🍁 e n a m ;

22 2 0
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Sudah dua hari berlalu semenjak aku dan Yeji datang ke bukit itu. I think theres something different about Yeji. Sebenarnya, ini bukan hal yang baru terjadi. Setiap kembali dari bukit, Yeji pasti menjadi sedikit lebih pendiam. Entahlah, mungkin ia kepikiran. Aku sudah menyuruhnya untuk berhenti tapi tetap saja dia tidak dengar.

Hari ini aku akan pergi ke 1M, lagi. Sebentar lagi September. Bayangan akan diriku yang pergi meninggalkan 1M terus-terusan menghantuiku.

Aku hanya.... tidak bisa.

Hidupku bermula disini. Disinilah aku merasa lebih hidup, dengan melakukan apa yang aku sukai. Aku suka berada disini, then why I should leave this place?

Beomgyu pagi-pagi buta sudah datang ke apartemenku. Sangat bersemangat mengikuti latihan pertamanya bersamaku sebagai seorang coach dan trainee. Sekarang ia sedang makan kacang sambil menonton TV.

"Ryujin anjing lama banget lu gue tungguin dari subuh juga!" omelnya sambil makan kacang.

"Monyet, gue gak nyuruh lo dateng subuh-subuh ya!"

"YA KAN GUE SEMANGAT INGIN MENJALANI HARI PERTAMA GUE SEBAGAI SEORANG TRAINEE 1M?????"

"Halah berak,"

"Anjing,"

Dasar anak dajal.

Aku berjalan ke dapur, ingin menyiapkan sarapan. Choi sialan Beomgyu sedang leha-leha sambil melihatiku yang berkeliaran didekatnya. "Buruan mandi sana anjiingg lama banget lu gue tinggal ya!"

Aku menghela napas, "Yaudah sana lu pergi aja sendiri emang lu berani?"

"Ck bodo,"

"Yeee gamau kan lu?"

"Udah sana bikin sarapan aja, gue laper," katanya sambil melempariku kulit kacang. Anak kurang ajar.

Aku membuka kulkas, isinya hanyalah sayur-sayuran, beberapa butir telur, kornet, sosis, hm. Apa yang harus aku masak?

"Mau makan apa?"

"Apa yang ada?" tanyanya sambil beranjak dari sofa, menyusulku ke depan kulkas. Kulihat ia sedang memindai isi kulkasku satu persatu.

"Pagi-pagi tuh enaknya makan sosis," katanya sambil merangkulku. "Masak telor aja dah ama sosis, lu ada roti gak?" tanyanya.

"Ada noh di lemari, ambil aja," jawabku.

Beomgyu membuka lemari dan mengambil sebungkus roti tawar. Ia terlalu bersemangat untuk menjalani hari ini, entah apa yang terjadi dalam pikirannya.

"Nih, buatin ya," katanya menyodorkan sebungkus roti tawar padaku. Aku menerimanya, dan segera membuka bungkusnya. "Mau pake dua duanya?" tanyaku. Ia mengangguk sebagai jawaban.

Rasanya aku ingin menambahkan ramuan ramuan spesial dalam telur dadarnya.


🍁  🍁  🍁


"Five, six, seven, eight!"

I'm finally here. Suara decitan sepatu memenuhi ruang latihan yang luas ini, ditemani alunan musik hip-hop yang memanjakan telinga. Beomgyu akhirnya disini dan berlatih bersamaku.

"Ryu, abis latihan mau kemana?" tanyanya.

"Ngga kemana-mana. Kenapa?"

"Ngga ngapa-ngapa. Nanya doang,"

Apa sih, dasar tidak jelas.

"Oh iya Beom, gue mau nanya,"

Beomgyu menoleh padaku sambil melempar lempar  botol air, "Apa? Serius amat,"

"Lo sering ke tempatnya Yeonjun?" tanyaku pelan.

Kulihat ekspresinya sedikit terkejut. Kemudian ia mengalihkan pandangannya dariku dan berkata, "Ngga sesering itu sih. Gue kesana paling buat nemenin Yeji, atau ngga kalo gabut ya gue kesana aja sendiri ngajak dia ngobrol," jawabnya.

Aku menghela napas, "Kenapa ngga ngajak gue sih? Kan gue juga temen dia!"

"Cause you're too busy! Lo kalo ngga di kampus ya disini, gimana gue mau ngajak?!?"

Aku mendengus kesal, "Kemarin gue abis dari sana, nemenin Yeji,"

Beomgyu menghela napas pelan, "Yeji always go there, just to put a glass of dry flower. Does she bring a dry flower again yesterday?"

Aku mengangguk.

"Yaudah, abis ini mau ketemu Yeonjun ngga? Gue temenin,"

"Ngga usah lah, kan gue udah ketemu kemaren, ntar dia bosen ketemu gue mulu,"

Suddenly, ponsel yang kusimpan diatas meja pada ujung ruangan berbunyi kecil.



mabro brian (1)
where r u? i am at your apart. come back.






•   •   •

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

🍁 autumn leaves 🍁Where stories live. Discover now