"Kentang gorengnya, neng?"
"Gak bang, makasih."
"Neng, makin cakep euy! Pasti udah punya pacar."
"Pacar nggak, tapi lagi suka sama orang."
Perempuan itu menyeruput jus jambu ditangannya. Sambil memutarkan kepalanya seperti sedang mencari sesuatu.
"Bang, duluan ya!"
"Yoi neng. Mau abang kasih saran gak?"
"Apa tuh?"
"Jangan kelamaan neng, setiap orang juga butuh kepastian."
Mengangguk seolah mengerti _padahal tidak_ perempuan itu berjalan kearah pintu gerbang kampusnya.
Perempuan itu terus melangkahkan kakinya. Mencari sosok laki-laki berambut hitam pekat seperti gelapnya malam tanpa bintang. Menyipitkan matanya mencari jaket kulit berwarna hitam.
"****!" Teriaknya memanggil nama laki-laki itu.
Laki-laki bertubuh tegap itu terlihat sedang bersender di tiang depan kampus. Ditelinganya terdapat Airpods yang sudah entah sejak kapan menemani laki-laki itu sambil menunggu.
Seperti tidak sadar dengan sekelilingnya, dimana banyak sekali kaum hawa yang melirik kearahnya. Perempuan itu tersenyum miris, merasakan hatinya seperti tertusuk sesuatu. Namun seperti merasakan tatapannya, laki-laki itu menoleh kearahnya dan menatapnya.
"Hei."
Hanya satu kata.
Hanya satu kata yang membuat jantung perempuan itu berdetak lebih cepat dari biasanya.
Tapi, "I'm not good enough."
###
YOU ARE READING
Point Of View
Teen FictionMelihat banyak orang, yang lebih dari aku, membuatku bertanya, siapa aku. INSECURE - Vhiendy Savella 20/07/2020
