Sarapan Pagi yang Berlanjut

7.7K 1.1K 93
                                    

Banyak yang kangen moment Ayah Bunda ceunah. Nih asem kasih lagi
.
.
.
.
.

Rose berdehem, merasa canggung dengan gadis yang kini berada di depannya. Salahnya juga karena melakukan hal seperti itu di dapur yang lazimnya digunakan sebagai tempat memasak.

Sedangkan oknum bernama Jaehyun, terlihat santai sekali duduk disebelah Rose tanpa merasa bersalah pada Siyeon yang katanya, calon menantu keluarga Jung.

"Siyeon..." Panggil Rose malu-malu.

Siyeon juga tersenyum canggung, "I-iya Bunda?"

"Itu tadi," Rose menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Maaf ya."

Siyeon menggeleng cepat, "Salah Siyeon karena masuk duluan Bund."

"Eh enggak. Salah Bunda karena nggak dengar salam kamu hehe. Maaf ya? Bunda jadi nggak enak nih," Sesal Rose.

"Iya, nggak apa-apa Bund."

Rose mencolek perut Jaehyun, "Minta maaf sana," Suruhnya dengan suara pelan.

Jaehyun terkekeh kecil melihat wajah Rose yang memerah karena malu, "Iya sayang," Katanya, "Siyeon, Ayah juga minta maaf ya. Jauh-jauh dari Tasik, kamu malah disuguhin pemandangan Bunda yang setengah tiduran di atas meja--Aw sakit Rose!" Pekik Jaehyun saat Rose mencubit perutnya.

"Ya lagian ngapain kamu perjelas sih?!" Kesal Rose, "Bikin malu aja."

Siyeon tersenyum kecil melihat kedua orang tua Jeno yang juga sudah seperti orang tuanya sendiri.

"Udah lama ya Yeon kamu nggak kesini," Kata Rose memulai topik yang baru.

Siyeon mengangguk, "Nggak banyak yang berubah ya Bund, tata letak furniture rumah ini masih sama kayak beberapa tahun yang lalu," Siyeon melihat ke sekelilingnya. Udah lama dia nggak kesini, terakhir waktu sebelum pindah ke Tasik, mungkin sekitar tiga atau empat tahun yang lalu. Dan kebetulan, dua minggu kedepan dia dapat kesempatan untuk berlibur di Jakarta. Awalnya sih Siyeon mau tinggal di rumah Om sama Tantenya yang juga tinggal di Jakarta, tapi Rose nyuruh Siyeon untuk tinggal di rumahnya. Alasan Rose sih biar di rumah ada yang nemenin dia sama Jasmin kalau Jaehyun dan trio JJH kerja atau sekolah.

Tapi Jeno nggak tahu kalau pacarnya ini datang ke Jakarta. Yang Jeno tahu, Siyeon lagi liburan sama teman-temannya di Bali.

"Dan hati Jeno juga masih sama kayak beberapa tahun yang lalu," Goda Rose yang membuat pipi Siyeon bersemu.

"Jangan digodain terus Bund, malu tuh Siyeonnya," Kata Jaehyun, "Oh iya Yeon, kamu pasti capek. Langsung istirahat aja di kamar, biar Ayah yang bawa koper kamu."

Siyeon mengangguk, "Iya Yah."

"Ayo Ayah anter," Jaehyun membantu Siyeon membawa kopernya ke dalam kamar tamu.

Sedangkan Rose kembali ke dapur untuk melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda karena ulah Jaehyun. Belum sempat tangannya memegang sodet, lagi-lagi ada yang merengkuh tubuhnya, "Kok cepet banget anter Siyeonnya?"

"Cepet dong. Cuma ke kamar kan? Bukan ke Belanda."

"Mas, minggir deh. Ini masaknya nggak kelar-kelar karena kamu. Nanti kalau Jasmin keburu bangun, kita nggak bisa sarapan."

"Aku lagi sarapan kok ini."

"Ish! Bucin banget si?!" Kesal Rose, "Minggir atau si Jung Junior aku tendang?" Ancamnya.

"Jangan dong. Nanti yang sedih kalau Jung Junior patah bukan cuma aku, tapi kamu."

"Mas Jaehyun! Nanti Siyeon liat yang enggak-enggak lagi gimana?!"

"Ya makanya ayo ke kamar."

"Mau ngapain? Nggak liat aku lagi masak?"

"Mau sarapan," Bisik Jaehyun. Dengan mudahnya Jaehyun menggendong tubuh Rose dan membawanya ke kamar mereka. Kayaknya sakit itu cuma alasan doang deh buat Jaehyun, soalnya kalau udah nempel sama Rose gini, dia suka lupa diri, untung aja nggak lupa ingatan. Bisa berabe nanti.

"Mas, awas ah, nanti anak kamu bangun," Omel Rose dengan suara berbisik saat Jaehyun meletakan tubuh istrinya disamping Jasmin.

Nggak Bunda, Jasmin nggak liat. Jasmin pakai popok hehehe -Jasmin

"Yaudah aku pindahin dulu," Baru saja Jaehyun akan memindahkan Jasmin ke box bayinya, tapi tangannya lebih dulu dipukul Rose.

"Jangan diangkat," Tegas Rose, "Kalau dia bangun dan nangis, kamu yang nyusuin."

"Yaampun, aku aja ngajak kamu kesini karena mau minta su--hmphh," Jaehyun nggak bisa melanjutkan ucapannya karena mulutnya dibekap oleh Rose.

"Ngomong sekali lagi, aku gigit ya tangan kamu!"

Jaehyun menyingkirkan tangan Rose dari mulutnya, "Gigit nih gigit. Aku malah mau digigit. Ayo," Todong Jaehyun.

Rose mendengus, dilemparnya wajah Jaehyun pakai bantal tidur. Untung aja bantalnya nggak nimpah Jasmin.

Bukannya marah, Jaehyun justru tertawa, "Ayo sayang gigit," Pintanya sambil memeluk Rose manja.

Rose memukuli badan Jaehyun, "Minggir astaga Massss!"

"Nggak mau."

Karena kesal, Rose menggigit ketek Jaehyun dengan keras, membuat pria itu memekik kesakitan, "Sakit Rose," Keluh Jaehyun.

Rose tertawa, "Ya lagian aku suruh minggir malah nggak mau."

Karena terganggung dengan bisingnya suara Jaehyun dan Rose, Jasmin akhirnya terbangun. Nggak sambil menangis, Jasmin justru tersenyum kecil melihat wajah kedua orang tuanya, "Hai anak Bunda, udah bangun ya? Pinter banget nggak nangis," Puji Rose.

Jaehyun mengerucutkan bibirnya, "Kok kamu bangun sih? Ayah kan belum minta susu sama Bunda."

"MAS JAEHYUUUUUN!"

Tawa Jasmin tergelak, Marahin aja Bunda. Supaya Ayah nggak rebut-rebut jatah Jasmin.

Jung's Family ; Jaerose [END✔]Where stories live. Discover now