Senyum Kehangatan

1 0 0
                                    

Taeyeong Part

Hari ini atasanku meneleponku karena ada suatu kesalahan sistem terhadap program yang ku buat. Dia menyuruhku untuk menyelesaikannya hari ini juga, karena besok akan dipresentasikan. Seharian ku memperbaiki kesalahan pada programku. Dan akhirnya, pekerjaanku beres disore hari.

Selamat datang ditoko buku kami. Tiba-tiba suara bel rumahku berbunyi. Jieun datang kembali ke toko bukuku. Akupun langsung berdiri dan berkata "Oh.. Jien~a" dengan ekpresiku yang cukup kaget. 'Aishh kenapa harus dengan ekspresi yang seperti ini lagi' ucapku dalam hati. Dia mengembalikan buku yang kemarin ia sewa. Tidak kusangka dia akan membacanya secepat itu. Aku menawarinya kopi hangat, kemudian kami menikmati kopi hangat bersama. Saljupun turun disore hari yang dingin ini. Jieun tidak bisa pulang karena salju turun begitu lebat. Cukup canggung bagi kami, akupun memecahkan keheningan ini dengan menanyakan bagaimana kehidupannya dikota. Dan dia mulai menceritakan semua keluh kesah akan pekerjaannya dikota. Aku memberinya sedikit nasihat. Akan lebih baik jiga nasihatku didengar olehnya.

Langit sudah sangat gelap, saljupun sudah tidak turun lagi. Jieun memutuskan untuk pulang. Ketika ia sudah berada diluar rumahku, aku tersadar bahwa jalan cukup gelap karena minimnya lampu didaerah sini. Dengan sigap, aku langsung mengambil mantel tebalku dan senter untuk mengantarnya pulang. Kamipun berjalan kearah rumahnya tanpa ada obrolan khusus. Setelah sampai di depan rumahnya, dia berterima kasih kepadaku dan tersenyum. Senyumannya membuat hatiku meleleh seperti salju yang disimpan didekat api unggun. Akupun membalas senyumannya kemudian pulang berlari arah rumahku.

Seperti orang gila, aku terus menerus senyum-senyum sendiri. Ah aku gabisa begini terus. Aku harus tidur, besok ada program yang harus aku presentasikan. "Sadar Taeyeong~a" sambil memukul pipi sendiri. Akupun mulai tertidur.

.

.

.

.

.

.

.

Blog Pribadi Winter 2020

"Hari ini dia datang kembali ke rumahku untuk mengembalikan buku sewaannya. Dia menceritakan keluh kesah pekerjaanya selama dikota. Aku senang mendengar ceritanya, sehingga aku bisa memberikannya beberapa nasehat. Aku mengatarnya pulang karena sudah malam, diapun tersenyum dan berterima kasih. Aku seperti orang gila jika terus membayangkan senyumannya"

12 Days Winter TaleWhere stories live. Discover now