Zira tersadar, ini dimana? Tadi padahal siswa itu bilang ruang guru ada dibelakang, kenapa disini malah adanya gudang? Sialan, dia sudah berani-beraninya mengerjai Zira. Lihat saja jika Zira berhadapan dengan siswa itu lagi akan dia balas.
"SESEORANG TOLONGIN GUE!"
"GUE MOHON,"
"BUKA PINTUNYA!"
deg! Suara teriakan seseorang dari gudang yang ada didepannya itu membuat Zira panik. Zira mendekati gudang, suara itu bukan hantu kan? masa ada orang yang terkunci di dalem sedangkan tempat ini sepertinya jarang dikunjungi.
"HALO? APA ADA ORANG?" teriak Zira memastikan dia orang atau bukan.
"IYA, TOLONG GUE KEKUNCI!" Fiks dia orang, Zira pun memutuskan untuk mendobrak pintu, dia mundur kebelakang memasang ancang-ancang, "LO MUNDUR JANGAN DEKET-DEKET PINTU DULU BIAR GUE DOBRAK."
BRAK
Pintu berhasil Zira dobrak, dia langsung masuk kedalam dan menemukan seseorang yang kemarin dia tolong karena ingin mengakhiri hidupnya. Zira histeris karena kepala cowok itu mengeluarkan banyak darah.
Hey, apakah dia ingin mencoba bunuh diri lagi?
Zira terkejut saat cowok itu menjatuhkan tubuhnya tepat kearah Zira. Untuk saja Zira kuat, jadi dia dapat menampung tubuh berat dari sicowok ini. Zira menidurkan dia dipangkuannya ketika terduduk. "Woy, bangun! Lo ngak pingsan kan?" tanya Zira menepuk-nepuk pipinya.
Sepertinya dia beneran tidak sadarkan diri.
"Aduh gimana ini, masa gue harus gendong dia sih!" gerutu Zira. Mana mungkin seorang gadis cantik seperti Zira harus menggendong cowok seperti dia sih?! Menyebalkan, bikin ribet saja cowok ini.
Menghela nafas beberapa kali, Zira membiarkan Ryan berbaring, dia harus meminta pertolongan. Dia melihat sekelilingnya, ide cerdas pun terpancar dari otaknya. Dia melihat ada gerobak diujung gudang ini. Dengan cepat dia mengambil gerobaknya.
"Sial, debunya banyak banget."
Zira mendorong kearah Ryan lalu memampang tubuh Ryan untuk naik ke gerobak. Setelah semuanya beres, dis mendorong dengan sekuat tenaga untuk menolong laki-laki yang belum ia tau sebab akibatnya dia berada digudang dengan kepala yang berdarah.
-°0°-
"Gimana Dok keadaannya?"
"Sekarang dia sudah tidak apa-apa. Benturan itu terlalu keras makanya mengeluarkan banyak darah, dan untung saja kamu membawa dia tepat waktu kalau tidak--kemungkinan besar dia akan hilang ingatan."
Zira dapat bernafas lega, akhirnya cowok itu selamat dengan kerja keras Zira yang mendorong goberak sampai mendapat pertolongan dari guru.
Hari pertama sekolah Zira telah diganggu cowok yang tidak ia kenal, Zira sengaja tidak masuk kesekolah karena entah mengapa hatinya merasa khawatir terhadap dia. Kata guru yang menolong Zira pun tidak masalah, Zira bisa masuk nanti besok saja.
Cewek dengan penampilan yang berantakan itu mulai mendekati Ryan yang berbaring melemas, kepalanya ditutup dengan perban. Zira meneliti wajah Ryan, dia tersenyum tipis karena wajah Ryan yang sedang tertidur itu sangatlah lucu apalagi dia sekarang tidak memakai kacamata.
Lihatlah bibirnya, matanya, hidungnya dan--pipi yang sepertinya memiliki lesung di keduanya.
Zira menggeleng kuat menyadarkan apa yang dia pikirkan. Astaga, kenapa kalau ada cowok tampan Zira selalu tidak bisa menahannya? Seakan-akan Zira telah larut kedalam dunia cowok tampan yang ketika dia temui. Salah satu alasan dia senang berteman dengan cowok juga ya--karena Zira pencinta cogan.
YOU ARE READING
ARRAYAN (on going)
RandomArrayan Velintino. Cowok Sma Nusantara yang terkenal di sekolahnya. Namun, dia bukan terkenal karena memiliki wajah tampan bak seperti cerita lainnya. Ryan terkenal dengan gaya culun nya, berkacamata, dan bullyan yang selalu dia dapat dari orang-or...
'ARRAYAN; 4
Start from the beginning
