"Manfaatkan waktu mu selama masa jaga mu di IGD. IGD adalah tempat terbaik untuk mu belajar. Kamu bisa menemukan kejadian apapun di IGD" ucap Ji hwa

Jae hoon hanya menganggukan kepalannya.

"Noona.."

"Hmm"

"Apa kamu akan membiarkan Hyo Joon hyung di pindah ke seokjin?"

Ji hwa mengangguk seraya menatap tabletnya.

"Noona yakin? Hyo joon hyung loh?"

Kepala Ji hwa tertoleh pada Jae hoon, lagi-lagi Ia menatap Jae hoon. Awalnya Ia merasa biasa saja mendengar hyo joon yang akan di pindahkan ke rumah sakit pusat trauma itu. Tapi mendengar pertanyaan itu berulang-ulang mengapa Ji hwa merasa tak nyaman, seperti ada sesuatu dalam hatinya, seperti Ia merasa sedih.

"Hyo joon dokter bedah traumatologi terbaik dari rumah sakit kita, mungkin dia termasuk tiga besar terbaik di korea, bukankah sudah seharusnya dia di kirim ke sana?" tanya Ji hwa, yang sebenarnya juga Ia tanyakan pada hatinya sendiri. Sungguh mendengar itu dan menyadari Hyo joon akan pergi membuat perasaan Ji hwa semakin sedih, Ia bahkan merasa akan menangis.

"Kau bahkan menangis ketika dia di memilih kuliah di amerika"

"Aku bukan anak kecil lagi, mungkin itu karna ya aku cukup dekat dengan hyo joon. Lagi juga kapan memangnya aku nangis?!"

"Kau menangis. Aku tau" jawab Jae hoon.

"Yasudahlah, masa lalu."

"Apa kau masih menyukainya noona?" tanya Jae hoon lagi yang membuat Ji hwa terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Aku yakin noona sudah tau alasan Hyo joon hyung di pindah ke Amerika , karna papa tau noona menyukai hyo joon hyung"

"Jangan bercanda. Aku tidak menyukainya.." ucap Ji hwa yang entah mengapa perasaannya menjadi semakin tak nyaman mengatakan itu. Ia merasa seperti sedang berbohong saat ini.

"Noona, semua orang tau itu."

"Jae hoon-a! Hentikan pembahasan ini, aku memiliki seorang suami. Bagaimana bisa kamu memberikan pertanyaan seperti itu pada seseorang yang sudah menikah hah?"

"Noona.."

"Cukup. Kalau kamu masih mau membahas ini, aku akan turun" ucap Ji hwa yang kini membuang pandangannya keluar. Jae hoon pun tak membahas apapun lagi, hingga mereka tiba di rumah sakit. Ji hwa turun begitu saja dari mobil Jae hoon bahkan tanpa mengucapkan terimakasih.

Ia memilih berjalan secepat mungkin menuju ruangannya. Ia tidak tau mengapa hatinya merasa sangat sakit dan sedih. Ia bahkan mulai berfikir tak rela membiarkan hyo joon meninggalkan rumah sakit, mengapa seperti ini? Bukankah sebelumnya Ia baik-baik saja.

Dan kini Ia sungguh semakin tak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya, ketika Ia sudah berdiri di depan ruangan Hyo joon bukan ruangannya.

"Apa kau sudah gil?" tanyanya pada dirinya sendiri. Ji hwa tau harusnya Ia segera berbalik dari sana, namun Ia hanya diam dan memperhatikan pintu tersebut. Hingga seseorang menegurnya.

"Kau ingin menemui ku?"

Ji hwa membalik tubuhnya dan menemukan Hyo joon di sana. 

"Apa kau akan pergi?"

Hyo joon yang di tanya seperti itu pun menjadi bingung. Ia tidak tau apa arti dari pergi yang Ji hwa maksud kan.

"Rumah sakit itu. Apa kamu akan pergi?"

"Oh.. Hmm.." ucap Hyo joon dan mengangguk

Entah mengapa Ji hwa merasa sangat sedih dan marah.  Perasaan yang Ia tak tau datang darimana.  Karna sebelumnya Ia sungguh merasa baik-baik saja.  Lagi pula Ji hwa tau ini hanyalah sebuah jalan cerita.  Tetapi Ia benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Uninterrupted Dream (A Perfect way to introduce preposterous love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang