Chapter 1 : I'm not good enough

Start from the beginning
                                        

"Mah..." Ucap Kiera pelan. Ia berjalan menghampiri Mamahnya.

"Kiera boleh minta uang?"

Mamah Kiera yang sedang fokus memakai masker diwajahnya itu melirik sinis anak perempuannya. Sakit. "Buat apa? Kan uang jajan udah dikasih diawal bulan?" Kata Mamah Kiera yang menatap anaknya sambil lanjut memoles kuas diwajahnya.

"Boleh minta lebih?".

"Kan kamu libur sebulan. Buat apa sih minta uang jajan lagi?" Tegur Mamahnya. Kiera mengerucutkan bibirnya dan menatap Mamahnya. Lantas diwajahnya muncul senyuman sangat tipis. Bahkan terasa menyedihkan. Mata berwarna coklat milik Kiera menatap kearah Mamahnya dengan sendu.

"Buat beli skincare."

"Skincare apaan? Nih pake aja masker punya mamah!" Mamah Kiera mengambil sebotol masker berbentuk pil dari laci meja hiasnya.

"Cuci muka yang rajin. Pake masker ini sehari sekali. Kamu beli aja di minimarket skinker banyak yang murah. Jangan yang mahal-mahal. Lagian sejak kapan kamu sadar skinker? Punya pacar ya kamu?" Bukan ini jawaban yang Kiera mau. Bukan.

"Makasih mah.." Ucap Kiera pelan.

"Kiera. Kamu kenapa?"

"Gak apa-apa kok mah. Kiera cuma lagi pengen merawat diri aja."

"..."

"BELI SKINKER AJA BIAR CANTIK!!"

"Bang Aksa!" Teriak Kiera lalu membalikan tubuhnya lantas menatap wajah Kakak laki-lakinya yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Itu kan yang mau lo denger? Lo pengen jadi cantik?"

Kiera terdiam. Menatap Kakaknya dengan mata yang mulai meredup. Merasa mood adiknya semakin buruk, Aksa berdeham.

"Mah, Aksa mau ke kampus dulu ya?" Tanya laki-laki yang baru saja bangun sepuluh menit yang lalu itu. Wajahnya sudah segar karena sudah menyempatkan diwaktu yang sangat sibuknya itu untuk mencuci wajahnya. Aksa Savier Putra. Anak pertama di keluarga Savier sekaligus kakak laki-laki Kiera.

"Bohong mah! Kampus tutup!"

"Aksa ada tugas mah. Mau ke café deket kampus. Bareng sama geng Paradise."

"Mah.. Bang Aksa bohong."

"Heh bocil diem gak usah ikut-ikutan."

"Gue bukan bocil!"

"Ya ampun kalian bisa tenang gak sih? iya udah Aksa sana pergi bawa motornya hati-hati. Kamu kiera, sana cuci muka pake nih masker Mamah. Hush.. hush.. pergi kalian." Iranda alias Mamah Kiera dan Aksa mengusir kedua anaknya dengan cara menutup pintu kamarnya.

Aksa tersenyum miring dengan bahagia, sedangkan Kiera menatap sinis kakanya. "Bang, lo bohong kan?"

"Serius gue. gak percaya amat lu sama gue."

"Emang kagak! Mana sini buktinya kalo lo gak bohong."

Aksa melihat adiknya itu sambil memencet jerawat di pipi adiknya. Melihat dalam kedua mata adiknya yang seperti kehilangan binarnya. "Lo ikut gue." Ucap laki-laki itu tiba-tiba membuat Kiera membeku ditempat.

Gak mau! I'm not good enough. Batin Kiera dengan keras.

"GAK! GAK! OGAH GUE KETEMU TEMEN-TEMEN LU!"

"Kenapa sih? mereka gak gigit kali? Lu kenapa sih setiap temen gue ke rumah juga diem aja dikamar? Mereka kepo tau sama lu."

"Ya gue gak kepo sama mereka!"

"Ck. Males ngomong sama bocil kagak nyambung." Gumam Aksa lalu melengos pergi kearah kamarnya yang berada di samping kamar mandi.

Kiera menatap kakaknya dengan nanar. Bukan karena Kiera tidak ingin tahu, namun Kiera malu. Malu memperlihatkan dirinya. Malu terhadap penampilannya.

Paradise. Sebenarnya nama itu bukan dibuat oleh Aksa ataupun teman-temannya. Nama itu julukan yang mereka terima ketika mereka mulai menunjukan identitas perkumpulan mereka. Terdiri dari 5 laki-laki yang selalu bersama semenjak berkenalan ketika masa Bimbingan Mahasiswa Baru. Dimana mereka berlima dihukum karena melanggar peraturan yang ditetapkan oleh panitia, membawa kendaraan pribadi. Dihukum untuk berdiri di hadapan mahasiswa-mahasiswi baru lainnya dengan mengenakan nametag sesuai nomor TL masing-masing. Diceramahi oleh dekan kampus.

Namun sayang, semuanya malah menjadi salah fokus ketika melihat 5 laki-laki itu.

Ditengah lapangan yang panas, seperti sebuah angin segar. Ditengah terikanya sinar matahari yang membakar kulit, seperti melihat sesuatu yang menenagkan baik hati, jiwa, dan raga.

Paradise.

###

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Point Of ViewWhere stories live. Discover now