18. Clarity

309 32 6
                                    

Mobil hitam itu melaju di jalanan, terdengar canda tawa di dalamnya. Sungguh ini adalah eurofia yang Eve rindukan. Bibir sang surai blonde itu tidak menurun sedikitpun. Begitu juga dengan pemuda bersurai coklat yang duduk di bangku kemudi.

"Jadi kita mau kemana?" tanya Sou.

"Pantai?"

"Baiklah." Sou mengemudikan mobilnya menuju pantai terdekat.

.

Angin laut menyambut sepasang kekasih itu ketika mereka berjalan ke bibir pantai, memainkan rambut mereka sampai menari nari di udara.

"Hari ini panas ya?" ucap Sou memecah keheningan.

"Um. Bagaimana kalau kita beli es krim?"

"Boleh saja."

.

Reol menatap Hanatan heran. Setelah menyesal teh nya Reol pun mengajukan 1 pertanyaan kepada si rambut sakura itu.

"Kau ini kenapa? Dari tadi senyam senyum terus?"

"Ah tidak."

"Jangan bilang kau benar benar sudah menjalankan rencanamu, Hanatan?"

"Mau bagaimana lagi? Kau tau! Aku cemburu!"

"Ma itu hal yang wajar sih." tanggap Reol pada akhirnya.

Pembicaraan singkat mereka berakhir dengan sunggingan puas yang terlukis di wajah surai pink itu.


.




"Ini untukmu." Eve memberikan es krimnya kepada Sou.

"Arigato. Punyamu mana?"

"Sudah ku makan tadi."

"Heh begitu ya."

Sebenarnya, ada alasan tersendiri di mana Eve hanya membeli 1 es krim, yaitu penjual es krimnya. Penjual es krimnya adalah.....

"Natsuhiro san.."

"Ah Eve rupanya. Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Natsuhiro san sendiri?" Eve tampak menunduk ke bawah.

"Yah~ seperti ini lah. Dan cobalah untuk tidak menatap ke bawah Eve chan. Lihat aku."

Eve tersentak. Dengan ragu dia mengangkat kepalanya, menatap seorang pemuda berambut kuning yang sedang tersenyum ramah kepadanya.

"Kau tetap sama seperti dulu ya."

"Yah begitulah."

"Ke sini dengan siapa?"

"Sendiri."

"Souka , mau ku temani berkeliling ke pantai?"

Oke. Seandainya waktu bisa di putar, Eve tidak akan memberikan jawaban 'sendiri' atas pertanyaan yang di lontarkan oleh mantan kekasihnya itu.

"Ta..tapi bagaimana dengan pekerjaanmu? Kau berjualan es krim di sini kan, Natsuhiro san?"

"Ah benar juga. Maaf maaf. Jadi, mau pesan rasa apa?"

"Vanila saja."

"Oke..." Natsuhiro tampak menuangkan? es krim berwana putih itu ke dalam cup nya.

"Ini 1 cup es krim vanilla khusus untuk adik kelasku tersayang." lanjut Natsuhiro sambil memberikan es krimnya kepada Eve.

"Arigato." Eve menerima es krimnya. Lalu berjalan menjauhi Natsuhiro.

"Hati hati ya!" Natsuhiro sempat melambaikan tangannya ke arah punggung Eve yang mulai menjauh.

"Sepertinya kau sudah menemukan penggantiku ya, Eve."



.



"Eve san, Eve san, hei." Sou melambaikan tangannya di depan wajah Eve.

"Ah iya apa?" dan itu sukses membuat Eve tersadar dari lamunannya.

"Kau kenapa?"

"Ah tidak ko. Tunggu."

Eve mengusap bibir Sou yang penuh dengan es krim.

"Astaga kau ini seperti anak kecil, hihi."

Wajah Sou memanas.

"A.. arigato...Eve san."

"Kita pulang sekarang yuk."

"Eh sekarang?"

"Iya sekarang. Sebagai gantinya, bagaimana kalau kita pergi ke taman dekat kota?"

Dan ajakan Eve di balas anggukan oleh Sou sebagai pengganti jawaban iya.

"Ya sudah kita pergi ke taman dekat kota sekarang."

Mereka pun berjalan beriringan menuju ke tempat di mana mobil mereka terparkir. Ketika Sou ingin membuka pintu mobil tangganya di cekal oleh Eve.

"Eve san?"

"Sekarang aku yang mengemudi."

"Tapi bukankah–."

"Aku hampir muntah tadi, kau tau!"

"Hehh?!!"





.



"Jadi, kalau boleh tau. Apa rencanamu?" Reol tampak menopang dagunya.

"Ku dengar Sou sedikit payah dalam mengemudi. Jadi aku menyuruh seorang temanku untuk menyerempet mobilnya. Yah setidaknya sampai mobilnya lecet."

"Tapi, bukankah itu sedikit berisiko?" Reol menatap Hanatan serius. "Bagaimana kalau mobilnya menabrak kendaraan lain?"

"Kalau mobilnya menabrak kendaraan lain, yang beresiko terluka paling parah adalah Sou. Dan kalau dia mati Eve akan menjadi milikku seutuhnya."

"Begitu ya. Bagaimana kalau Eve yang mati?"

Dan Hanatan terdiam. Otaknya tampak mencerna perkataan Reol barusan. Bagaimana kalau Eve yang mati? Kata kata itu terus berputar di otaknya.



.



Sou menggenggam erat sabuk pengamannya. Keringat dingin meluncur deras di pelipisnya. Nafasnya naik turun tak karu karuan.

"E... Eve san.."

"Nani?"

"Bisa..lebih pelan sedikit. Aku... hampir memuntahkan sarapanku."

"Heh~?"

Eve terlalu fokus kepada Sou hingga tak menyadari kalau ada kendaraan lain yang melaju ke arahnya. Untung Eve waspada, dia langsung banting stir ke kiri. Namun sepertinya Dewi Fortuna sedang tak berpihak kepadanya. Dari arah yang sama truk melaju kencang ke arahnya. Dan....

"Eve san!!"

Brrakkk

Sou sempat melihat bagaimana terik itu menghantam tubuh kekasihnya itu, sebelum alam bawah sadar menguasai tubuhnya sepenuhnya..












































TBC

Ekhem breaking news: telah terjadi kecelakaan tunggal antara mobil dan truk pengangkut barang di ruas jalan nomor 48 yang menewaskan seorang siswa Nico Nico High School//kaborrr

Your WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang