Lebih kurang sepuluh minit , kereta itu diberhentikan di tepi jalan . Berhampiran taman permainan . Aisha memanjangkan leher , kemudian matanya mula meneroka ke sekeliling .

Patutlah dia dapat mengecam tempat ini , kawasan perumahan dia rupanya . Tapi kenapa lelaki ini bawa dia ke sini ? Mahu hantar dia ke ?

" Turun . "

Serentak Aisha dan Hafine membuka pintu , keluar dari perut kereta . Langkah Hafine menuju ke bangku di taman permainan cuba dia jejaki . Kening terjongket sebelah apabila melihat Hafine menghenyakkan punggung di atas bangku dan menepuk tempat duduk di sebelahnya kepada Aisha .

Tidak bercakap banyak , Aisha mengambil tempat duduk di sebelah Hafine tapi jarak mereka masih kekal jauh . Dari dalam kereta lagi , kepala Aisha mahu meletup dengan pelbagai persoalan kepada Hafine .

" Kenapa Senior Hafine nak jumpa saya ? " Kekok . Ya . Itulah dia rasa sekarang . Takut pun ada kerana Hafine ini ketua kumpulan Black Rose, kumpulan berbahaya di sekolah .

Manalah tahu ini hanya perangkap untuknya seperti mana Hafine pernah buat kepada perempuan lain . Jadi , Aisha ambil tindakan untuk berhati-hati .

Kepala Hafine memaling ke tepi . Sebelum mendekati Aisha , belakang leher diusap berkali-kali tanda gelisah dan malu . Nafas ditarik dalam dalam dan dihembus perlahan .

" Aku... Cintakan kau . "

" Hah ? "

Riak muka Aisha tergamam . Terkebil-kebil dia memandang Hafine lalu sebuah letusan ketawa terkeluar dari bibir .

" Senior Hafine ni lawak hambar betul . "

" Aku tak buat lawak . Aku betul-betul maksudkannya . Dari hari pertama kau masuk sekolah sampai sekarang , hati aku selalu tergugat dengan personaliti kau berbanding perempuan-perempuan lain --" Hafine makin rapat .

Luahan hati Hafine yang tiba-tiba membuatkan dia terkedu .

" Will you be my girlfriend? "

Untuk sekian kalinya , riak wajah Aisha berubah . Bibir dikemam , tidak tahu nak bagi reaksi apa . Hafine melamarnya untuk menjadi teman wanita , bagaimana dia tidak terkejut. Lagi-lagi dia tidak ada sedikit pun perasaan kepada seniornya itu . Tidak tahu pula seniornya jatuh cinta kepada dia.

Kini, Aisha bangkit daripada bangku dan mengundurkan langkah perlahan-lahan ke belakang .

" Terima kasih senior sebab senior berani berterus terang tapi saya tak dapat terima permintaan Senior . Saya tak layak - Saya dah anggap Senior seperti abang saya sendiri . Maafkan saya . "

Aisha menolak lamaran Hafine secara baik . Tidak sempat Hafine membuka mulut, Aisha terlebih dahulu berlari ke seberang jalan , menuju ke rumah .

Penolakan daripada Aisha secara tidak langsung menaikkan amarah Hafine . Sanggup dia rendahkan ego untuk meluahkan isi hati semata -mata kepada Aisha .

Penolakan Aisha dia tidak boleh terima . Rambut sendiri diramas geram . Kelibat Aisha semakin hilang , direnung tajam .

" You coerce me to use the bad ways , Aisha Kim . Aku nak tengok siapa akan selamatkan kau daripada aku ."

Deringan telefon di dalam poket meragut renungannya . Rengusan kecil terkeluar dari bibir . Poket diseluk untuk mengambil telefon . Tanpa melihat nama pemanggil , telefon miliknya terus dilekap pada telinga .

" Hah ! Siapa ni ? "

" Woi ! Akulah Rayqal . Sepupu sendiri pun tak kenal ke ? "

" Ouh . Kau ... Ada apa ? "

My Mate , That's Diavolo CriminaleWhere stories live. Discover now