Tiga belas

828 120 14
                                    

Melatih dirinya sendiri adalah cara Ji hwa untuk menghadapi masalah dirinya yang tidak bisa melakukan operasi. Sebenarnya tidak ada yang perlu Ia takutkan siapapun pasiennya mereka bukanlah orang-orang yang nyata. Sekalipun gagal dia tidak membunug siapapun, ini hanya dunia yang Ia buat. Hanya saja karna semua ini terlalu tampak nyata pembedahan yang Ia lakukan pasti akan terlihat sangat nyata dan jujur saja, Itu membuatnya tetap takut.  Tetapi Ia tidak akan bisa terus menghindar,  sedangkan Ia sendiri tidak tau akan sampai kapan dia tinggal di dunia ini.  Cara terbaik untuknya memang dengan melatih diri dan hal yang pertama Ji hwa lakukan adalah mengawasi jalannya operasi dari luar ruangan operasi. 

Semula operasi itu berjalan lancar, hingga tiba-tiba saja gyu ri menjatuhkan beberapa alat tanpa sengaja yang membuat Ji hwa mebelalakan matanya dan hampir saja masuk ke dalam ruang operasi kalau saja Ia tidak ingat dia belum dalam ke adaan steril. Ia menatap wajah Gyu ri yang nampak tak sehat saat ini khawatir tentu saja.

Ji hwa cepat-cepat mengeluarkan ponselnya dan menghubungi salah satu perawat yang memang stand by untuk menerima atau memberi informasi.

"Minta nam gyu ri untuk meninggalkan ruang operasi dan temui aku di ruang ku sekarang.." ucap Ji hwa melalui ponselnya,  lalu Ia sendiri beranjak dari tempat itu tanpa Ji hwa sadari Woo Jin yang baru saja keluar dari ruang operasi memperhatikan Ji hwa. 

Woo Jin melepaskan masker dan penutup kepalanya.  Ia menahan tangan Gyu ri yang terlihat buru-buru keluar dari ruang operasi.

"Ada apa?" tanya Woo jin

Gyu ri menggeleng takut,

"Dokter han memarahi mu lagi?" tanya Woo jin. Gyu ri menggeleng dengan tertunduk.

"Apa yang kamu lakukan sampai Ji hwa memanggil mu keluar ruangan operasi?"

"Ehm..ehm..itu..sa..saya.."

"Biasakan angkat kepala mu saat bicara" ucap Woo Jin

Gyu ri pun mengangkat kepalanya dengan takut. "Sa..saya tidak..tidak sengaja menjatuhkan beberapa alat" ucap Gyu Ri

Woo Jin seakan tak mendengar ucapan Gyu ri karna Ia teralihkan oleh wajah Gyu ri yang nampak pucat. Dengan reflek Woo Jin menempelkan tangannya pada kening Gyu ri yang tentu membuat Gyu ri mundur terkejut.

"Kamu sakit?" tanya Woo jin.

Gyu ri menggeleng. "Tidak,dok..saya permisi dulu ya dok. " ucap Gyu Ri dan akan pergi namun tangannya masih di tahan oleh Woo jin.

"Tubuh mu demam.. Pastikan kamu mengurus dirimu sendiri lebih dulu. Kalau seorang dokter tidak bisa mengurusnya bagaimana dia akan mengurus pasien" ucap Woo jin dan kin berjalan pergi meninggalkan Gyu ri yang terdiam di tempatnya.

Jika tadi Ji hwa tak sadar di perhatikan oleh Woo jin. Kali ini woo jin lah yang tidak sadar kalau sejak tadi Jae hoon memperhatikan kakak iparnya dan dokter yang nampak kacau itu.

Entah menyiratkan apa raut wajah Jae hoon saat ini, hanya saja Ia merasa tak nyaman melihat keduanya seperti itu.

***

Meski merasa sangat khawatir namun Ji hwa tentu saja tak bisa menjadi lunak dengan Gyu ri. Bagaimanapun Ia adalah sosok antagonis pada cerita ini hanya dengan begitu Gyu ri bisa mendapatkan kebahagiannya. Ji hwa melipat tangannya di depan dada dan menatap Gyu ri dengan tegas sekaligus dingin.

"Kau sudah bosan menjadi dokter?"

Gyu ri menggeleng cepat. "Dok maaf saya tidak sengaja.."

"Kamu tau ruang operasi itu bukan tempat dimana kamu boleh melakukan hal tidak sengaja karna kecerobohan mu."

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang