Bianglala

13.9K 2.5K 363
                                    


.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜

.
.
.
.
.
.
.
.

Siras bener-bener ngambek sekarang. Dia pergi ke teras depan villa yang keadaanya sepi banget, berbanding kebalik sama halaman belakang yang udah kayak ada acara hajatan.

Nggak habis pikir, kok bisa sih, sikap Garda ngadepin anak buahnya tentang masalah adegan plus-plus itu kayak orang yang udah masang sanken, santai. Kan Siras jadi malu, mau ditaruh dimana wajahnya ini yang sudah ketawan tidak polos lagi. Karena ternyata udah dicoretin Garda pake kapur barus.

'Ah, malu-maluin ih Garda."

Siras jalan ke pinggir teras dan duduk lengsehan ngadep ke pohon hias yang tumbuh disana. Untung nggak ngadep ke yang maha kuasa.

Berhubung di deketnya ada bunga sepotnya, secara perlahan buat meratapi rasa galau, Siras meritilin dedaunanya dijadiin pelampiasan. Sampe tiba-tiba ada sepasang tangan yang ngerangkul lehernya dari belakang.

Kalau bukan karena aroma wanginya Garda nggak kecium, Siras hampir aja ngelempar pot bunga ke belakang. Soalnya dia kaget, dikira ada Vampire China yang suka nyekek lagi mau nyelakain dia.

"Lepas!"

Siras yang masih ngambek, berontak mau ngelepasin pelukan Garda yang tetep nggak bergeming di belakangnya.

"Lepas! Lepas! Pergi sana jauh-jauh! Dasar nggak tau malu! Mau ditaruh dimana harga diri ku yang udah diskonan ini gara-gara muka mu yang seperti batako!"

Garda yang meluk Siras dari belakang, nggak ngerespon apa-apa sampe akhirnya Siras cape sendiri.

"Huh! Terserah!"

Siras diem.

Garda juga diem.

Mereka berdua duduk lesehan dengan yang dibelakang meluk yang di depan.

"Masih marah?"

"..........."

"Maaf."

"............"

Cie yang tukeran posisi.

Bodolah, Siras lagi bener-bener nggak mau ngomong.

"Sayang."

Tetep nggak ditanggepin sama Siras yang kekeh ngadep kedepan.

Garda narik napas panjang.

"Mereka nggak bakal nyebarin ke siapa-siapa kok."

Dagunya di letakin ke pundak Siras dan ngerapetin badan mereka.

"Mereka bisa dipercaya."

"Tapi kan aku malu. Ketawan kalau udah dibobol."

Garda terkekeh.

"Kan ada pepatahnya."

"Pepatah apa?"

"Walaupun sebaik apapun kamu nyimpen terasi di dapur, pasti tetep bakalan kecium emak kamu kalau mau nyambel."

"Pepatah macam apa itu? Bodoh sekali motivasinya."

Ruwet [COMPLETE]✔️Where stories live. Discover now