"Sometimes I'm beaten, sometimes I'm broke 'Cause sometimes this city is nothing but smoke
Is there a secret? Is there a code?
Can we make it better? 'Cause I'm losing hope"
Suasana kafe 'Sabarsky' tiba-tiba berubah saat wanita itu bernyanyi. Wanita dengan tatto simbol 'Malin' dipelipis kanan, yang sebelumnya membuat sedikit keributan karena menawarkan diri –atau lebih tepatnya memaksa- untuk menyumbangkan suaranya.
Kafe 'Sabarsky' terkenal sebagai tempat kedua untuk para pelajar dari columbia university, di kafe ini mereka akan mengerjakan tugas, belajar mandiri atau hanya bercengkrama dengan tata krama yang tidak tertulis. Mereka seolah saling mengerti satu sama lain untuk tidak menimbulkan suara yang akan mengganggu.
Jangan tanyakan kegunaan panggung kecil lengkap dengan alat musik yang sedang di gunakan wanita itu, kafe ini di design tetap seperti kafe pada umumnya akan tetapi para mahawiswa seolah merubahnya dengan hukum alam mereka sendiri.
"Tell me how to be in this world
Tell me how to breathe in and feel no hurt
Tell me how
'cause I believe in something
I believe in us"
Semua mata tertuju pada wanita itu, wanita dengan wrap top putih dan celana pendek jeans yang sedang hanyut dalam permainan gitarnya, jangan lupa sepatu boots coklat yang akan membuat orang mengerutkan alis, fashion yang unik. Tampak imut tetapi memberi kesan bad dengan beberapa tatto dan piercing di beberapa bagian tubuhnya.
After the wreckage, after the dust
I still hear the highway, I still feel the rush
Over the riots, above all the noise
Through all the worry I still hear your voice
So tell me how to be in this world
Tell me how to breathe in and feel no hurt
Tell me how 'cause I believe in something
I believe in us
Tell me when the light goes down
But even in the dark we will find a way out
Tell me now 'cause I believe in something
I believe.. arghh!
Nyanyiannya terhenti bersamaan dengan tarikan dari si pemilik kafe, wanita itu diseret keluar dan menjadi tontonan semua pengunjung. Mereka terlihat berdebat dan diakhiri dengan wanita itu berjalan menjauh masih dengan gurat emosinya dan sebelum tubuhnya hilang, ia dengan tegas menaikkan jari tengahnya. Yeah, cukup tidak sopan untuk wanita dengan wajah imut.
Diantara pasang mata yang memperhatikan, iris amber itu dengan setia memperhatikan dalam diam, wanita aneh yang sempat mengejutkannya dengan nyanyian yang menyentuh bahkan seolah tau perasaannya saat ini. Pria itu memijit pelipisnya, masih memikirkan kesedihannya. Ia telah membunuh seseorang karena kecerobohannya.
Drrttt
Hpnya yang berada diatas meja bergetar, menampilkan nama pemanggil
Dad
" hmm " balasnya setelah menekan tombol hijau
" what the fuck are u doing Edel !!! "
" she is die " gumam Edel
" fuck of u son !! " geram suara diseberang.
Edel menutup matanya, tidak cukupkah ia merasa bersalah karena kematian wanita itu, dan sekarang ayahnya dengan tegas menyalahkan dirinya. Diremasnya hp itu berharap sedikit rasa peningnya menghilang
" damn u Ana " desisan itu keluar dari mulutnya sebelu ia memutuskan untuk beranjak dari kafe itu.
YOU ARE READING
Problem Solving
RomanceSemua manusia akan memiliki masalah, terjerumus atau tidaknya kembali kepada dirinya. Setiap masalah memiliki penyelesaian, dan setiap penyelesaian selalu ada pengorbanan. Mereka harus memilih, hidup dengan masalah. Atau melarikan diri dan membuat m...
