🍁 l i m a ;

18 4 0
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡ

This is not what I expect.

Kupikir, Yeji akan membawaku ke suatu tempat yang menenangkan, indah, calming, and something like that.


Di toko bunga, Yeji membeli beberapa ikat dry flower dengan jenis berbeda-beda yang diletakkan dalam sebuah kaca.

Di toko bunga, Yeji membeli beberapa ikat dry flower dengan jenis berbeda-beda yang diletakkan dalam sebuah kaca

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Indah sekali. Meskipun kering, tapi bunga itu masih memiliki kesan indahnya sendiri.

"Are you sure? You really come to here again?" tanyaku. "As you can see," jawabnya sambil tersenyum. Sedikit sendu dengan mata yang perlahan menyayu.

Kupikir Yeji sudah berhenti melakukan ini, sudah lebih dari dua tahun ia tidak membawaku ke tempat ini. I dont know, but now she bring me here again after two years.

"Ji, gue pikir lo udah ga kesini lagi..." tanyaku.

Yeji mulai berjalan, meninggalkanku sendirian yang masih menatap kepergiannya. Dengan sekotak kaca dry flower dalam pelukannya, ia melangkah perlahan keatas bukit. Aku perlahan melangkah mengikutinya.

This place is full of memories.

Aku bahkan bisa mendengar suara tawa seseorang di bukit ini. This place have a special room in our heart.

"Ji! Tungguin!" Aku segera mengejar Yeji yang tiba-tiba saja berlari. Ia sangat terburu-buru hingga hampir saja menjatuhkan dry flower yang dibawanya.

Yeji sangat cepat. Ia bahkan sudah tiba dipuncak bukit. Segera kuhampiri dia. "Kok buru-buru banget sih?" Yeji kemudian duduk, lalu meletakkan dry flower disampingnya. "Sini duduk," panggilnya. Aku pun segera mengambil tempat disampingnya. Melihat matahari terbenam dari atas sini sangat indah. Sudah dua tahun lebih aku tidak melihat pemandangan ini.

"Kenapa lo kesini lagi? Bukannya lo udah gamau kesini ya?" tanyaku perlahan. Yeji tersenyum kecil, mengambil dry flower keatas pangkuannya. "Siapa bilang? Gue sering kok kesini. Cuman ya emang gak sama lo aja. Gue kadang kesini sama Hyunjin, kadang sama Bobom juga," jawabnya.

"Loh sama Beomgyu? Kok dia gak ngasih tau gue sih?" tanyaku. Maksudku, dia 'kan bisa mengajak ku juga, tempat ini juga berarti untukku.

Yeji tak menjawabnya, ia hanya tersenyum kecil. Ia pun berdiri, mengambil kotak kacanya. "Kesana yuk," ajaknya sambil melihat ke arah tumpukan batu besar. Ia mulai melangkah lebih dulu, berbeda dengan sebelumnya, kali ini ia lebih santai dan tidak terburu-buru. Aku ikut di belakangnya, sembari melihat sang surya yang sebentar lagi akan beristirahat.

Kulihat Yeji sudah berjongkok dihadapan batu besar itu. Aku menghampirinya.

"Oh God, the dry flowers are blown...." kupungut seikat dry flower yang tergeletak bebas disekitar batu. Banyak sekali dry flower disini. Yeji selalu membeli dan menyimpannya disini. Meskipun ia tahu, dry flower ini tidak akan bertahan disini dalam waktu yang lama. Ia tetap saja membelinya dan menyimpannya disini.

Yeji mulai membuka kotak kacanya, mengambil seluruh bunga yang ada di dalamnya. Kulihat ia menatap bunga itu penuh arti, menelisik setiap sudutnya dengan matanya yang menyendu. Yeji pun meletakkan bunganya diantara dua batu besar. "Please stay here... You're not alone. I miss you, please be happy,"

Diantara dua batu besar itu, ada sebuah kotak kayu. Bertuliskan sebuah nama, yang selamanya akan tersimpan dalam pikiran dan hati kami.




Choi Yeonjun
we always miss you
please be happy
we all with you
always and always will be

•  •  •











🍁 autumn leaves 🍁Donde viven las historias. Descúbrelo ahora