[2]°Fly To the Moon.

467 71 16
                                    

🎑
would you go to the moon with me? let's dance all the time there.
...

"Hei! Apa yang kamu lakukan, dasar pembunuh!"

Buaghtt.
Satu tinjuan mengenai pipi mulus Nagisa yang sangat ingin Karma Cubit.

"A-apa maksudmu!" Nagisa mencoba membela diri. Tapi Itona yang lepas kendali sambil menangis terus memukuli Nagisa.

"Kamu! Kamu bilang kamu tidak akan membunuh! Si-sial! Pembunuh sepertimu..  Seharusnya..  Seharusnya tidak pernah hidup!"

Buaght!

1 pukulan tepat di perut Nagisa-pun mendarat.

Nagisa ambruk, merasa kesakitan sambil mengerang dan menangis.

Sakit? Memang, itu memang sakit. Tapi, apa yang lebih menyakitkan daripada dibilang tidak seharusnya  hidup? Luka fisik bisa sembuh. Tapi tidak untuk luka dalam hati.

Itu yang Nagisa rasakan.

Rasa sakit terus berkelebat. Semuanya terkelebat lagi. Kelam. Hitam. Begitulah yang jiwanya rasakan.

Apa kalian pernah merasakan fase ini? Tentu. Semua orang akan merasakan fase ini. Fase dimana kalian menyesal karena pernah hidup, menyesal karena tidak berguna, menyesal karena harus terlahir dengan takdir ini. Lantas, apa yang tuhan rencanakan? Rencana tuhan selalu yang terbaik. Cukup tunggu, diam, lakukan, dan bersabar.

Nagisa PoV [Play].

Hei. Bagaimana rasanya jadi tidak berguna? Bagaimana rasanta jadi bajingan? Sakit? Mengerikan? Atau..  Kalian malah menikmatinya?

Ok. Kurasa aku harus segera ke Uks, dan mendapat kebenaran Kenapa Itona menangis tersedu hingga memukuliku. Kurasa, masalah itu adalah masalah yang besar.

Saat di jalan, semua orang menghindariku. Bahkan saat aku terjatuh, tak ada yang menolongku. Mereka malah pergi, bahkan beberapa orang memakiku.

Ada apa ini? Apa salahku?

Kuputuskan untuk berdiri, ada seseorang yang menendang bagian belakang lututku. Kakiku lemas tersungkur. Apa mereka sedendam ini padaku? Memangnya apa yang kulakukan?

"ne.. Maaf tidak menggunakan cara halus, tapi..  Kekasihku tidak boleh diperlakukan seperti ini. Aku akan membantumu Nagisa-Chan~"

"Ka-Karma kun!"

Aku berdiri, memeluknya lalu menangis. Rasanya melegakan.. Seperti ada beban besar yang hilang begitu saja. Rasanya aku seperti terbang kelangit. Ini menenangkan.

"Ne..  Nagisa-Chan~ kamu sudah mendengar tentang 7 orang yang mati kemarin? Apa kamu tidak bahagia? Walau kau babak belur, harusnya kau senang, Nagisa-Channnnnn~"

  Nagisa-Chan~ kamu sudah mendengar tentang 7 orang yang mati kemarin? Apa kamu tidak bahagia? Walau kau babak belur, harusnya kau senang, Nagisa-Channnnnn~"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Itu senyum yang misterius. Aku rasa, itu bukan senyum biasa. Matanya menjelaskan lebih banyak. Walau tak ada binarnya, mata Itu Terlihat bahagia. Senyum bahagia yang pasti ditunjukkan padaku. Hanya untukku.

Sebenarnya, ada apa maksudnya.

"Nagisa chan~!!! Kamu bengong lagi~"

"apa rumornya?" tanyaku cepat. Perasaanku tidak enak.

"7 orang yang mengejekmu mati Nagisa-Chan~" Karma tersenyum lagi. Kali ini berbinar, matanya hampir menutup, Senyumbta bahagia. Tapi tidak denganku.

Aku tahu kenapa mereka menghindar, aku tahu kenapa mereka menjauhiku. Mereka menyangka aku yang membunuh 7 orang itu. Tapi itu bukan aku..  Aku diam dan tertidur bahagia di rumah..  Tidak..  Bukan aku...

Tapi aku tidak bisa berbohong. Ada perasaan bahagia. Dalam hati keciku, aku merasa bahagia. Aku ingin berteriak. Aku bahagia..  Aku bahagia.. 

Hahaha..  Aku bahagia..  Apa ini perasaan orang sakit jiwa? Iyakah? Iyakah?

Kenapa.. Ini terasa sangat menyenangkan.

Apakah menjadi pembunuh akan semenyenangkan ini?

"Ne, Nagisa-Chan~ bagaimana tanggapan if i killed someone for you~

Hah? Tubuhku mengejang. Apa maksudnya membunuh untukku?

Tapi..  Ini menyenangkan.

"Ne, Karma-kun~ apakah kamu akan menerima Fakta, bahwa aku akan kembali membunuh orang?~"

"Ne, Karma-kun~ apakah kamu akan menerima Fakta, bahwa aku akan kembali membunuh orang?~"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini mendebarkan. Membunuh orang..  Aku merindukan perasaan itu.. Membunuh..

"Aku tidak akan menerima nya, Nagisa-Chan~ gomenne~"

"Ka-Karma kun.. " perasaanku sedikit tergores. Apa memang menjadi pembunuh bukan jalan untukku?

"Kecuali..  Kamu mengajakku membunuh orang - orang itu~ dirumorkan, bahwa jika kamu membunuh 7 orang setiap malamnya, kamu akan mendapat keberuntungan~"

"Karma-ku?"

"aku memang tidak salah memilih kekasih ~ ayo pulang. Rumahku cukup luas kok~"

Wajahku mengejang. Wajahku panas dan aku yakin memerah.

TINGGAL BERSAMA KARMA?!
.
.
.
Tbc

07 - Horror Telling || Karma × NagisaWhere stories live. Discover now