Chapter 1 : I'm not good enough

11 2 0
                                        

Bagaikan sebuah ombak besar,

Rasa itu menerjangku.

-Point Of View-

"I'm not good enough." Perempuan berambut panjang sepinggang itu menatap pantulan dirinya di cermin kamar. Menatap setiap sudut wajahnya yang dipenuhi beruntusan. Bahkan ada beberapa jerawat besar di pipi kirinya. Tidak ada yang salah dengan wajahnya, hanya mungkin sedikit menganggu si pemilik wajah.

Kiera Savier Putri. Nama panjang dari gadis yang baru saja akan memulai libur satu bulan setelah pergantian semester dua. Kini perempuan itu akan beranjak ke semester tiga jurusan Manajemen. 

Beberapa hari ini Kiera mengalami masa pubertas(?) untuk kedua kalinya. Ya, kalo kalian bertanya kenapa Kiera pubertas dua kali, jawabannya adalah karena Kiera baru merasa dirinya harus keluar dari zona nyamannya sekarang. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kiera merasa, masa SMA nya berlalu tanpa hal berarti. Penyesalan memang hanya dapat dirasakan diakhir. Setelah menyandang status jomblo sejak lahir, Kiera saat ini memiliki satu misi: punya pacar. Resolusi tahun barunya sejak tiga tahun lalu yang belum tercapai sampai saat ini. I'm not good enough.

Tapi Kiera sadar, dirinya yang ia lihat dicermin saat ini sangat tidak menarik. Hey! Kiera sangat percaya diri dengan tubuhnya dulu. Sebelum rasa insecure menyerangnya. Kiera bahkan tidak peduli dengan penampilannya dan hanya fokus menjadi siswi ambisius pengejar ranking parallel disekolahnya. Saat ini Kiera merasa semuanya sia-sia. Dulu ia sangat senang dengan hal kecil yang ia lakukan setiap hari, namun saat ini semuanya terasa tidak benar. I'm not good enough.

Namun beberapa hari ini, setelah merasa bosan karena tidak bisa datang ke kampus lagi ­karena libur, Kiera merasa gabut yang berkepanjangan. Kiera tidak bisa dianggap menjadi orang yang suka bersosialisasi, tapi ia juga bukan orang yang tidak suka bersosialisasi. Hanya saja, terkadang Kiera ingin bersosialisasi, terkadang juga Kiera hanya ingin diam dikamarnya sambil mendengar perkataan sinis dari Mamahnya. Lagi-lagi rasa tidak percaya dirinya mendadak muncul. I'm not good enough.

Kiera sadar, mencintai diri sendiri itu penting. Tapi terkadang rasa insecure menghampiri dirinya. Dan hal itu menjadi-jadi belakangan hari ini. Setelah Kiera sudah sekian lama tidak berselancar di sosial media. Melihat teman-temannya yang pamer ke-uwu-an dengan pacarnya, ataupun temannya yang berpose bak model dengan endorse baju kekinian. Dalam hati kecilnya Kiera sangat ingin menjadi seperti mereka. Kiera juga pernah membaca suatu postingan, bahwa semua yang dia lihat di sosial media itu tidak nyata, tidak sepenuhnya benar. Tapi kenapa semuanya terlihat nyata dimata Kiera? I'm not good enough.

Senyuman bahagia itu, pakaian bagus itu, background foto yang sangat estetik, ke-uwu-an foto-foto itu, semuanya terlihat nyata!

"Cek duit cek duit!" Kiera melihat keatas lemarinya. Dimana terdapat cup bekas minuman Starbu*ks miliknya berada. Didalam cup itu isinya adalah uang Kiera dengan label yang ia tulis dengan spidol pemanen bertuliskan 'DANA DARURAT ANYING' dibandingkan namanya.

"Seratus, duaratus, tigaratus. " Kiera pernah ditunjukan oleh temannya yang bernama Vivi mengenai berbagai macam skincare yang perempuan itu miliki. Kenapa dia tidak punya cukup banyak uang untuk membeli sekedar skincare? I'm not good enough.

"Apa harga skincare semahal itu?".

Ditengah kepanikan itu, Kiera berjalan ke kamar orang tuanya. Dia membuka perlahan pintu kamar orang tuanya. Melihat kedalam ada Mamahnya yang sedang memakai masker wajah berwarna hijau lumut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Point Of ViewWhere stories live. Discover now