"Gue berhak ikut campur karena urasan Ryan urusan gue juga!" seru gadis itu dengan sinis.

"Emang lo siapanya dia? Temen? Saudara? Atau--pacar?" tanya Bams, berani sekali nyali gadis ini yang telah mendorong tubuh Bams.

Emosi Zira tidak tahan lagi. Mukanya memerah menahan amarah. Ingin sekali dia menonjok wajah cowok itu, namun dia harus ingat dengan statusnya sebagai murid baru Sma Nusantara.

"Hmm?"

Sialan, Zira tidak bisa menahannya lagi. "KALO GUE TEMEN, SAHABAT ATAU PACAR DIA KENAPA?! LO MAU BULLY GUE JUGA? SILAHKAN, GUE NGAK TAKUT. ORANG MACAM KAYAK KALIAN INI BISANYA LAWAN SAMA YANG LEMAH! CIH SAMPAH."

Waw

Semuanya menggeleng-gelengkan kepala takjub akat melihat Zira yang keberaniannya sudah memuncak. Baru pertama kalinya juga seorang Bams ketua geng 'iblis diteriaki oleh seorang gadis asing.

Bukannya marah, Bams malah tersenyum miring. Memang, dia tidak pernah merasa salah menyukai gadis dihadapannya itu. Dia--berbeda dengan yang lainnya. Namun, seketika wajahnya berubah menjadi marah ketika Zira mendekati Ryan untuk menolong membangunkannya.

Zira mendekati Bams lagi, jari telunjuk nya kini melayang telat didepan muka Bams yang memerah. "Kalo gue lihat lo sama temen-temen lo gangguin Ryan lagi, gue ngak akan segan-segan untuk melaporkan perbuatan kalian, camkan!"

Setelah Zira puas mengatakan Bams, dia pergi dengan menggenggam tangan Ryan meninggalkan Bams beserta embel-embelnya dengan emosi yang sudah memuncak.

-°0°-

"Perhatian semuanya. Sekarang kalian akan mendapatkan teman baru dikelas ini."

Ryan mengerutkan keningnya. Apakah dia gadis yang menolongnya? Jika iya, habislah dia dengan geng 'iblis, namun hatinya ada kesenangan tersendiri karena kalau memang benar dia akan berada dikelas ini Ryan akan mempunyai sosok teman perempuan, ya kalau dia mau. Kalai tidak mau ya sudah, Ryan sudah biasanya sendirian.

Menoleh ketempat duduk Bams, Ryan dapat melihat mereka bertiga tengah menatapnya mati-matian membuat Ryan bergidig ngeri.

Seorang gadis yang terkenal beberapa menit lalu memasuki ruang kelas 11 IPA 4. Benar dugaan Ryan, dia--gadis yang sama. Seketika senyuman pun terpancar di bibir Ryan dengan sempurna.

Sewaktu gadis itu membawa Ryan keruang guru, dia tidak memberitahukan namanya. Gadis itu langsung meninggalkan Ryan tanpa mengatakan sepatah kata pun. Itu membuat Ryan jadi penasaran siapa gadis itu yang telah menolongnya tiga kali.

"Zira, perkenalkan diri kamu ya." suruh Bu Nani menarik tangan Zira supaya berada ditengah-tengah.

Zira mengangguk menurut. Dia menatap seluruh penghuni kelas ini, seketika senyuman pun muncul di bibirnya karena melihat ada Ryan dibelakang yang sedang tersenyum juga. Saat Zira menoleh kekanan, wajahnya berubah masam karena ada cowok yang tadi cek-cok dengannya. Kasihan sekali nasib Ryan bisa sekelas dengan cowok iblis.

"Zira?"

Zira tersentak. Aishh kok dia jadi melamun gini sih. "E-eh iya Bu," Zira menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Perkenalkan nama saya Kenzira Amoza Gerald, kalian bisa panggil saya Zira dan saya pindahan dari Bandung. Semoga kalian bisa menjadi teman yang baik bagi saya, terimakasih."

"Oke, kalian ada pertanyaan?"

Bams mengangkat tangannya, dia tersenyum menggoda. "Iya Bams? Silahkan bertanya." ucap Bu Nani.

"Lo bukan pacar Ryan kan?"

Ryan membelalakan matanya. Diantara banyaknya pertanyaan kenapa pertanyaan Bams sama saja dengan mamahnya? Astaga, Ryan saja baru tau namanya sekarang mana bisa dia jadi pacar. Orang temenan aja belum apalagi pacaran. Tapi--kalo dipikir-pikir bagaimana ya rasanya berpacaran?

"Aishh astaga Ryan sadar!"

"Kalo iya kenapa? Kalo bukan kenapa? Ikut campur aja nih orang." Zira bertanya kembali dengan kesal. Oh, Zira tau pasti cowok itu telah jatuh cinta sama Zira kan? Bener kan?

"Kalau belum gue bolehkan deketin lo? Kalo iya, gue tetep mau deketin lo juga sih." jawabnya dengan siulan dua temannya itu.

Sudah Zira duga, dia bergidig ngeri, setampan-tampan nya dia, sekaya-kaya dia dan setenar-tenarnya dia kalau orangnya selalu membuat kehidupan orang lain menderita Zira tidak akan mau. Bahkan untuk berteman juga tidak akan.

"CIE BOS GUE NGAK AKAN JOMBLO LAGI NIH."

"WOY CULUN! LO JANGAN DEKET-DEKET ZIRA DEH!"

Astaga, tangan Zira sudah gatal ingin menonjok ketiga cowok itu. Pundaknya Naik-turun menahan amarah.

"Sudah! Zira, mending kamu duduk ya. Terserah kamu mau duduk sama siapa."

Zira melihat sekeliling lagi. Bams langsung mengusir Dareen yang berada disampingnya itu hingga bangku disebelahnya kosong. Tidak, Zira tidak akan duduk dengannya. Tatapannya terkunci pada Ryan yang duduk sendirian.

Tanpa berpikir lama-lama, dia melangkahkan kakinya kearah Ryan. Zira duduk tepat disebelah Ryan dengan melepaskan tas berwarna Navy nya. Ryan tersenyum menyambut seorang gadis yang mungkin--akan menjadi temannya.

"Hai, Ryan? Kita ketemu lagi." ucap Zira memberikan uluran tangan.

Ryan membalas uluran tersebut, dia tersenyum. "I-iya, Zira?"

Zira terkekeh, lucu juga Ryan ini. Mukanya sangat imut ingin Zira cubit. "Mmm, mulai sekarang kita temenan ya."

Cowok berkacamata itu mengangguk tersenyum. Setelah beberapa tahun lamanya akhirnya seorang Arrayan Valentino mendapatkan teman seorang gadis cantik seperti dia. Semoga saja ini tidak akan bersifat sementara, tapi--selamanya.

Sedangkan Zira, entah apa yang dirasakannya ketika melihat Ryan, hatinya seketika mengatakan supaya menjaga cowok yang satu ini dari hal-hal buruk yang menimpanya.

Sepertinya--hati Zira sudah berjanji untuk melindungi cowok yang berada disampingnya ini.

Hey! Bukankah ini terbalik? Seharusnya kan laki-laki yang menjaga perempuan. Kok ini--ahh sudahlah tidak ada salahnya kan jika menjaga seseorang.

Bams yang melihat pun mengepalkan tangannya. Baru kali ini ada seorang gadis yang menolaknya. Tapi itu menarik juga sih, hmm sepertinya permainan akan semakin besar dan semakin menarik.

-°0°-

Terima kasih sudah membaca cerita Arrayan .


Btw, vote nya jangan lupa dan komentar setiap paragraf.


Sampai jumpa gengs!

Salam istri sah satu-satunya Nanon, Ohm, Harit, Chimon, Marc, Tawan, New, Off, Gun, Krist, Singto, Aj, Jj, Fiat,  Bright, Win, Frank, Drake, Pluem, Toptap, Patrick dan aktor GMM lainnya. 


(Plis jan dibully:v)


Tertanda diriku, Yunita.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARRAYAN (on going) Where stories live. Discover now