4

46 4 5
                                    

Vote yuk biar aku semangat update💕

.
.
.
.
.
.
.

Sujeong membantu Ibu Seungcheol membuat makan siang di dapur.
Sujeong sangat lihai dalam hal memasak, dalam 1 jam saja, meja makan sudah penuh dengan berbagai makanan. Dari makanan pembuka hingga penutup.

"Kamu pandai memasak ya, Sujeong." kagum Ibu Seungcheol.

"Saya dari kecil sudah belajar memasak dari Ibu, Tante." jawab sujeong sambil menaruh beberapa cookies yang ia buat ke toples.

"Pantas saja kamu pandai. Sudah, biar aku saja yang menaruh cookiesnya, kamu panggil gih Seungcheol, sudah waktunya untuk makan siang. Kamarnya ada di atas ya."

"Baik Tante."

Sujeong menaiki tangga menghampiri kamar seungcheol, di lantai dua hanya ada dua kamar. 1 kamar seungcheol dan yang satu lagi mungkin, kamar tamu atau ruang kerja Seungcheol.

Sujeong perlahan mengetuk pintu kamar Seungcheol. Tetapi tidak ada suara didalamnya. Ia sudah mengetuk pintu tiga kali, tapi pria di dalam tak membukanya juga. Sujeong juga sudang memanggilnya berkali kali.

Apa jangan jangan terjadi sesuatu dengannya? Pikir sujeong.

Tanpa pikir panjang sujeong membuka pintu kamar seungcheol, yang kebetulan tidak terkunci.

Sujeong perlahan masuk kedalam dan ya, tidak ada siapa - siapa. Ia berkeliling di sekitar kamar Seungcheol. Tepat di depan pintu kamar mandi. Ia mendegar suara gemericik air.

Aaa Sengcheol sedang mandi ternyata. Pantas saja aku panggil tidak terdengar suaranya. Batin Sujeong.

Saat Sujeong ingin berbalik, suara pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Seungcheol yang setengah telanjang. Bagian bawah badanya hanya tertutup oleh handuk berwarna putih.

Sujeong yang menyadari jika Seungcheol keluar dari kamar mandi memilih untuk tidak bergerak dan berbalik.

Seungcheol cukup terkejut dengan kedatangan Sujeong yang tiba - tiba. Ia melihat Sujeong yang membelakanginya, kemudian muncul lah ide Seungcheol yang ingin menjahili Sujeong.

Seungcheol berjalan mendekat pada Sujeong, kemudian sedikit membukukkan badan untuk menyamankan tingginya dengan sujoeng.

Ia meniup pelan telinga kiri sujeong.

Sujeong yang merasakan geli, ia reflek menengokkan wajahnya tepat di mana telinganya di tiup oleh seungcheol.

Mata mereka bertemu. Sejenak seungcheol merasa kagum hingga ia mengakkan kembali badannya dan menutup mulut serta hidungnya untuk menutupi malu yang ia rasakan.

Sujeong yang menyadari hal itu, ia langsung bergegas keluar dari kamar Seungcheol. Sujeong, wajahnya juga memerah.

Saat sudah sampai bawah, Ibu Seungcheol melihat Sujeong yang tersipu malu. Ia pun menggoda Sujeong.

"Kamu sudah bertemu dengannya bukan? Dia sudah selesai mandi? Hihi kamu pasti melihat ia setengah telanjang kan?" Goda Ibu Seungcheol.

"Tante? Bagaimana tante tahu kalau Seungcheol sedang mandi?"

"Maaf, aku lupa memberitahumu hal satu itu. Hihi. Wajahmu sangat merah Sujeong" goda Ibu Seungcheol lagi.

Sujeong yang merasa sudah sangat malu, ia meninggalkan ibu sujeong dan berlari ke arah dapur.

"Lucu sekali mereka haha. Semoga kalian bahagia selalu ya."


°°°

"Ayah dan Ibu, sudah memikirkan hari pernikahan kalian. Ayah juga sudah bicara dengan keluarga Sujeong, dan mereka setuju.
Ayah rasa kalian masih punya waktu untuk lebih mendekatkan diri. Jadi, Ayah memberikan kalian waktu 2 minggu untuk pendekatan, sebelum pernikahan terjadi." jelas Ayah Seungcheol.

"Baik, Ayah." jawab Seungcheol yang melihat sujeong sedang memakan makanannya.

"Ingin jalan jalan?" Tanya Seungcheol tiba-tiba yang membuat Sujeong tersedak.

Dengan cepat Seungcheol menyodorkan air putih, Sujeong menerima air itu dan meminumnya.

"Seungcheol-ah, Ibu tau niat mu itu baik. Tapi, jangan bertanya dengan tiba-tiba seperti itu, kasian Sujeong." Terang Ibu seungcheol sambil menahan tawa.

Ayah Seungcheol hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Merasa putra satu-satunya sangat lucu, persis seperti Ayahnya dulu waktu muda.

"Maaf." ungkap Seungcheol yang melihat ke arah lain tak berani menatap Sujeong.

"Ibu, Ayah, aku berangkat sekarang saja, takut ke sorean nanti" ucap Seungcheol sambil menarik tangan Sujeong.

"Baiklah, hati-hati seungcheol, jangan ngebut, dan jaga Sujeong" teriak Ibu seungcheol karena Seungcheol sudah pergi dengan buru-buru.

Seungcheol membukakan pintu untuk Sujeong, di susul Seungcheol di bagian kemudi.

Perjalanan hanya di isi oleh keheningan. Keduanya sama-sama tak tau apa yang mau dibicarakan.

"Kita mau kemana Seungcheol-ssi?" Tanya Sujeong yang akhirnya membuka suara.

"Oppa." ucap seungcheol.

"Ya?"

"Panggil aku oppa. Agar kita cepat akrab."

"Ah.. ya. Seungcheol oppa" jawab Sujeong tersenyum.

"Jujur, aku suka saat kau tersenyum" terang Seungcheol sedikit menengok untuk melihat wajah Sujeong.

Wajah Sujeong yang sudah seperti kepiting rebus itu hanya diam dan mengalihkan pandangannya pada jendela kaca mobil.

Seungcheol yang tau sujeong malu, ia tersenyum.

"Mall? Kenapa kita ke mall?" Tanya Sujeong yang sudah turun dari mobil dan di susul oleh Seungcheol.

"Ikuti aku kemana saja aku mau." Ucap Seungcheol lalu menggenggam tangan Sujeong.

Sujeong terkejut, rasanya seperti tersengat beribu ribu lebah, bukan rasa sakit yang menjalar di tangan sujeong tapi rasa hangat dan Sujeong menyukainya.

Seungcheol mengajak Sujeong ke toko perhiasan.

"Pilih yang kau suka"

"Ya?"

"Pilih saja, jangan banyak tanya. Aku akan ke toilet sebentar."

Sujeong melihat banyak cincin di hadapannya, saat Sujeong ingin tertarik dan ingin melihat perhiasan itu, tiba - tiba seorang pelayan tidak sengaja mendorong Sujeong hingga perutnya membentur etalase kaca.

"Maaf, anda tidak apa apa? maafkan saya, saya tidak sengaja." Ucap pelayan itu memohon.

"Ah iya, tidak apa apa." Ucap sujeong tersenyum menahan sakit pada perutnya.

"Ada apa?" Tanya seungcheol yang baru datang dari toilet.

"Itu.. saya tidak sengaja mendorong istri anda hingga ia terbentur etalase kaca."

"Kamu tidak apa - apa sujeong?"

"Ya, Oppa. aku tidak apa - apa"

"Baik kalau begitu saya permisi." ucap Seungcheol sambil merangkul pundak sujeong dan menuntunnya keluar toko.

...

Seungcheol berhenti sebentar kemudian menghadap ke arah Sujeong, menatap wajahnya cukup lama.

"Kamu benar tidak apa - apa kan?" Tanya Seungcheol masih menatap Sujeong.

"Hmm" jawab Sujeong yang juga menatap Seungcheol.

Mata Seungcheol sangat indah, bulu matanya yang panjang dan bola matanya yang besar sangat cantik.

Sujeong mengagumi mata Seungcheol.

Tanpa sadar seungcheol perlahan menipiskan jarak pada sujeong, masih dengan saling menatap satu sama lain.

Sujeong menutup matanya. Ia tidak merasakan apa - apa, selain ada sesuatu yang menempel di keningnya.

Seungcheol menciup kening Sujeong.


























🌺To Be Continue🌺

Jangan lupa vote and coment.

Terima kasih.

MISFORTUNE •||• CHOI SEUNG CHEOL •||•Where stories live. Discover now