Lk_lima belas

9.4K 688 22
                                    

📌Please typo tandai📌

Setengah jam melajukan moge diatas kecepatan rata-rata, lisa bersama jessy pun sampai dimansion keluarga haimer.

Terlihat penjaga membukakan gerbang dengan tergesa-gesa dan membiarkan keduanya masuk kedalam perkarangan.

Melepaskan helmnya, lisa dan jessy turun dari atad moge. Keduanya melangkah dengan raut wajah bahagia dan berjalan menuju teras mansion.

Langkah lisa dan jessy tiba-tiba berhenti bersamaam dengan senyum yang perlahan luntur dari wajah keduanya tak kala mereka berdua melihat jaden yang sedang berdiri didepan pintu dan tengah bersedekap dada sambil menatap datar kearah mereka.

Meneguk saliva dengan susah payah, lisa dan jessy saling menatap dan mereka seolah sedang berucap lewat tatapan ' matilah kita'

"Sita mogenya, jangan ada yang berani mengizinkannya memakainya lagi" Ucap jaden dengan nada dinginnya dan dia memerintahkan bodyguardnya untuk menyingkirkan moge kesayangan adiknya itu.

Mata jessy membola saat mendengar putusan telak yang diucapkan jaden, dia sontak beediri lunglai ketika bodyguard mengambil kunci ditangannya dan membawa mogenya pergi.

Menatap penuh sesal pada bodyguard yang menyita moge jessy, lisa pun merasa kasihan pada calon adik iparnya itu yang nampak begitu tertekan menatap kepergian mogenya.

"Sayang, jangan Sita mogenya jessy. Ini salah Aku, Aku yang memaksanya" Lisa berusaha menjelaskan kepada jaden namun apa yang ia dapat, jaden malah mengidahkan penjelasanya dan berbalik masuk kedalam mansion.

Wajah lisa terlihat panik saat melihat jaden mengacuhkanya, Ia segera berlari dan menyusul jaden kedalam.

Tuan haimer menatap putrinya sambil menggelengkan kepalanya, tanda dia tidak dapat membantu" Sudahlah, ini salahmu sendiri. mulai besok kamu akan diantar oleh sopir" Setelah mengatakan itu, tuan haimer melengang masuk kedalam sementara alena hanya bisa menghela nafasnya dan mengikuti suaminya dari belakang.

Mengerucutkan bibirnya, jessy berjalan gontai masuk kedalam mansion. Dia sudah pasrah, mulai besok tidak ada lagi kebebasan seperti biasanya. membayangkannya membuat jessy bertambah mempautkan bibirnya.

Didalam, dilantai atas. lisa tengah mengedor pintu bercat coklat didepannya untuk seperkian kalinya" Sayang bukain pintunya, Aku bisa jelasin" Teriak lisa dari luar kamar jaden.

Lisa terus mengedor pintu kamar jaden sampai dia berhenti karna lengannya yang terluka terasa keram, dia sedikit meringis saat perih menyerang luka pada lengannya.

Memandang lirih pintu didepannya, lisa berbalik dengan helaan nafas berat dan dia pun kembali kekamarnya.

Didalam kamar, jaden berdiri menghadap jendela. Dia mengepalkan tangannya untuk menahan diri sendiri agar tidak membukakan pintu untuk lisa, memang sedikit egois untuk masalah yang bisa dibilang sepele tapi kali ini dia harus sedikit mengeraskam hati dam memberi sedikit pelajaran pada lisa agar menjadi penurut dan tidak membangkang.

Dilain sisi..

Lisa sedang terduduk ditepi kasur, dia menatap cermin didepannya dengan mata yang berkaca kaca saat mengingat sikap dingin jaden beberapa saat yang lalu padanya.

Beranjak dan berjalan masuk kedalam kamar mandi, lisa menyalakan shower. Dia membiarkan seluruh tubuhnya basah, air matanya pun menetes bersamaan dengan air shower yang terus jatuh menimpa tubuhnya.

Terduduk dilantai, lisa terus teringat akan sikap dingin jaden yang tidak pernah sekalipun ditunjukkan pada dirinya "bagaimana jika ini adalah akhir dari segalanya" cemasnya.

BILLIONAIRE | Liskook | (✔️) Proses Revisi📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang