(2) Dokter

4.2K 676 101
                                    

(Name) membuka matanya dan menyadari jika semuanya gelap. Awalnya dia panik tapi tak lama kemudian ia menjadi lebih tenang.

Yah, dia tidak dapat melihat. Tentu saja semuanya gelap. Itulah yang (name) pikiran.

Perlahan (Name) mencoba untuk duduk. Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan seolah mengawasi sekitar.

Sial, dia bahkan tidak tahu sekarang ini siang atau malam. (Name) menggeram kesal. Dia benar benar tidak suka saat dirinya tidak dapat melihat apapun.

(Name) masih tidak bisa mempercayai fakta bahwa dia buta. Oh ayolah, sebelumnya ia baik-baik saja. Yah meskipun mereka sudah memberitahu dirinya bahwa dia lupa ingatan, tapi tetap saja rasanya aneh.

"Benar-benar menyebalkan. Aku tidak suka tempat ini. Dokternya bahkan sangat kasar, bagaimana dia bisa memperlakukan pasien seperti itu?!" (Name) berseru.

"Itu salahmu karena melawan" (name) menolah ke asal suara itu dengan kaget. Namun tentu saja dia tidak dapat melihat apapun.

"Si-siapa itu" cicit (name). Setelah itu dia tiba-tiba merasakan usapan lembut dikepalanya.

"Aku tidak akan menyakitimu jika saja kau tidak melawan. Aku hanya ingin mengobati mu." Suara berat itu kembali terdengar.

"Tapi aku tidak sakit" balas (name) pelan. Namun kemudian ia merasakan sebuah tangan memaksanya untuk melihat kesuatu tempat.

"Aku bilang kau sakit. Itu berarti kau benar-benar sakit! Mengerti!?" Teriakan itu terdengar menggema diruang itu. Membuat (name) gemetar ketakutan.

Tapi suara helaan nafas berat terdengar beberapa saat kemudian. "Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya tidak suka kau menyangkal bahwa kau sakit."

Setelah mengatakan itu, (name) merasakan bahwa sosok itu pergi menjauh. Tubuh (name) masih gemetar ketakutan.

Pria itu berbahaya. (Name) yakin akan hal itu.
.
.
.
.
.
.

Beberapa hari berlalu sejak (name) sadar ditempat ini. Setidaknya sekarang ia bisa membedakan malam dan siang karena perawat wanita itu selalu membawakan makanan saat pagi, siang dan malam.

Kadang dokter yang kasar itu akan datang dua kali dalam sehari kekamarnya untuk memeriksa keadaan (name).

Jujur, (name) masih takut padanya. Tapi dokter itu nampaknya tidak melakukan apapun selain memeriksa nya.

Setelah beberapa hari merenungkan semuanya, (name) jadi merasa bersalah. Mungkin saja dokter itu memang baik, hanya saja dia sedikit kasar.

Yah mungkin memang begitu. Tapi meskipun (name) berusaha meyakinkan dirinya seperti itu, ada bagian terkecil dihatinya yang mengatakan bahwa pria itu sangat berbahaya.

"Ini memusingkan, sebaiknya aku tidur saja" (name) akhirnya memutuskan untuk merebahkan diri dan menutup mata. Tanpa ia sadari, dirinya dari awal tidak pernah sendirian ditempat itu.

Sosok pria dengan jas putih layaknya dokter, selalu duduk diujung ruangan tanpa membuat suara bising sedikitpun.

Sambil terus memperhatikan sosok wanita yang terlihat tidak berdaya itu.

"Maafkan aku" Law mengatakan itu dengan sangat pelan.

Bersambung 😊

Yah, cukup pendek bukan? Hehe

Gomen² saya terlalu sibuk, ini sudah saya usahakan semampu saya.

Maaf yah~

-END- {My Sadist Doctor} Law X Reader [Edisi Modern World]Where stories live. Discover now