Terbongkar

11.7K 2.3K 228
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜

.
.
.
.
.
.
.
.

Garda yang baru pulang dari jalan-jalan sama Siras nyipitin mata waktu ngeliat di parkiran rumahnya ada mobil punya orang. Biasanya cuman Lianda yang main kerumahnya, tapi diliat dari jenis mobil bukan punya Lianda.

Kira-kira siapa yang bertamu kerumahnya malam-malam begini?

Garda turun dari motor, jalan masuk ke rumahnya dan ngeliat siapakah gerangan yang datang ketempatnya.

Pas masuk, ada seseorang yang lagi duduk nyantai di sofa ruang tamunya.

"Hei bro, apa kabar? Udah mau mati belom?"

Sialan!

Berani-beraninnya orang ini datang ke rumahnya.

Garda jadi emosi.

"Rumah gue nggak nerima sampah kayak lo! Pergi dari sini!"

Jovanka yang masih asik minum jus perasaan pertama buatan bik Idah terkekeh.

"Lo kok sama sepupu gitu sih? Padahal gue udah berbaik hati mau nemenin lo."

Apa?

Sepupu katanya?

Dapet batako dari mana ni orang, bisa-bisanya ditempelin kewajahnya sampe setebel itu. Garda aja sampe lupa, kalau dia masih punya sodara. Karena mereka semua nggak peduli sama dia.

"Aden!"

Bik Idah lari dari arah dapur langsung nyamperin Garda pake ekspresi khawatir.

"Den, nanti bapak ke sini. Jadi aden bersih-bersih badan dulu yuk."

Garda ngerutin kening.

"Ngapain dia kesini?"

"Ya tentunya mau meriksa keadaan anak gobloknya yang berubah jadi gay. Bukannya Wonder Woman."

Jadi udah kebongkar.

Garda langsung noleh sadis ke Jovanka.

"Lo ngomong apa aja ke dia?"

Jovanka nyeringai, berdiri dari duduknya dan secara perlahan berjalan ke hadapan Garda.

"Ngomong apa aja ya?"

Ngeluarin ekspresi seolah-olah lagi mikir, Jovanka mau manas-manasin Garda yang emosinya mudah kepancing kalau mbahas tentang Siras.

"Ah! Gue cuman ngomong, kalau sekarang Garda lagi berhubungan sama seseorang, yang sama-sama punya otong."

Jovanka ketawa puas.

Garda yang sedang ngerasa panas di dada, ngeremet kedua tangannya sampe pias.

Bik Idah yang bingung antara mau ngelerai apa matiin kompor.

Suasana di dalem ruangan jadi panas karena ada percikan-percikan api dengki dari keduanya.

"Gimana rasanya nggak dapet kasih sayang dari bokap? Nggak enak kan. Itu juga yang gue rasain."

Mereka saling adu tatap dengan kebengisan.

Ruwet [COMPLETE]✔️Where stories live. Discover now