Fakta yang Belum Tersibak

59 16 6
                                    

"Sintia, air dinginnya. Cepat!"
"Rein! Dia sudah sadar!"
"Air dinginnya dulu lho! Badannya panas ini!" Suara gaduh samar-samar sampai ke kuping gadis dua puluh lima tahun itu, namun pandangannya masih gulita. Perlahan dengan tenaga tersisa ia membuka matanya.

"Rein. Kenapa ini?"
"Nanti ku ceritakan, Wi! Jangan pikirkan dulu apapun yang memberatkanmu!"

Reina mengusap bahu Dwi, lantas Dwi tak sabar ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Yang ia ingat bahwa ada peristiwa mengerikan yang terjadi dini hari tadi. Ketakutan menyergap dirinya manakala Sintia yang tampak mengerikan saat itu membuka cerita.

"Aku baru kali ini lihat orang kesurupan. Ngeri!"
"Diam dulu, Sintia!" Rein masih bersikukuh ingin menyimpan dulu apa yang terjadi, membuat perasaan Dwi tak karuan. Namun Dwi masih bersyukur karena kejadian itu tidaklah nyata, buktinya tak ada luka sedikitpun yang menjadi penanda, hanya kepala yang pening, dan badan yang demam. Kalau begitu sudah jelas peristiwa itu cuma mimpi adanya, tetapi jawaban atas apa yang sebenarnya terjadi mengusik dirinya. Dwi menerka-nerka apakah orang kesurupan yang dimaksud Sintia itu dirinya, padahal yang dengan mata kepalanya sendiri hal itu tak lain menjangkiti Yuli yang saat ini tengah membersihkan perabotan di kamar kos yang berjebai di tiap sudut kamar.

Yuli memandangnya dengan senyum samar penuh kemenangan dengan tanda lebam yang menghias pipinya.
.
.
TAMAT

KerasukanWhere stories live. Discover now