Nine

106 65 9
                                    

              🌻Happy Reading🌻

Seperti biasa Lime berangkat diantar Abangnya sampai Sekolah seperti kewajiban. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan mereka sampai di Sekolah, Sekolah masih tanpak sepi karena ini masih pagi 06.20 entah ada apa Lime berangkat sepagi ini.

Lime melewati lorong Sekolahan, bulu- bulu tangnnya merinding karena udara yang dingin ditambah suasana yang masih sepi. Terdengar suara barang jatuh di lap.

Grompyang..

"Busett Mama suara suara apa iti." kata Lime  teriak sambil lari menuju kelasnya.

Terlihat begitu lelah karena lari pagi huhu.. Untung di Kelas sudah ada Zahra teman satu kelasnya.

"Lu kenapa Lime? Kok ngos ngosan?" tanya Zahra melihat Lime yang bernafas tak sesuai aturan.

"Noh,,,huh, gua denger,,,huhh,, barang jatuh di lap," ucap Lime sambil nafas masih tersenggal senggal.

"Owh, mungkin mau berteman ama lu, tuh dia ngikutin lu," kata Zahra dengan senyum miring.

"Woiiii,,,, Mama anakmu yang cantik takuttt,,, aaaaaa," kata Lime sambil teriak ketakutan.

Lime lari keluar kelas, mencari teman yang bisa nenangin pikirannya, sedangkan Zahra dikelas ketawa sampe perutnya sakit, memang Lime sepolos itu? Dia bohongi aja gatau apalagi dibohongi pacarnya.

Lime lari dengan keaadaan menangis, sampai dia menubruk cowok tak lain dia itu Liam, Liam dan Leon kaget melihat kejadian itu.

"Heh lu kenapa?" tanya Leon.

Liam langsung meluk tubuh mungil itu ntah dorongan dari mana, dia ada niat untuk memeluk gadis yang menabraknya.

"Udah tenang kalau udah tenang baru cerita," ucap Liam sambil menenangkan Lime.

"Kenapa sih itu? Kok lu peluk- peluk dia juga?" tanya Leon sambil melirik kekembarannya itu.

"Gatau, gua berangkatnya bareng lu jugakan,"

"Yaudah dehh, ke taman aja sana gua mau ke kelas masih pagi ada adegan ginian." ucap Leon sambil melangkah menuju kelasnya, meninggalkan mereka berdua yang masih pelukan.

Liam membawa Lime ke taman sesuai saran adiknya itu, banyak murid- murid yang bisik- bisik tentang mereka.

Tuh Lime centil banget sih, peluk- peluk segala.

Duh romantis banget, pelukan gitu uwu

Dasar cewek gatau diri!

Membuat telinga Liam panas, komentar- komentar mereka yang nggak tau gimana kejadiannya.

Setelah ditaman Liam mendudukkan Lime dibangku taman yang tersedia, lalu menyodorkan minuman agar Lime lebih tenang lagi.

"Makasih," Ucap Lime dengan lirih.

"Sama- sama, lu kenapa kalau boleh tau?" tanya Liam.

"Katanya Zahra ada ituu yang ngikutin aku,"

Liam tampak bingung apa yang dimaksud itu. "Ha? Itu apaan dah? Kagak tau gua?"

"Itu loh itu, yang gabisa dilihat," katanya Lime.

Liam tertawa mendengar jawaban Lime, sungguh gadis polos yang masih peraya sama begituan.

"Iihhh,,, kok lu gitu sih tau ah!"

"Ehhh,,, gak gituu, itu hanya mitos siapa yang bilang?"

"Zahra teman sekelasku,"

"Udahlah gausah percaya, gua yakin dia itu boong. Udah gausah nangis,"

"Iya, tapi baju lu bahas,"

"Udah gapapa, kita bolos sampai nanti jam istirahat, percuma kita masuk juga nanti kena hukuman jugakan,"

"Iya juga sih heheh."

Mereka menghabiskan waktu bolos mereka dengan cerita- cerita, bercanda Liam juga menjahili Lime. Lime tampak nyaman berada di sisi Liam begitu juga sebaliknya dengan Liam.

Tett,,,tet,,,tet,,,,,

Mereka sedang makan dikantin, tiba- tiba ada yang mengedor mejanya.

Dor!

"Lu ya, dicariin kemana- mana eh malah enak- enakan makan berduaan sama cowok, kita udah kuatir ama lu juga," omel Ayu sambil duduk.

"Iya, kita udah keliling, dari uks, gudang, Mushola, taman semuanya ehhh malah dikantin," tambah Ine.

"Gua tuh tadi mau ke kelas, ehh malah udah bel jadi bolos ajaa hehe," jawab Lime dengan cengengesan.

"Tadi juga Zahra tuh cuma bercanda, dia tuh boongin lu tau gak? Gua yang dikasih tau aja ketawa,," jawab Ine.

"Iya apalagi kata dia lu lari-lari sambil teriak, pasti muka lu lucu dah itu,"

"Udah-udah kalian sana pesen makanan, kasihan nih Lime kalian tuh ya," lerai Liam sambil melihat muka Lime yang cemberuh makin gemes.

"Mukanya gausah gitu amat dong mbak, ntar tambah jelek,"

"Ayuuuuuuu." teriak Lime. Mereka semua lari tidak mau kena impas itu singa yang mau ngamuk.

"Udah nih makan, ngamuk juga butuh tenaga, ntar habis makan baru ngamuk," kata Liam sambil makan.

"Hello yowasap brohh, Alvaro comebakk!" ucap Alvaro dengan pd

"Kalau lu nggak bisa bahasa Inggris gausaah soksokan lu," jawab Rizky sambil menonyor kepala Alvaro.

"Terserah gua dong, gua yang ngomong juga lu iri?"

"Gua iri sama lu? Buat apa gua iri? Ha?" jawab Rizky nyolot.

"Lu mau kalau kesini mau bertengkar mending ke lapangan biar banyak yang nonton," jawab Leon santai.

"Yok!" ajak Alvaro.

"Dih males gua, mending makan," jawab Rizky.

"Diam makan gih!" suruh Liam. Mereka langsung diam dan makan makanan yang diberi Liam.

Setelah makan mereka kembali ke Kelas, seperti biasa Alvro tebar pesona sana sini, padahal yang diteriaki Liam sama Leon sungguh tingkat dewa tuh jiwa pdnya.

Jam menujukan pukul 13.00 waktunya mereka pulang, tapi hari ini Axell tidak bisa menjemputnya, dia harus meeting menggantikan Papanya.

"Ne gua nebeng sama lu ya," pinta Lime ke Ine yang kebetulan membawa mobil sendiri.

"Yaudah ayok." ajak Ine, mereka pamitan ke teman- teman lainnya.

Sampai diparkiran gerombolan anak cowok, siapa lagi kalau bukan Liam dkk. Alvaro yang mempunyai mulut toa langsung teriaki mereka.

"Lime dapat salam dari Liam, katanya dia rindu," Ucap Alvaro dengan teriak, dilihat murid yang belum pulang, membuat pipi Lime merah.

"Dih malu gua punya temen kea lu," jawab Liam sambil tonjok lengan Alvaro.

"Dih gaje amat jadi cowok ya lu, minggir mau pulang," usir Ine.

"Mau gua anter pulang nggak? Yok naik montor biar bisa pelukan ea," goda Alvaro membuat Leon panas.

"Sampe dirumah sakit apa kuburan?" tanya Leon santai.

"Gakk dehh,,, ternyata ada pawangnya,"

"Dah dehh mulut kea cewek lu, minggir dehh dasar," ucap Ine sambil mendorong tubuh Alvaro.

"Yaudah sana pulang." ntah didengar Ine apa tidak.

Ine langsung melesat, meninggalkan area Sekolahan. Mereka bercanda- canda selama perjalanan agar tidak hening. Sesekali Lime menggoda Ine yang sedang dekat Leon, membuat Ine malu- malu kucing.














Jangan lupa vote
Ig: Amandafeby__

LimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang