Annyeong~
Yang penasaran silahkan merapat, Vote dan Commentnya jangan lupa ya hehehe
Happy Reading~
Kelas sudah berakhir beberapa menit yang lalu, satu per satu siswa sudah meninggalkan kelas, terkecuali Jae Woohyun yang sengaja menunggu kelas sepi hingga hanya tersisa ia dan Hanjoo di ruangan itu.
"Saem, bolehkah aku duduk di sampingmu?" ujarnya mendekati Hanjoo yang tengah duduk di depan piano.
"Eoh, Woohyun-ie? Tentu saja, kursi di sebelahku kosong." Hanjoo meraba bangku di sebelahnya yang belum berpenghuni.
"Terima kasih Saem."
"Ada apa? Kau tak pulang?"
"Pulang, tapi nanti hehehe. Saem, kudengar Sungkyu sunbae belajar piano darimu."
"Ne?"
"Maukah saem mengajariku juga? Aku ingin sepertinya."
"Woohyun-ah, dengan senang hati aku akan mengajarimu, tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?"
"Bermainlah dari hatimu, jangan menjadikan orang lain sebagai tolak ukurmu. Setiap orang memiliki kemampuannya masing-masing."
"Maafkan aku saem."
"Tidak apa, aku hanya ingin kau berkembang sesuai dengan apa adanya dirimu, ah iya aku sedikit kurang nyaman jika kau memanggilku dengan sebutan saem."
"Tapi.."
"Panggil saja Noona, mereka yang belajar di kelasku biasa memanggil begitu."
"Noona?" Hanjoo mengangguk.
"Baiklah, Joo-Noona."
Deg! Panggilan itu?
"Noona?"
"Noona?" akhirnya usapan pelan Woohyun di pundaknya berhasil membangunkan Hanjoo yang termenung.
"Noona tak apa?"
"Iya, aku baik-baik saja, maaf membuatmu terkejut. Aku tiba-tiba teringat seseorang."
"Boleh ku tebak? pasti orang itu sangat berharga untuk Noona."
"Benar, dia bahkan lebih dari kata berharga," tanpa terasa sebulir cairan bening meluncur bebas dari manik Hanjoo.
"Noona, uljimayo," jemari Woohyun refleks mengusap lelehan bening di pipi Hanjoo. Tanpa keduanya sadari, seseorang tengah mengamati mereka sedari tadi. Saat ini ia tengah tersenyum puas mengamati hasil jepretan di ponselnya.
'Pacarmu tengah bermesraan dengan gurunya, mereka pasangan yang serasi ya' begitulah isi pesan singkat yang ia kirimkan kepada seseorang beserta foto yang baru saja ia dapatkan.
"Noona boleh aku bertanya siapa orang itu?"
"Adikku, kami terpisah belasan tahun yang lalu, sampai saat ini aku belum mengetahui bagaimana kabarnya, aku hanya berharap dia masih hidup sampai saat ini."
"Semoga Tuhan menjaganya, Noona"
"Saat ini pasti dia seumuran denganmu Woohyun-ah, Aku ingin memainkan sebuah lagu, apa kau ingin mendengarnya?" Woohyun mengangguk dengan semangat.
"Lagu ini yang dulu sering kumainkan untuknya."
"ting" satu per satu tuts piano berjajar itu mendentingkan rangkaian nada, sebuah lagu bernuansa damai kini memenuhi ruangan (NP: Infinite - Still I Miss You <piano version>).
YOU ARE READING
함께(Hamkke) a.k.a Together
FanfictionKeluarga menjadi tempat pertama untuk menceritakan perjalanan hidup. Baik suka maupun duka keluarga adalah yang pertama memahaminya. Ketika kita memiliki keluarga, itu artinya kita memiliki tempat untuk berbagi cerita, saling menyayangi dan saling m...
