"Gue sumpahin jodohnya jauh." ucapnya dengan Tegas.

"Ati-ati jangan suka nyumpahin orang, ntar omongan lo berbalik ke diri lo sendiri." ucap Nisa sambil bergidik ngeri.

"Tahayul lo percaya." ujar Tere santai.

"Dari pada lo marah-marah gak jelas mending nyusul yang lain yuk." ajak Nisa.

Tanpa menjawab Tere langsung mengikuti langkah Nisa yang berada di depannya.

"I love Baliiiiiiiiiiiiiiiiiiii." teriak Dika sambil merentangkan tangannya menghadap Pantai.

"Sumpah ya, lo norak banget deh Dik." nyinyir Nisa yang baru sampai bersama Tere.

"Kalau gak norak mah bukan si Dika namanya dong." kata Satya menimpali.

"Buli aja terus, emang ya lo pada gak punya akhlak." ujar Dika mendramatisir.

"Di baper." ucap Arya melihat wajah Dika yang sudah sedikit memerah.

"Kayak nya disini yang waras cuma gue, mba Andin sama Tere. Yang lain mah pada saraf." ujar Dika dengan wajah innocent.

Tere dan Andin hanya tersenyum melihat ke absurdan teman-temannya.
Hal ini jarang terjadi karena jika sedang bekerja mereka akan serius tapi jika sudah di luar ntah kemana hilangnya keseriusan itu mereka akan bertingkah seolah seperti anak remaja.

"Lho, pak Andi kemana?." tanya Tere pada Andin.

"Katanya sih ada berkas yang harus di urus, jadi dia masih di hotel" jawab Andin.

"Manajer aja liburan sambil kerja, ini yang CEO malah liburan sambil pacaran." Celetuk Tere.

"Maksud kamu apa?."

"Ya itu lho mba, Pak Andi aja masih sempet kerja pas liburan masa tadi aku liat Pak Aksa lagi berduaan sama pacarnya." Tere menjelaskan dengan panjang kali lebar.

"Jadi kamu ngikutin saya?."

Blush wajah Tere langsung memerah karena malu. Sudah terlanjur basah sekalian saja ia nyebur. Lagian ini mba Andin kapan perginya sih? Tahu-tahu si boss nyebelin yang udah duduk di sampingnya.

"Ngapain saya ngikutin bapak? Kebetulan tadi saya lewat dan liat bapak lagi makan sama pacar bapak." Ungkap Tere.

"Kadang hidup memang lucu? Tanpa kita sadari kita sudah menjadi penikmat cerita tentang menilai orang lain dari katanya bukan nyatanya." Ucap Aksa dengan seringai kecilnya.

"Hah? Maksudnya gimana pak?." Tanya Tere tak mengerti dengan ucapan Aksa.

"Contohnya kamu, tadi kamu bilang liat saya sedang makan dengan pacar saya, jelas-jelas itu Ana yang notabenenya hanya sekertaris saya. See jadi sudah jelas banyak orang yang menilai orang lain itu dari apa yang mereka dengar tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi." Ucap Aksa bukan lagi menyindir tapi mengingatkan Tere.

'waduh si bapak banyak omong juga ya ternyata! gue kira dia bisanya cuma nyuruh-nyuruh orang doang😭😭😭' ucap batin Tere.

"Kenapa? Kamu kaget kalau saya juga bisa ngomong panjang?" Tanya Aksa yang membuat Tere terkesiap.

"Ternyata selain bossy bapak juga cenayang yang bisa baca pikiran orang." Ucap Tere sambil melirik Aksa dengan ekor matanya.

"Saya selalu suka suasana seperti ini, saat melihat matahari kembali ke peraduannya, karena ia selalu memberikan keindahan sebelum pergi meninggalkan." Ucap Aksa saat melihat sunset yang ada di hadapannya.

"Dan akan tetap begitu setiap saat." ucap Tere menimpali.

"Apa bapak pernah merasakan jatuh cinta?." tanya Tere pada Aksa. Ini murni pertanyaan yang ada di benaknya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?." tanya Aksa balik.

"Kalau bapak gak mau jawab, ya gak usah di jawab." balas Tere kesal. Kenapa setiap saat Aksa selalu membuatnya emosi sih? Tinggal jawab apa susahnya. Tunggu? Ini kenapa Tere jadi sensitif begini?.

"Pernah, bahkan saya pernah begitu bodoh karena cinta. Saat itu saya menganggap cinta adalah hal yang sakral bukan hal main-main. Dengan sepenuh hati saya berusaha untuk membuat dia bahagia tapi kenyataannya dia malah selingkuh dan meninggalkan saya. Dan lebih parahnya sampai saat ini karena hal itu saya sulit untuk menerima cinta yang di tawarkan kepada saya oleh para perempuan diluaran sana." Ucap Aksa tenang masih menatap matahari yang semakin hilang di ufuk sana.

Tere hanya diam menyimak setiap kata yang di ucapkan Aksa. Ia lupa bahwa Aksa juga laki-laki biasa yang bisa jatuh cinta. Awalnya ia pikir Aksa adalah laki-laki dingin yang gila bekerja dan ia pikir karena hal itu bossnya tak sempat mencari pacar.

"Jadi siapa orang itu? Yang telah berhasil memikat hati bapak sampai selama ini?." tanya Tere penasaran.

"Tak bisa menerima yang lain bukan berarti saya masih menyimpan perasaan padanya." Ucap Aksa.

"Lalu?." Tanya Tere.

"Mulai saat itu saya sangat selektif dalam memilih pasangan bahkan sampai mama saya selalu menyuruh saya kencan buta." Ucap Aksa kali ini sudah menatap Tere.

Tere hanya diam saat Aksa menatap dirinya. Ia bisa melihat ada masih ada luka disana.

"Terus bapak mau aja gitu disuruh blind date?." Tanya Tere.

"Untuk membuat hati mama saya bahagia saya mau melakukan apa saja." Ujar Aksa.

"Kenapa bapak gak berusaha baut cari calon istri sendiri saja." Tanya Tere untuk kesekian kalinya.

"Ini saya lagi usaha." Jawab Aksa yang membuat Tere terdiam.

"Udah ah pak, balik ke hotel yuk." Ajak Tere yang langsung diikuti Aksa.

Mereka berjalan beriringan kali ini tanpa sebuah perdebatan. Sepertinya awal baru akan segera dimulai. Sebentar lagi cinta itu akan tumbuh pada keduanya.

T.B.C

Akhirnya bisa update juga setelah sekian lama❤️❤️❤️❤️

Selamat hari senin buat kamu yang ngangenin meskipun kadang nyebelin 😂

Jangan lupa vote and coment ❤️

Follow juga Instagram ku @its_anggirestiana

Senin, 31 Agustus 2020

Ex Boss! My Husband [ On Going ]Där berättelser lever. Upptäck nu