"Ajari aku sampai aku bisa sepertimu."

Mendengar ucapan Rose, Matt langsung melepaskan pelukan mereka lalu dengan cepat mengangguk.

-

Matt mengigit penanya menahan nafsu yang sedari tadi mengusiknya. Malam ini ia menjadi guru untuk Rose. Entah ia sanggup atau tidak, Matt akan mencoba.

Namun penampilan Rose saat belajar membuat Matt kehilangan akal sehatnya. Rose menggulung rambutnya dan membuat lehernya terekspos, Rose juga menggunakan kaos putih besar dan hotpants.

 Rose menggulung rambutnya dan membuat lehernya terekspos, Rose juga menggunakan kaos putih besar dan hotpants

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

(Liat hairstyle nya aja ya guys, Rose pake kaos putih kok dan ga pake anting😉)

"Matt, aku sudah selesai mencatatnya." Ucap Rose yang membuat lamunan Matt pecah.

"Kalau begitu kita akan mulai kuisnya, jika kau benar aku akan memberimu hadiah. Dan jika kau salah aku akan memberimu hukuman." Ucap Matt yang langsung membuat Rose membeku.

"Aku menolak." Ucap Rose yang membuat Matt tersenyum.

"Kalau begitu kau harus belajar sendiri." Ucap Matt lalu berdiri dan mencoba melangkah. Namun, sebelum Matt beranjak Rose lebih dulu menahan lengan kekar Matt.

"Baiklah, ayo kita mulai!" Ucap Rose kuat.

-

"Ini tidak adil." Ucap Rose sambil menutupi dadanya yang sudah tidak tertutupi sehelai benang pun dengan buku.

"Ternyata kau tidak fokus saat belajar sayang." Ucap Matt dengan suara deep voices nya.

Matt memberikan Rose dua soal dan ternyata Rose tidak bisa menjawabnya, sebagai hukumannya Rose harus menanggalkan pakaian yang ia pakai.

Rose menatap Matt kesal lalu berdiri dan beranjak pergi. Namun langkah Rose terhenti saat mendengar suara bell menggema.

Rose berbalik dan menatap Matt dengan wajah shock.

"Kembalikan bajuku." Ucap Rose melangkah mendekati Matt.

Matt berdiri lalu mengangkat setinggi mungkin pakaian Rose yang ada di tangannya.

"Berikan!" Pekik Rose frustasi  sambil melompat.

"Biasanya Kakak ada di kamar, Mom, Dad aku panggil Kakak dulu."

"Suruh bocah nakal itu cepat menemui kami."

Semakin dekat suara itu semakin panik Rose, dengan sigap ia menatap sekeliling dan tertuju pada gulungan tirai gorden balkon lalu berlari dan bersembunyi di baliknya.

"Ah, ternyata kau disini." Ucap Sean dengan Tayana di rangkulannya.

"Kasey! Kakakmu ada disini." Pekik Tayana.

Sean dan Tayana melihat buku-buku di meja dan pena pink yang tergeletak disana. Dengan smirknya Tayana menatap Matt seolah sedang menggodanya.

Sean tersenyum tipis lalu menghadiahi Matt dengan jempolnya.

Matt tersenyum tipis lalu menggerakkan kepalanya ke arah tempat persembunyian Rose.

Tayana dan Sean tertawa tanpa suara lalu mereka mulai menggunakan bahasa isyarat.

Tayana memulai,

"Mommy ingin melihatnya."

Matt menggeleng lalu membalas.

"Dia ingin merahasiakan hubungan kami."

Sean menaikkan sebelah alisnya dan Tayana menahan bibirnya agar tidak berteriak karena rasa senang yang akan meledak dari dalam tubuhnya.

"Kenapa? Apa dia seseorang yang kami kenal?"

Matt menggeleng lalu membalas dengan senyuman tipis.

"Dia tidak suka menjadi pusat perhatian dan di perlakukan istimewa."

Sean dan Tayana bertatapan lalu menatap Matt dengan tatapan menggoda.

"Apakah dia gadis beruntung itu? Gadis yang mengambil perjaka putraku." Isyarat Sean dan Tayana secara bersamaan. Kedua orang tua dari pria dingin a.k.a Matt itu pun tertawa tanpa bersuara.

Matt membuang nafas beratnya karena tingkah konyol orang tuanya. Lalu suara lembut Kasey mengejutkan mereka bertiga.

Karena keluarga William memiliki yayasan untuk anak-anak disabilitas atau anak istimewa mereka wajib mempelajari bahasa isyarat.

"Kak, kenapa ada borgol ini di ranjangmu."

Bersambung...

Medan, 16 Agustus 2020.

SON of a CEOحيث تعيش القصص. اكتشف الآن