Otak Zira mulai berpikir bagaimana bisa keadaan cowok itu sampai mengenaskan seperti ini. Luka yang dia dapat adalah bekas pukulan dipipi hingga membuat bibirnya berdarah, benturan dikepalanya dan tubuh tergores seperti habis diseret seseorang.
Sungguh pasti orang yang melakukan ini adalah orang berbentuk 'iblis.
Orang tua Ryan sudah dihubungi oleh guru lima belas menit yang lalu. Mungkin mereka akan tiba disini sebentar lagi.
"RYAN!" panggil seorang wanita paruh baya yang membuka pintu.
Oh, namanya Ryan.
Wanita paruh baya itu mendekati putra sulungnya dengan khawatir. Zira yang tidak enak dengan posisinya dia melangkah, lebih baik pergi saja supaya tidak mengganggu ibu dan anaknya.
"Tunggu!" panggil Ica, ibunya Ryan. Zira menoleh kebelakang, "iya Tan kenapa?" tanya Zira mendekati dia.
"Makasih ya, kamu satu-satunya teman yang peduli dengan Ryan." ucap Ica tersenyum dengan mengelus rambut Zira dengan lembut. "I-iya Tante saya senang kok bisa tolong dia."
Apa katanya? Teman satu-satunya yang peduli? Ada apa sih dengan kehidupan Ryan ini, kemarin dia ingin mencoba bunuh diri, dikunci dengan luka yang banyak, dan--sekarang ibunya bilang seperti itu? Apakah Ryan korban bullying? Zira menggeleng pelan, masa sih ada bullying sampai separah ini.
"Kalo gitu saya permisi mau pulang dulu ya, Tan." pamit Zira lalu menyalim tangan Ica.
"Iya nak hati-hati ya, sekali lagi makasih banyak."
"Iya tante."
Zira pergi meninggalkan Ryan yang masih belum sadar. Sebetulnya dia masih ingin disini sampai Ryan sadar, namun Zira tidak enak karena disini ada Ibunya Ryan
Setelah Zira pergi, Ica menatap kembali putra sulungnya, sungguh dia sangat mencintai putranya ini. Dia tidak mau Ryan terluka parah seprti ini. Entah siapa yang melakukan ini kepadanya, Ica berjanji jika dia menemukan orang yang membuat putranya sampai seperti ini akan dia tuntut.
"M-mah--"
Ica tersadar dari lamunanya ketika mendengar suara serak Ryan, "I-iya sayang, ini Mamah."
Ryan melihat sekelilingnya. Semuanya berwarna putih, sepertinya ia sedang berada dirumah sakit. Tunggu, apakah gadis itu yang membawa dia kesini? Tapi bagaimana mungkin seorang gadis bisa menggendong tubuh Ryan. Kan jadinya terbalik.
"Mah, siapa yang bawa Ryan kesini?" tanya Ryan penasaran apakah benar gadis itu yang membawanya.
"Itu---duh siapa ya namanya? Mamah ngak nanya." jawab Ica menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Cewek apa cowok?"
"Cewek. Pacar kamu ya?" goda Ica tertawa melihat putranya merona.
"Ryan aja ngak tau dia siapa, gimana mau jadi pacar." jawab Ryan. Dia masih ingat seprti apa wajah cewek itu. Cewek yang sudah menolongnya dua kali, Ryan sudah berjanji akan menuruti semua permintaan dari dia untuk membalas budi. Tapi, bagaimana dia bisa ada disekolah Ryan dengan memakai seragam yang sama? Apakah dia murid di Sma Nusantara? Tapi kenapa Ryan tidak pernah melihatnya sama sekali. Mmm mungkin murid baru?
"Terima kasih udah nolong gue dua kali."
Ica mengelus rambut Ryan dengan lembut, "Siapa yang lakuin ini ke kamu, nak?" tanyanya khawatir kepada anak satu-satunya ini.
Ryan bergeming. Dia tidak tau harus menjawab apa. Ryan tidak pernah menceritakan tentang kejadian yang menimpanya disekolah. Ryan tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Apalagi Mamah nya yang sangat posesif terhadap kehidupan Ryan. Dia tidak tau apa yang akan terjadi jika Mamahnya--mengetahui semuanya.
"Ryan??" tanya Ica sekali lagi.
"It-itu--tadinya Ryan mau ambil sesuatu digudang, eh tiba-tiba Ryan kesandung besi yang digudang itu terus kepala Ryan kebentur besi, Mah. Kalo pintu yang kekunci itu Ryan ngak tau, tiba-tiba pintu itu udah ke tutup dan ngak bisa dibuka. Mungkin setan lagi jahilin Ryan, kan digudang itu banyak setannya." termasuk Bams beserta antek-anteknya.
"Terus goresan luka yang ada di tubuh kamu asalnya dari mana? Apa ada yang jahatin kamu disekolah?"
Ryan terdiam sejenak. Perihal benturan dikepala dia bisa mencari alasan yang nyambung. Namun perihal luka goresan apa yang harus dia jawab.
"Oh, in--ini tuh--sebelum Ryan kegudang Ryan jatuh ditaman, Mah. Kan ditaman itu masih pakai semen jadi lukanya pada gores kayak gini." jawab Ryan berbohong lagi, semoga saja Mamahnya bisa percaya alasan Ryan yang menurutnya logis.
Ica menatap sendu anaknya. Dia tersenyum getir. Ica tau Ryan berbohong untuk kesekian kalinya. Ica--akan menunggu Ryan untuk mengatakannya sendiri atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
-°0°-
Terima kasih sudah membaca cerita Arrayan!
1660 kata loh wk
Terus dukung cerita ini dengan cara vote dan komen yaaaa supaya aku jadi semangat.
dan
Berikan aku krisan jika ada kesalahan dalam cerita ini, terimakasih.
Sampai jumpa di part selanjutnya!
Salam istri sah satu-satunya Nanon, Ohm, Harit, Chimon, Marc, Tawan, New, Off, Gun, Krist, Singto, Aj, Jj, Fiat, Bright, Win, Frank, Drake, Pluem, Toptap, Patrick dan aktor GMM lainnya.
(Plis jan dibully:v)
Tertanda diriku, Yunita.
VOCÊ ESTÁ LENDO
ARRAYAN (on going)
DiversosArrayan Velintino. Cowok Sma Nusantara yang terkenal di sekolahnya. Namun, dia bukan terkenal karena memiliki wajah tampan bak seperti cerita lainnya. Ryan terkenal dengan gaya culun nya, berkacamata, dan bullyan yang selalu dia dapat dari orang-or...
'ARRAYAN; 4
Começar do início
