celinguk mencari Samuel.

Akhirnya, Vania menemukan Samuel yang berjongkok di samping tong sampah seperti anak kecil yang tersesat dengan orang tua nya.

"Bayi besar! Ngapain disitu? Mau ngemis, hah!" Vania menyeret lengan Samuel agar mengikutinya ke tengah taman.

Hening. Keduanya saling bertatapan dalam waktu yang lama. Tak lama kemudian, Vania tersenyum manis.
"Aduh! Imutnya ya kalau lagi cemburu!"

Vania pun memeluk lengan kekar milik Samuel sembari mengelusnya. Awalnya Samuel tak mau membuka mulut tapi memang ia tak bisa ngambek lebih lama sama Vania.

"Gimana gak cemburu! Kan lo orang nya, sekali lirik cogan eh langsung berpaling!" cibirnya.

"Itu cuma bercanda elah, kan gue udah sayang sama lo."

"Yakin udah gak ada rasa sama mantan lo?" tanya Samuel menyelidik.

"Hm, gimana ya?" Vania pura-pura berpikir.

"Bodoh! Jangan deket-deket sama gue! Balik sana ke mantan terindah lo tuh!" Samuel berdecak kesal dan melepas rangkulan pacarnya.

"Kok gitu? Kan gue belom jawab!" ujar Vania tapi tak ada sahutan karena Samuel telah beberapa langkah didepannya.

"Iya! Udah gak ada rasa apa-apa kok! Eh? Jangan dimakan itu punya gue! Balikin gak?!" Vania mengejar Samuel yang membawah lari camilannya sambil tertawa renyah.

Terjadilah aksi kejar-kejaran yang terlihat romantis dimata orang lain. Sementara dua orang yang tengah istirahat dibangku hanya mengusap dada masing-masing.

"Nasib orang jomblo! Iri banget gue njir!" seru Joe lalu memeluk Elino.

"Najis! Singkirkan tangan kotor lo dari tubuh gue!"

Tak sengaja Elino mendorong Joe terlalu kuat sehingga Joe jatuh dari bangku yang di duduki nya.

"Adaw!" ringisnya sakit.

"Elino! Dasar teman bangsat lo! Tolongin kek malah pergi!"

Elino menoleh. "Terus? Gue harus peduli gitu? Bomat." setelah itu, Elino pergi.

"Memang nasib! Jomblo malah ditambah teman kampret! Sabar!" gerutu Joe.

______________________________
Minggu, 2 Agustus 2020

Sorry, kalau makin gaje,,,
Blom dapet ide heheh^-^
Jadi, segini dulu

S A M U E L✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang