Sembilan

4.4K 572 216
                                    

"Jadi Mas tertarik sama Ais sejak kapan?" Aisyah masih penasaran karena Kafi tak kunjung menjawabnya.

"Sudah lama tapi Mas tau kalau Ais pacaran sama Umar."

"Lalu?"

"Ya Mas tidak berharap banyak dengan Ais. Tapi setelah putus dengan Umar, aku terus mengawasi mu. Di tawari Bapak mu buat nikah, aku rasanya seperti mimpi."

Aisyah tersipu malu, ia tak menyangka jika seorang Kafi menyukainya. Padahal mereka hampir tak pernah bicara selama ini. Mereka hanya sekedar bertemu tak sengaja tanpa tegur sapa.

"Ais, ayo lah!" Kafi menuntun Ais bangkit menuju kamar.

"Ngapain, Mas?"

"Ngapain lagi kalau ke kamar. Masa main lompat tali."

"Ihh, Mas kalau jawab tidak pernah serius." Aisyah memukul lengan Kafi pelan.

"Aku ajak kamu ke kamar tentu saja ngajak nganu." Kafi senyam-senyum.

"Ini masih pagi, Mas. Bagaimana kalau ada tamu?"

"Memangnya siapa yang mau bertamu ke rumahku?"

Tentu saja tak ada tetangga yang mau main ke rumah Kafi yang ada nanti mereka di palak.

"Mas sudah gak tahan ini." Kafi buru-buru membuka kaosnya membuat wajah Aisyah merah padam.

Kafi membaringkan tubuh Aisyah perlahan di ranjang. Ia juga mengecup singkat wajah Aisyah berkali-kali.

Sungguh Aisyah gugup setengah mati. Jantungnya seakan ingin lompat kelur.

Kafi memandangi wajah Aisyah. "Sekarang ya?" ucapnya serak menahan nafsu yang seakan telah berada di ubun-ubun.

Aisyah mengangguk kecil. Bibirnya seakan kaku tak mampu mengeluarkan satu patah katapun karena gugup.

Mendapatkan persetujuan Aisyah, Kafi segera melepaskan jilbab Aisyah. Lalu beralih ke resleting gamis yang Aisyah kenakan.

"Mas sudah hafal doanya?"

"Belum, lagipula ini siang hari tidak ada setan."

"Setan tidak hanya malam hari, Mas. Ayo Ais ajari dulu."

"Astaga, mana semapat hafalin doa, lihatlah Kafi junior sudah gak tahan." Kafi menunjukan miliknya sendiri membuat Aisyah salah tingkah.

Kafi melanjutkan aksinya, ia tak mau gagal lagi. Sudah lama ia berpuasa. Bisa-bisa ia frustasi jika tidak melampiaskannya saat ini.

Tak sabar, Kafi melepas gamis yang Aisyah kenakan hingga menampilkan tubuh indah milik Aisyah. "Kamu cantik sekali, Istriku. Aku sangat mencintaimu." Kafi tersenyum tipis dan mulai menyentuh Aisyah secara hati-hati.

Awalnya semua terlihat baik-baik saja. Aisyah hanya terlihat gugup namun lama-kelamaan Aisyah mulai berkeringat dingin dan wajahnya tegang seperti ketakutan.

"Jangan! Ampun, jangan sentuh aku!" Teriak Aisyah histeris membuat Kafi terkejut.

"Ampun, jangan. Tolong, tolong!" Aisyah ketakutan. Ia menutupi wajahnya dengan tangan.

"Ais, hei. Ais, ini aku. Sadar!" Kafi menyingkirkan tangan Aisyah lalu menepuk-nepuk pipi Aisyah pelan. "Buka matamu, lihat aku!"

"Ampun," lirih Aisyah terdengar pilu.

"Aku suamimu, sadar Ais." Kafi menarik tubuh Aisyah dan mendudukkannya di tepi ranjang. "Aisyah, ini Kafi. Suamimu." Kafi memeluk Aisyah, mengusap-usap punggungnya supaya tenang.

Awalnya Aisyah meronta-ronta di pelukan Kafi namun lama-kelamaan ia mulai tenang. Sungguh ia merasa takut. Kenangan buruknya di masa lalu tiba-tiba muncul. Ia takut, sangat takut. Kejadian itu meninggalkan trauma yang mendalam karena kejadian itu tidak hanya menyakiti raganya tapi juga hatinya.

"Ais, tenang ya. Jika kamu belum bisa, kita bisa lanjutkan lain waktu," ucap Kafi. Ia tak mungkin memaksakan Aisyah walaupun ia sudah tak tahan lagi karena hasratnya sudah memuncak. Kafi lebih memilih untuk menuntaskan hasratnya sendiri daripada memaksa Aisyah yang ia takut akan makin memperparah kondisi Aisyah.

"Sekarang kamu istirahat saja." Kafi mengambil baju Aisyah dan membantu untuk memakaikannya.

Aisyah merasa sangat bersalah. Ia tak mampu melawan rasa takutnya sendiri.

"Mas," lirih Aisyah.

"Sudahlah, istirahat." Kafi mengusap-usap rambut Aisyah dan mengecup bibirnya sekilas. "Mas ke kamar mandi dulu."

Aisyah mengangguk kecil lalu ia berbaring untuk menenangkan diri.

"Sabun oh sabun," gumam Kafi pelan lalu masuk ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya sendiri. Jika ia tidak lakukan sendiri, bisa-bisa ia uring-uringan sepanjang hari dan sakit kepala.

*****

Ayuk ikuti PO Arsen dan Naima. Seru loh ada gemes-gemes pengen nampolnya gitu 👻👻👻

 Seru loh ada gemes-gemes pengen nampolnya gitu 👻👻👻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


AFTER MARRIED (Aisyah &Kafi)Where stories live. Discover now