Flower Store Flower Station

4 0 0
                                    

Day 5

Hari ini aku bangun terlalu siang sampai-sampai aku sangat pusing. Karena tidak memiliki kegiatan, aku sama sekali tidak tertarik untuk bangun pagi, tapi resikonya seperti ini, pusing. Mungkin akan lebih baik aku jalan-jalan ke daerah kota tempat kemaren aku makan bersama suji, aku lihat disana ada banyak sekali toko-toko yang berjajaran disana. Toko yang sangat menarik perhatianku adalah toko bunga. Benar-benar indah bunga-bunga ditoko tersebut. Akupun memutuskan untuk ke sana siang ini. Walaupun tidak ada niatan untuk membeli bunga, aku ingin kesana dan melihat-lihat bunganya dari dekat, tapi jika ada yang bagus, aku akan beli, yah untuk diriku sendiri saja.


Karena tidak memiliki kendaraan, aku memutuskan jalan kaki sampai halte kemudian naik bus sampai ke tujuan. Ku berjalan melewati toko buku milik taeyeong dan kedapatan melihat dia sedang memotong kayu. Apakah aku harus menyapanya?

"Taeyeong~aa" sambil melambaikan tangan, berusaha untuk menyapa walaupun sedikit gengsi.

"Ohh.. Jieun~a, mau pergi kemana?"

"Aku ingin ke kota, jalan-jalan aja. Aku bosan terus berdiam diri dirumah"

"Ingin ku antarkan?" Taeyeong menawarkan dirinya untuk mengantarkan ku menggunakan mobilnya, karena dia tau aku harus berjalan kaki sampai halte lalu naik bus untuk sampai ke kota.

"Gausah, gapapa kok. Aku sambil ingin melihat-liat pemandangan" tetapi aku menolak tawarannya.

"Oh oke. Hati-hati yah"

"Mmm" sambil tersenyum. Dan akupun melanjutkan perjalananku.


Sesampainya dikota, aku berjalan sambil melihat toko-toko yang ada disamping kanan kiriku. Jika ada toko yang menarik, aku akan masuk kedalam dan jika perlu aku membeli barangnya. Toko yang sudah ku kunjungi adalah toko-toko baju dan toko furniture. Aku membeli beberapa baju karena baju yang kubawa tidak banyak. Dan ditoko furniture aku hanya membeli lampu, karena lampu dirumahku yang bertempatan diruang tamu sepertinya sudak rusak. Walaupun tujuan utamaku ke sini adalah ingin ke toko bunga, namun aku memutuskan untuk mendatanginya terakhir, karena tidak mungkin aku menenteng bunga sepanjang jalanku melihat-lihat toko-toko yang ada disini.


Flower Store Flower Station (Flosto2)

Nama toko bunga ini sangat unik.

"Selamat datang" ucap pegawai toko menyambutku. "Mencari bunga apa?" tanyanya.

Sebenarnya aku sama sekali tidak paham soal bunga. Aku hanya melihat-lihat bunga yang indah dan tidak mengerti arti dibalik bunga tersebut. Yang penting cantik dan aku menyukainya. Akupun mulai memilih-milih bunga yang menurutku paling cantik.

"Kalau ini namanya bunga apa ya?" menujuk salah satu bunga yang membutku tertarik.

"Ini namanya bunga daffodil, bunga ini memiliki arti semangat baru, makna lainya adalah keberuntungan. Sangat cocok diberikan kepada orang yang baru saja meraih keberhasilan, pencapaian, dan juga penghargaan"

Walaupun arti dari bunga ini tidak ada hubungannya denganku, aku akan membelinya karena menurutku bunga ini sangat cantik.

"Saya ingin beli bunga ini satu bucket"

"Baik ka"

Setelah keluar dari toko bunga tersebut, aku memutuskan untuk pulang.


17.01

Aku berdiri diatas lampu yang terus menerus berkedip. Aku berencana untuk menggantinya, namun aku tidak pengalaman akan hal tersebut. Sepertinya itu bukan hal yang sulit, hanya mengganti lampu saja, tidak perlu keahlian khusus. Saat hendak mengambil lampu yang baru saja aku beli ditoko furniture, tiba-tiba.. Caakkkk. Suara lampu pecah sangat jelas terdengar ditelingaku.

"Aaaaaaaaaa" teriaku, menutup telinga samil berjongkok.

Pecahan-pecahan lampu tersebut jatuh tepat disampingku. Untungnya aku tidak terkena pecahan tersebut. Semua lampu yang ada dirumah ini mati. Sepertinya konslet. "Ahh.. Bagaimana ini" keluhku.

Tak bisa berbuat apa-apa, tidak ada jalan lain selain meminta bantuan kepada Taeyeong. Hanya dia satu-satunya temanku yang rumahnya sangat dekat denganku. Lagipula dia cowo, seharusnya dia bisa membenarkannya. Akupun berlari ke arah rumah Taeyeong. Dan langsung membuka pintu rumahnya. Betapa kagetnya aku, dia sedang berdiri didepan pintu hendak membuka pintu juga.

"Astaga" kaget taeyeong.

"Taeyeong~a.. Kamu mau kemana?" bertanya dengan nafas tidak teratur.

"Aku? Ah.. Tii tidak kemana-mana. Cumaa.."

"Baguslah kalau gitu. Taeyeong~a bisakah kau membantuku? lampu dirumahku pecah dan semua listrik mati, sepertinya konslet atau apa akupun tidak tahu. Bisakah kau mengeceknya?" 

"Ohh.. Oke, baiklah"

Kamipun berjalan ke arah rumahku. Taeyeong memeriksa aliran listrik rumahku. Melihatnya cukup kesulitan, sepertinya dia tidak bisa memperbaikinya.

"Jieun~a"

"Emm.. Gimana?"

"Listriknya benar-benar konslet, mungkin karena sudah tua dan tidak diurus. Tapi, aku tidak bisa memperbaikinya, karena ini sudah diuar keahlianku. Kamu harus panggil tukang listrik untuk memperbaiki listrik rumahmu"

Kami kembali ke rumah taeyeong, aku ikut menelepon tukang listrik dirumahnya.

"Halo, ada yang bisa kami bantu"

"Listrik rumah saya konslet, apakah bisa diperbaiki sekarang?"

"Untuk perbaikan listrik yang konslet paling besok, karena jadwalnya pagi. Kita tidak menerima perbaikan jadwal malam dimusim dingin"

"Oh begitu yah. Kalau besok apakah bisa langsung selesai satu hari?"

"Tergantung kak. Diliat dari seberapa parahnya konslet tersebut. Kalau masih ringan hatu haripun beres. Tapi jika sudah parah, maksimal bisa sampai 5 hari"

"Baiklah. Besok pagi tolong datang ke alamat rumah saya ya. Terima kasih"

"Baik ka"

.

"Taeyeong~a.. Aku bagaimana? Aku sama sekali tidak bisa tidur dikeadaan yang sangat gelap"

"Kamu bisa tidur disini jika kamu mau"

"Ya?" kaget aku akan tawarannya.

"Rumah ini ada 2 kamar, kamu bisa tidur di kamar bawah, aku akan tidur dikamar atas" ucapnya terlihat gugup.

Tidak punya pilihan lain, aku memutuskan untuk tidur dirumah taeyeong hari ini. Aku mengambil satu baju salinan dirumahku. Aku melihat diatas meja ada bunga yang aku beli tadi. "Haruskah aku memberikan kepadanya?" gumamku. Tak berpikir panjang akupun langsung membawa bunga tersebut beserta salinan bajuku dan kembali kerumah taeyeong untuk menginap disana. 

Taeyeong mununjukan kamarnya dan menyuruhku untuk tidur dengan nyaman. Aku menaruh salinan bajuku dan bunga yang aku bawa tadi diatas meja belajarnya. Sepertinya tayeong tidak sadar bahwa aku membawa bunga karena dia tidak berkata apa-apa. Akupun langsung berbaring dikasur dengan perasaan yang tidak karuan. 

12 Days Winter TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang