30. Semuanya Terungkap

148 24 2
                                    

Di bawah matahari yang memancarkan cahaya dengan terangnya, Sou berlari. Tidak peduli dia menabrak beberapa pejalan kaki karena cara berlarinya. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah pergi ke rumah Eve dan meminta kejelasan dari Sana.

"Hahh...hahh..." dia menghela nafas. Lelah tentu saja. Dia berlari sejauh 3 km untuk sampai ke rumah Eve.

Jemarinya memijit bel yang ada di samping gerbang. Dan tak lama kemudian seorang wanita muda berpakaian maid keluar dari rumah yang bergaya barat itu.

"Aku ingin menemui Sana, apa dia ada di rumah?" belum sempat wanita itu bertanya soal keperluannya datang ke mari, Sou sudah menjawabnya.

"Tentu dia ada. Tapi anda ini siapa?" tanyanya sambil membuka pintu gerbang.

"Aku temannya."

Sou mengikuti langkah wanita itu dari belakang. Wanita itu mempersilahkan Sou untuk duduk di ruang tamu, sementara dia memanggil nona-nya.

Sana yang saat itu sedang menonton film yang ada di laptopnya tertegun ketika mendengar pintu kamarnya di ketuk.

"Nona, anda kedatangan tamu."

Sana mengernyit. Tamu? Sejak kapan dia kedatangan tamu.

"Iya aku akan segera turun!"

Gadis berambut hazel itu mengganti pakaiannya dan segera turun menuju ruang tamu untuk menemui tamunya. Di pikirannya, Akari yang datang ternyata bukan.

"Sou-san? Tumben sekali mampir ke sini."

"Sana-chan." Sou menatap Sana dengan sedikit tajam.

"Iya?" yang di tatap pura-pura tidak mengerti, malah dia duduk berhadapan dengannya.

"Aku butuh kejelasan."

"Kejelasan dari?"

"Soal kecelakaan 1 tahun lalu."

Sana membeku. Rasanya baru kemarin dia menjalankan wasiat dari Eve, ternyata waktu berjalan cepat ya.

"Kenapa kau menanyakan itu padaku, Sou-san?"

"Kau pasti tau sesuatu kan?! Tidak mungkin Eve pindah ke Amerika tampa mengatakannya langsung padaku! Dia...dia bukan tipe orang yang seperti itu dan juga dia pasti..." Sou tidak melanjutkan perkataannya.

"Maaf aku membentakmu."

"Tidak masalah." Sana mengulas senyum.

"Tidak masalah kok....itu...wajar...."

Sou mengalihkan pandangannya ke lawan bicaranya. Ya dia terganggu dengan nada bicara Sana yang seakan sedang menahan tangis. Dan sekarang benar saja. Sana menangis.

"Maafkan aku Sana-chan." Sou metaih pundaknya.

"Anu Sou-san. Bisakah kau...ikut denganku?" Sana menyeka air matanya.

"Ke mana?"

"Kamar nii-san."

Sou tercekat ketika mendengar kata "nii-san" pasti yang di maksud Sana adalah Eve. Tanpa di beri tau untuk kedua kalinya. Sou membuntuti Sana yang berjalan menuju lantai 2.

Sana membuka pintu kamar yang kebetulan tidak pernah terkunci. Dia menghela nafas kemudian mempersilahkan Sou untuk masuk duluan.

Bagi Sou yang baru pertama kali masuk ke ruangan pribadi milik Eve ini rasanya sebuah kebanggaan. Dia melihat lihat sekitar. Kamar yang cukup luas untuk di tempati oleh 1 orang.

"Ini." Sana muncul dengan membawa satu buah kotak berwarna hitam di tangannya.

Sou menerimanya "Ini apa?"

"Lebih baik di buka setelah kau sampai di rumah nanti."

Rasa penasaran Sou tersulut. Apa isi dari kotak ini sebenarnya?

"Sou-san...apapun yang terjadi tolong jangan benci aku. Jangan membenci siapapun."

"Hehh apa maksudmu. Aku tidak membencimu kok. Aku pulang dulu."

Dan pada akhirnya Sou tidak mendapat kejelasan apapun. Hanya saja dia mendapat sebuah kotak misterius.

Sou mengocok nya berkali kali untuk menebak apa yang ada di dalamnya. Tapi percuma, suaranya tidak terdengar sama sekali. Mungkin di dalamnya ada sebuah baju atau apalah itu.

Sampai di apartemen nya dia segera membuka kotaknya. Ternyata ada sebuah syal dan sepucuk surat.

Sou mengambil posisi duduk yang sekiranya nyaman, lalu dia membuka segel suratnya.

"Untuk seseorang yang ku cintai, Sou-chan."















TBC

Berapa bulan aku ga update?

Your WorldWhere stories live. Discover now